Aneka Macam Siksaan

“Mana ada orang disiksa suami tapi pipinya tetap gemuk?!”
Terus terang aja, gw bingung, apa korelasinya kekerasan dalam rumah tangga dengan kualitas kegemukan pipi seorang istri. Apa gw mesti bikin tesis baru? Jangan ah, bisa-bisa judul tesis gw ditolak lagi kayak tesis gw yang terakhir kemaren, “Analisa Korelasi Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan dengan Tingginya Minat Cewek Dayak dalam Upaya Mengincar Cowok Jawa”.
Dasar yang namanya orang kalo udah latah, pasti nyebarnya ke mana-mana. Gara-gara Ratna Sarumpaet nggak mempercayai Manohara Pinot yang mendarat di Cengkareng dalam keadaan segar-bugar, padahal ngakunya Manohara habis disilet suaminya yang pangeran Kelantan, maka blogger-blogger pun langsung meng-copy-paste-nya ke dalam blog masing-masing. Betulkah Manohara disiksa? Kalo disiksa, kenapa dia sumringah sekali waktu sampai di Jakarta? Kenapa dia lebih nampak mirip artis sinetron ketimbang korban penyiksaan? Dan kalo memang dia dikurung ketat oleh pengawal-pengawal kerajaan Kelantan, kok gampang banget dapet tiket pesawat langsung ke Jakarta?
Nah, daripada gw ikut-ikutan latah nembak keyword dengan mengeluarkan segala teori ngawur tentang tragedinya Manohara, mendingan gw mengupas kata keramat bernama “siksaan”. Apakah siksaan itu? Tentu Anda semua juga udah tau, udah pernah ngalamin, dan mungkin malah sekarang lagi ngalamin. Anda bisa jadi orang yang tersiksa, atau mungkin juga orang yang nyiksa.
*Seperti lu, Vic? Lu masuk yang mana?*
1. Siksaan itu, adalah saat Anda udah kuliah capek-capek supaya dapet kerjaan yang Anda impikan, tapi ternyata Anda malah dapet kerjaan yang nggak Anda sukai. Dan Anda harus ngerjainnya coz gajinya yang cukup gede.
2. Siksaan itu, adalah kepala yang pusing sampai kronis, badan yang tetap kurus padahal makannya bejibun, dan setelah diperiksa laboratorium Anda dinyatakan sehat wal afiat. Dan hasil diagnosa lab yang nggak bisa jelasin keluhan Anda malah bikin Anda makin pusing.
3. Siksaan itu, kalo Anda pengen update blog, tapi nggak ada waktu buat nge-post. Dan memang Anda juga nggak punya ide baru buat ditulisin di blog. Sementara kolega blogger Anda dengan entengnya nulis post yang berbeda-beda, setiap hari.
4. Siksaan itu, udah blogwalking ke sana kemari, tapi angka trafik blog sendiri nggak kunjung naik-naik. Udah pasang iklan di blognya, tapi nggak ada yang ngeklik. Ngeklik iklan sendiri, besoknya blognya langsung di-ban oleh Mbah Gugel.
5. Siksaan itu, punya anak dan bini di Malang, tapi tiap hari kudu naik motor ke tempat kerja di Pasuruan, pulang-pergi. Anda pengen ngeluh, tapi Anda inget ada kolega yang punya anak dan bini di Ponorogo, tapi kantornya sendiri di Manado dan akibatnya dia cuman bisa pulang sebulan sekali.
6. Siksaan itu, punya buku setumpuk di rumah yang udah dibeli beberapa bulan lalu, tapi sampai sekarang masih belum sempat Anda baca juga coz Anda nggak punya waktu lantaran dibanjirin kerjaan. Sementara orang-orang lain udah baca buku itu dan semuanya bilang, “Bagus..bagus..!”
7. Siksaan itu, kalo Anda sedih liat Barcelona berhasil mengangkangi Manchester United di final Piala Champions. Bukan karena Anda fans Setan Merah, tapi karena Anda fans Persipura. Dan Anda bertanya-tanya kenapa Persipura nggak pernah bisa main di final Piala Champions.
8. Siksaan itu, kalo teman-teman sepantaran Anda berebutan nganter anak kembar mereka masuk SD, sementara Anda sendiri punya anak aja belum. Dan Anda bosan dengan pertanyaan super basi, “Kapan kawin??”
9. Siksaan itu, kalo Anda kudu ikut suami tinggal di luar negeri. Padahal Anda selalu kangen sama emak di Indonesia, kangen makan empek-empek, peuyeum, bika ambon. Dan belum tentu Anda bisa pulang tiap hari raya, coz di luar negeri nggak ada tuh yang namanya cuti Lebaran.
10. Siksaan itu, punya suami yang manis di luar, brengsek di dalam, dan memaksa Anda senyum-senyum kepada dunia untuk mencitrakan bahwa pernikahan Anda sangat-sangat bahagia. Dan Anda senyum sampai mulut terasa kaku, coz kalo berhenti senyum pasti tangis Anda meledak.
11. Siksaan itu, kalo Anda jatuh hati pada seorang perempuan, tapi nggak berani bilang pada perempuan itu. Coz Anda menyangka perempuan itu mencintai orang lain.
12. Siksaan itu, kalo Anda jatuh kangen, tapi nggak tega bilang kangen pada orang yang Anda kangenin, dan sebagai gantinya Anda cuman bisa melampiaskan dengan nyanyi-nyanyi lagu Afgan.
