Android dan iPhone Bisa Tahan Lama, Asalkan…

Mencari smartphone yang batereainya tahan lama itu tantangan besar. Gambar diambil dari sini
Mencari smartphone yang baterainya tahan lama itu tantangan besar.
Gambar diambil dari sini

Dooh..kenapa bolak-balik saya datang ke pertemuan blogger pasti hadiah door prize-nya cuma power bank? Mbok ya sekali-kali hadiahnya tiket masuk Universal Studios gitu. Dan saya ini rada sering menang pula. Saking seringnya dapat power bank, di lemari saya sampai ada banyak banget power bank. Mau dijual lagi nggak bisa, soalnya ada cap sponsornya :-p Tapi mau didonasikan ke orang lain juga males, karena kadang-kadang power bank-nya itu gombal, sering nggak mau nge-charge kalau sudah ditancap. Saya kan malu kalau kasih barang rusak..

Namun yang lebih concern di kepala saya adalah, kenapa trend hadiahnya sekarang adalah power bank? (Mungkin karena di Surabaya, payung nggak laku, because di sini nggak pernah hujan :-p) Apakah keluhan orang rata-rata karena mereka ingin baterai smartphone mereka tahan lama? Sekarang ini, nggak Android, nggak iPhone, nggak Blackberry, sama saja sehari tidak pernah lewat tanpa nge-charge handphone. Demi Tuhan, di mana itu masa prasejarah ketika saya masih sering kelayapan keluar masuk hutan cuma membawa handphone Nokia saya yang baterainya bisa tahan empat hari? Pantesan power bank laku.

Jadi, daripada saya capek-capek cari-cari smartphone yang baterainya tahan lama (karena sepertinya itu tidak akan ada lagi, mungkin sampai anak saya jadi insinyur pencipta baterai smartphone yang tahan seminggu kalau dipakai main game, amien!), saya mau curhat tentang cara saya mengirit baterai. Tidak, saya tidak akan bilang “hapus saja aplikasi Facebook dari handphone-mu”, biarpun mereka sudah mengaku di sini bahwa aplikasi mereka memang ngabis-ngabisin baterainya iPhone.. 😀

Turunkan Brightness-nya

Jim Martin, editornya website tekno PC Advisor, bilang di sini bahwa menurunkan Brightness secara manual bahkan lebih mengirit baterai daripada memasang Auto Brightness yang suka ada di iPhone dan smartphone Android itu. Mungkin karena Auto Brightness masih bekerja menyesuaikan si smartphone dengan level pencahayaan yang ada.

Atur waktu timeout layar (Screen Timeout)

Saya tidak memelototi layar HP saya sampai layarnya mati sendiri. (Masa-masa ketika saya menunggu tanda BBM dari D menjadi R sudah lama berlalu. :-p) Jadi saya atur Screen Timeout saya ke durasi yang paling singkat. Akibatnya layar HP saya mati sendiri kalau dalam 10 detik tidak saya apa-apakan. Cara ini sukses mengirit baterai saya.

Matikan Bluetooth, Wi-fi, dan GPS kalau tidak dibutuhkan

Saya toh tidak tukar-tukaran file setiap saat dengan tetangga sepanjang waktu. Pasar tempat saya beli sayuran tidak mengandung wi-fi, jadi tidak mungkin saya internetan kalau saya sedang belanja. Dan suami saya tidak cukup posesif untuk melacak keberadaan saya setiap saat, jadi kenapa saya harus menyalakan GPS?

Matikan aplikasi kalau tidak dipakai

Setiap aplikasi memakan kerja processor dari sang smartphone. Jadi mematikan aplikasi yang tidak digunakan, berarti mengurangi beban kerja processor juga. Dan saya menyingkirkan aplikasi yang memang terbukti memberat-beratkan smartphone, apalagi kalau memang jarang dipakai.

Tapi percuma juga kalau sudah mematikan aplikasi ini-itu kalau dasarnya memang kapasitas baterainya kecil. Makanya kalau bisa pilih smartphone yang kapasitas baterainya memadai untuk keperluan kita dong ah.

