Launching Produk yang Bikin Saya Ketawa

Saya ingat sekitar beberapa hari yang lalu ada seorang kawan nanya serius kenapa banyak orang kepingin punya HP baru menjelang Lebaran. (Waktu itu saya mau jawab, cuman perasaan elu doang kali..), tapi terus saya ingat lagi bahwa saya pernah nulis bahwa kalau orang Indonesia punya sedikit anggaran untuk bersenang-senang, maka yang terutama kali dia lakukan adalah membeli smartphone.

The problem is, tahun ini masih bukan tahun yang bagus untuk membeli smartphone yang canggih-canggih. THR mungkin sudah turun minggu ini, tetapi seperti biasa orang-orang kita terlampau boros untuk membeli baju baru, sendal baru, sarung baru, et cetera et cetera. Lha sisa berapa dong kalau mau belanja smartphone baru?

Padahal di kampung kan mereka butuh smartphone baru untuk dipamer-pamerin. Bahkan lebih urgent buat beli smartphone baru ketimbang baju baru. (Mereka lho ya, saya sih enggak. :p) Because keperluan utama untuk lebaran ini adalah silaturahmi. Silaturahmi adalah basa-basi. Basa-basi adalah selfie rame-rame terus diupload ke social media. Cekrek cekrek.

Jadi..saya bisa ngerti kenapa sewaktu sore ini saya jalan-jalan ke sebuah mall elektronik di Surabaya, saya lihat vendor Advan ramai-ramai menguasai atrium bawahnya untuk promosi smartphone teranyarnya, yaitu Advan G1 Pro. Mereka menggelar operet-operetan cap lip sync plus bonus pertunjukan breakdance, dengan gimmick utama pemain-pemainnya menunjukkan feature-feature yang jadi unggulannya Advan G1 Pro.

Oh ya, brand ambassador untuk Advan ini adalah artis Gamaliel Audrey Cantika. Karena lagu mereka yang judulnya Jalani Hidup Ini itu sudah dibeli jadi jingle-nya Advan. (Siapa mereka, mbuhlah..googling aja sendiri. Yang jelas kalau saya ketemu tiga orang ini di jalan, sudah pasti saya nggak akan mengenali mereka sebagai artis.) (Kalau Anda ngetawain saya, saya maklum. Kita beda selera.)

Saya sendiri iseng untuk ceki-ceki featurenya Advan G1 Pro ini. Mbak-mbak SPG-nya kasih tahu saya bahwa feature asyiknya G1 Pro ini adalah kamera depannya yang tajem banget dengan resolusi 8 mega pixel. Cukup lah ya buat selfie. Sementara kamera belakangnya sendiri punya resolusi 13 mega pixel, jadi bisa lah ya untuk motret perahu di pantai pas lagi mudik.

Dan nggak perlu worry untuk kehabisan storage lantaran keasikan motret-motret dan unduh aplikasi sana-sini. Soalnya RAM internal storage-nya cukup besar, 3 GB. Nggak akan bikin smartphone cepet nge-hang dong.

Sebetulnya mas-mas SPG-nya nunjukin ke saya kalau speaker-nya banter suaranya. Tetapi lantaran promosi smartphone ini digelar di mall yang suasananya asli gaduh berisik (bayangin, mosok lagi asyik-asyik promo tiba-tiba nongol sepasukan tanjidor pawai sambil pukul-pukul gendang dan berseru-seru, “Sahuuurr.. sahur!” Jreng jreng jreng jreng.), saya jadi kurang paham seberapa keras speaker yang dimaksud dari smartphone itu.

Cuman yang mesti diwaspadai adalah penggunanya masih harus bawa power bank di tas, kalau nggak mau direpotin dengan bawa-bawa charger. Sebab, batrenya 2700 mAH doang, hiks hiks..

Tapi ya sebandinglah, soalnya harganya juga murah meriah aja, nggak sampai Rp 2 juta. Untuk ukuran smartphone buatan lokal, feature-feature-nya layak diadu dengan harga segitu.

But..saya mau ngomongin acara launching-nya aja, yang menurut saya rada terburu-buru sih. Sekiranya sore itu saya nggak iseng berjalan-jalan di lantai dasarnya mall, mungkin saya nggak akan ngeh kalau Advan menggunakan hari itu untuk peluncuran produk anyar.

Mereka menggunakan background berupa booth seukuran booth Instagram yang sering dipakai di event-event. Booth ini berupa lobang di tengahnya, dan di balik lobang itu ada banner seukuran lobang besar yang diganti macam-macam menuruti adegan operet.

Bintang utama dari operet ini adalah dua orang penari cewek dan seorang penari cowok yang sepertinya sedang belajar make up a la panggung dengan tangan mereka sendiri. Ini saya berusaha baik sangka, karena sebetulnya hati kecil saya mengira bahwa mereka sebetulnya adalah SPG dan SPB yang didaulat untuk menjadi penari operet.