Kita ngumpetin setiap siksaan batin kita, kepingin melawan tapi nggak tau caranya. Akibatnya, semua pake jalur represif alias memendam. Dan menyangkal seolah-olah siksaan itu nggak ada. Berpura-pura menyukai kerjaan. Berpura-pura nggak cinta si dia. Berpura-pura jarak jauh itu dekat. Berpura-pura nggak butuh dikunjungi balik. Berpura-pura senyum-senyum bahagia. Berpura-pura Persipura lebih hebat ketimbang Barca.
Anda gimana? Menurut Anda, siksaan itu apa?
Siksaan yang berikut adalah, ketika nyesel berat lantaran ketinggalan baca post ini.. :p
asem, asem, asem! kenapa saya bisa telat banget baca postingan ini???
*saya hanya mau konfirmasi kalo saya ndak ngeluh*
Bernas tuh media yang wartawannya dibunuh di Jogja 10 tahun lalu ya? Waduh..
sikapi siksaan dlm hidup ini dengan bijaksana, karena di baliknya ada hikmah dan pelajaran hidup sehingga manusia akan makin dewasa dalam berfikir dan berbuat.
Vick, tulisan2mu sungguh bernas!!
Mbak Reni selebriti! Saking sibuknya baca komentar, sampai bingung mau ide apa buat nulis post barunya..
Siksaan nomor 3… cocok tuh dengan aku hehehe…
ah nggak juga, udah bawaan sejak lahir mbak, tapi jarang-jarang kumatnya he,
maksud saya tu, klo tersiksa memikirkan hal-hal yang ga pernah bakal mungkin terjadi ya…ndak pernah berhenti siksaannya…
Na, sekarang nyambi jadi penyair ya?
……
takkan bisa kau keringkan lautan
takkan bisa kau dinginkan mentari
takkan bisa kau padamkan rembulan
takkan bisa kau hentikan waktu
takkan bisa kau bunuh pikiranmu
pijaklah bumi, tataplah langit, dan rasakan hembusan angin
hilang perasaan ambigu itu
……
Dan makin nyiksa lagi kalo orang yang lagi make WC itu ternyata juga sama-sama mencret 😛
Siksaan itu kalo kebelet mencret pas WC nya dipake ama orang lain. 😀
Wijna, gimana siksaan mau berhenti? Sampai kapan pun Persipura nggak akan main di Liga Champions!
Mas Suwung, apanya yang di-soewoeng-kan??
bebaskan pikiranmu
soewoengkan oakmupnya dibawah dirimu
tips dari saya, cobalah untuk meracuni pikiran dengan anggapan bahwa siksaan itu suatu saat bakal berhenti…
Ya makanya belajar atuh..hehehe! Itu blog "Ada Cerita Nih!" yang di Friendster kenapa dianggurin?
siksaan itu…
kalo gw pengen cerita, tapi males nulis. pas udah ditulis, bingung mo publish kemana… maklum gaptek buat blog 🙂
nice story vic …
Aarrgghh! Piit! Menuh-menuhin halaman gw aja! Hahaha!
huahhh… pitshu no comment hahaha:D
Bang Poltak, tirulah Ringgo. "Maybe yes, maybe no!"
heheheh.. setuju mbak… kalo basanya yang namanya tersiksa tu gak bakalan di expose secara besar besaran…. hihihihihi
Depp, lu nggak ada waktu, atau emang nggak ada ide? :p
Moga-moga Bu Simorangkir cepet sembuh ya. Kesiyan anaknya tersiksa..
Siksaan, gua suka bgt ama tulisan lho. Terutama point 8 krn itu siksaan yg sampai skarang belum bisa gua hindarin
*ngakak dulu ahh*
no 3 tuh gue banget hwhahaa
no 4 n 7 bukan siksaan namanya, tapi dodol hihihih
buat gue siksaan itu kayak sekarang ketika gue liat my mom sakit and terlihat tak berdaya. Dan gue ga bisa liat dia tiap hari.
Itulah siksaaan terbesar dalam hidup gue.
(curcol termasuk spam ga yee? 😀 )
Antown, emangnya orang disiksa itu nggak boleh montok ya?
iya, kemarin di manohara tampil di bukan empat mata, “tambah montok aja nih”, gitu kata hostnya. disiksanya dimananya ya? media kok bikin kita kebingungan..
Heyy..Mas Farid jangan emberr..!
*ngejar-ngejar pake gagang sapu*
Hehehe, kayaknya yang tersiksa seperti kasus No. 12 itu saya tahu siapa orangnya : P
Emang gw bikin siksaan nomer 9 itu buat Mbak Ade di Penny dan Mbak Dian di Seattle, hahaha..
No 9, gw banget hahahahaha 😀
Hehe..kadang-kadang kita lupa bahwa link yang udah kita sebar itu nggak menarik-narik amat, jadi orang sana juga ogah jalan balik ke tempat kita..
yup bener, sikasaan itu ketika kita udah blogwalking sana sini tapi hasilnya nihil 😀 alias ga dapet kunjungan balik, wekekeke,…
Hihihi..kalo gw sih jelas nggak mau temenan sama silet, Man.. Hehehe..
makanya mungkin harus belajar nerima dan berteman dengan ‘siksaan’, supaya ‘siksaan’ itu gak akan selamanya menjadi ‘siksaan’….
bisa gak begitu? 😀