Sebetulnya masih banyak cara lain yang saya kerjakan untuk membuat baterai smartphone saya tahan lama, tapi saya juga ingin dengar pendapat Anda. Apa yang Anda lakukan untuk mengirit baterai smartphone supaya tidak usah berburu smartphone murah di acara cuci gudang akhir tahun nanti? 🙂

23 comments

  1. Dhani says:

    Saya pake smartphone yg kapasitas baterainya > 3000 mah. Rekor sih 1,5 hari bisa bertahan. Itu kalo cuma dibuat standby aja. Dulu sih suka bawa charger kemana-mana buat jga-jaga eh tapi setelah beberapa pengalaman yg ga ada tempat ngecharge akhirnya beli powebank yg “bagus”. Sekarang charger digantikan oleh PB. Duh msh repot juga ternyata hehe

      1. Dhani says:

        Sebenarnya PB untuk jaga-jaga saja bu. Memang sih belum pernah kejadian yang awalnya di charge penuh trus hrs nge-PB cuma repot juga sih harus bawa-bawa si catu daya portabel ini “cuma” untuk jaga-jaga

  2. ria says:

    Nokia tahan smp 4 hari gak di charge itu memang dipake buat nelp doang apa smartphone? Hape nokia gue jg tahan seminggu gak di charge….soale emang buat nelp doang :)))))
    Konon sih notifikasinya dimatiin juga bisa membantu hemat battery

  3. Una says:

    Wah, brightnessku juga tak set paling rendah. Biarin gelap, wong selalu di dalam ruangan juga. Kecuali kalau pas jalan-jalan buat moto ga ketok, baru dinaikin hehehe. Soal powerbank, aku punya tapi kalau pergi malah jarang dipake… pernah masukin PB di koper, trus ketahuan di metal detector, dibongkar koperku, tapi aku ngakunya ngga tahu kalau ada baterai, soalnya ngga inget kalau punya PB XD

  4. ujangkasep says:

    sedikit tentang batre.
    biasanya saya mah, kalau dapati malam-malam batre tinggal 25%an, saya geber habis pake browsing, youtube, game. setelah batre habis dan ada peringatan harus dicas, barulah dicas. esok hari ketika perjalanan keluar rumah batre sudah 100% 😉

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Wah, saya mah pagi-pagi udah ngeyoutube, Jang. Jangankan malem-malem, sebelum siang aja batre udah tinggal 25%. Bisa dibayangin berapa kali sehari saya kudu ngecharge teh.. 🙂

      1. ujangkasep says:

        hehehe.. beda ya.. kasusnya sih gituh, besok mau beraktifiti padat batre sekarang nanggung dicas. ini mah solusi yang tak perlu keluar duit untuk powerbeng ato batre cadangan 😀 ngirit mode activated, sys.
        thanks to reply my comment ya.

  5. ninda says:

    sering aku matiin fitur inetnya kalo lagi di jalan mbak biar hemat gitu… kalo butuh ngenet baru deh dinyalain gaperlu juga pas lagi jalan terus buka blog kan :p

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Gini, Nin. Ninda mungkin belum merasa bahwa Whatsapp itu perlu dinyalakan setiap saat.
      Karena sebuah pesan dari Whatsapp bisa mengubah rencana yang sudah kita persiapkan hari itu. Dan Whatsapp itu butuh koneksi internet.

      Contoh soal: Aku dalam perjalanan pulang dari seminar menuju rumah, pakai mobil. Di tengah jalan aku nerima pesan Whatsapp dari temanku, bahwa di supermarket X sedang obral popok bayi dengan harga discount, dan discount itu hanya terjadi hari ini. Sebagai ibu yang punya bayi, aku pasti akan membalik arah mobilku dan lari ke supermarket itu dong. Meskipun semula aku sedang dalam perjalanan ke rumah.

      Begitulah kira-kira ilustrasinya kenapa kita butuh HP yang batrenya nyala setiap saat.

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Keluhan boros batere itu justru paling sering dikeluarkan oleh para user yang itnggal di dunia 3G atau 4G, Lih. Adapun user yang masih tinggal di daerah ber-GPRS hampir-hampir nggak pernah mengeluh boros batre. 😀

  6. mawi wijna says:

    Saya nggak pernah ngirit baterai gadget android Bu Dokter. Biasanya klo diajak jalan2 ya baterai full. Tapi klo di tengah jalan baterei habis mati ya mati saja, hehehe.

Tinggalkan komentar