Ketika lagunya GAC berkumandang dan penari-penari ini ber-lipsync mengikuti lagu, saya berusaha keras mengunyah-ngunyah pipi saya sendiri supaya saya nggak jatuh ketiduran. Saya berusaha maklum bahwa mereka berusaha menari dengan gaya yang terbaik, dan saya berusaha mengerti bahwa setiap orang mungkin masih dalam tahap belajar (menari), cuman level kesulitannya beda-beda. Kebetulan ini level kesulitan yang tersulit buat mereka.

Ada beberapa poin menarik dari jalan ceritanya operet ini. Misalnya ketika seorang aktor menunjukkan aktingnya sedang selfie, lalu background banner dari kertas dove pun terganti menjadi gambar wajah si aktor ini sedang selfie. Saya langsung berusaha menebak-nebak Advan pesan banner ini di mana.

Lalu ada adegan lain ketika aktor berakting sedang mencuri smartphone ini, lalu memakainya untuk selfie. Si smartphone langsung terkunci otomatis karena yang selfie ternyata bukan “pemilik aslinya”. Jadi ternyata smartphone Advan G1 Pro ini bisa mengenali pemiliknya yang asli atau apakah dirinya sedang dicuri.

Kemudian ada adegan lain lagi, sepasang tokoh sedang pacaran, lalu si cowok mencoba wefie dengan HP si cewek. Ndilalah ternyata hasil fotonya jelek dan si cewek marah-marah dan langsung kabur ninggalin si cowok. Si cowok spontan menggaet tangan cewek itu dan memfoto punggungnya dengan smartphone Advan. (Dan backgroung banner berbahan kertas dove pun ganti menjadi gambar punggung si cewek.) Cowok itu menunjukkan hasil foto si cewek di smartphone Advan-nya, dan si cewek langsung luluh dan mau baikan lagi.

(Sampai di sini saya betul-betul geleng-geleng kepala. Kenapa ada orang mau mutusin cowoknya gegara foto wefie mereka jelek? Apakah mereka tidak tahu cara menggunakan Photoshop?)

Yang paling menghibur tentu saja pasukan breakdance-nya. Ada 10 orang penari (ih, gw niat banget ngitungnya ya), dan mereka nyengir kuda sepanjang pertunjukan. Tak pakai make up panggung. Kostumnya cuma kaos hitam bertuliskan Advan, celana jeans, dan sepatu flat. Untung gaya narinya bener semua.

(Tapi saya mengharap mereka pakai make up lebih baik. Karena saya curiga mereka sebetulnya SPG yang didaulat disuruh menari-nari.)

Operet selesai begitu saja. Tak ada MC yang membubarkan acara. Pengunjung pun dibuat bingung, Lho, mbak-mbak SPG yang tadi nari-nari pada ke mana?

Dan yang paling menggetirkan saya, nggak ada pembagian tester smartphone gratis 🙁 (Oke, abaikan bagian yang ini. Saya terlalu sering lewat stand cemilan sosis.)

Dan saya pun jadi penasaran, kenapa Advan baru melaunching produknya sore ini, saat 25% penduduk Surabaya sudah mengepak koper masing-masing untuk balik ke kampung halaman? Kalau saya jadi sales director-nya Advan, saya akan sudah me-launch produk ini di awal Ramadhan supaya market tergiur untuk menggaet handphone ini untuk dipertontonkan pada khalayak di kampung..

Tapi mungkin jawaban yang rasionalnya adalah, karena mereka baru menemukan penari-penari dadakan untuk breakdance itu pada minggu terakhir bulan Ramadhan ini, Vic.. Dan dana untuk menge-print banner-banner berbahan kertas dove itu baru turun minggu ini..

Toh akhirnya saya dapet bisikan juga dari kawan, bahwa ternyata smartphone Advan G1 Pro ini baru launching doang. Tapi barangnya sendiri baru turun di toko-toko mulai sesudah Lebaran. Cocok dengan penghitungan kwartal ketiga tahun ini yang memang baru menginjak bulan Juli. Ealaaaaaa..

10 comments

  1. Wkwkwkwk… Aku beneran penasaran pengen liat tampilan penari2nya iniii :D. Tp feature yg mengenali bukan pemiliknya itu oke juga ih :D. Tp sbnrnya hp ini percuma buatku yg ga begitu suka selfie ato wefie :D.

    Jaman di mana aku lbh mentingin gadget itu sbnrnya pas msh kuliah dulu.. Sejak nikah, nth kenapa thr ga lagi dipake utk upgrade smartphone, tp lbh utk traveling 😀

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Memang menurutku HP ini menyasar konsumen-konsumen yang senang selfie-selfie-an. Kalau buat kita yang peduli dengan mobilitas dan memperlakukan HP sebagai komputer kedua, kurasa kurang cocok.

      Lucunya, aku rasa kalau maling nemu HP sih nggak bakalan selfie ya. Apalagi kalau malingnya rada intelek 😀 Nggak mungkin deh malingnya cukup selo buat selfie, hahaha…

Tinggalkan komentar