Nasi goreng adalah jenis makanan andalan orang yang nggak bisa masak. Karena bikinnya gampang, cukup nasi putih dingin digoreng dengan sedikit minyak dicampur tumisan bumbu. Tinggal tambahin bahan-bahan pelengkap sesuai selera (atau sesuai stok yang ada di dapur) seperti telur, ketimun, potongan daging, dan sebagainya.Begitulah filosofi saya ketika awal-awal menikah. Kayaknya ada tiap minggu saya bikinin my hunk nasi goreng.Tapi anehnya, kadang-kadang ada saatnya dos-q ngomong, "Aku kepingin nasi goreng."
Lalu saya akan bilang, "Oke, besok aku bikinin."
Dan dia ngomong, "Ngg..aku kepingin nasi goreng bikinan tukang gerobak."
Dan saya langsung melempar tatapan sebal.Lalu saya mengadu ke nyokap. Tentang suami yang lebih kepingin nasi goreng bikinan tukang gerobak ketimbang nasi goreng saya. Saya merasa gagal sebagai istri.Apa coba jawaban nyokap saya? "Ky, tukang-tukang yang di gerobak itu, kalo masak nasi goreng, pake vetsin.""Apa?!" Saya terperanjat.
"Hmh. Kalo nggak percaya, liat aja sendiri," tantang nyokap saya.Tentu saja saya nggak mungkin memata-matai tukang gerobak nasi goreng dan meneropong bumbu apa aja yang mereka pakai. Bisa-bisa malah saya yang digoreng.Tapi keinginan membuat suami orgasme dengan nasi goreng terus-terusan menghantui saya.Sampek suatu hari, saya bikin nasi goreng lagi. Diam-diam, saya ambil vetsin dari lemari mertua, terus saya bubuhin seuprit aja ke nasi gorengnya.Di meja makan..
"Apa yang kurang?" tanya saya.
"Mmh..enak! Enak! Enak!" kata my hunk dengan mulut penuh makanan.
Saya merengut membayangkan ginjal yang rusak 20 tahun lagi kalau saya terus-terusan masak pake vetsin. Bisa-bisa mimpi kami menghabiskan pensiun dengan keliling dunia batal karena duitnya habis buat hemodialisis.Semenjak itu saya nggak minder lagi kalau my hunk bilang kepingin nasi goreng bikinan tukang gerobak. Saya mengkotbahinya tentang zat penipu bernama monosodium glutamat dan kroni-kroninya, dan lama-lama dos-q ngerti. Saya juga berusaha terus memperbaiki rasa masakan saya supaya bisa terasa enak kayak masakannya tukang-tukang gerobak tanpa harus tergantung sama vetsin.Kadang-kadang suami saya sekarang masih kepingin pentol (bakso) bikinan tukang-tukang gerobak. Saya kasih ijin asal nggak sering-sering. Setahun sekali udah cukuplah. Hahahah!
http://laurentina.wordpress.com
http://georgetterox.blogspot.com
Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
iya memang sih mbak dan saya juga penggemar makanan gerobak hehe nggak bagus padahal yaa huhu
Ya, memang beda sih rasanya mie dengan MSG dan mie tanpa MSG, hahaha..
Sebetulnya yang menentukan apakah masakan enak atau tidak enak itu adalah selera kita sendiri. Jika selera kita sudah memuja MSG, maka sampai kiamat pun makanan apapun terasa tidak enak bila kita tahu itu tidak mengandung MSG.
Jadi ya kurangi saja penggunaan MSG sedikit demi sedikit. Jika kita sudah sadar tentang bahaya MSG yang berlebihan, insya Allah kita bisa makan tanpa tergantung pada MSG.
Mbak, kalau masak sendiri di rumah kan penggunaan MSG nya bisa kita kontrol banget tuh itu gimana? MSG enak mbaak… huhuhuhu.. kerasa bgt beda mie ayam dengan MSG atau tanpa MSG..
Tapi kamu tetep makan juga ya, Nda.. ? :p
Kalau aku bikin nasi goreng, awalnya tumis bawang putih cincang dulu, baru telur kocok , bumbu dan nasinya. Kerasa bedanya, rasanya jadi lebih gurih. Btw, kalau kaldu instan R****o itu termasuk MGS bukan ya?
Iya, Yuyunt, Royco mengandung mononatrium glutamat, itu nama lain dari monosodium glutamat (MSG).
Iyo sih, vetsin itu melambungkan rasa! Tapi itu bukan cara satu2nya. Di"kuat"kan bumbu2 nya bisa juga mendongkrak citarasa lho…. Klo pas ke pasar, beli satu set "bumbu dapur" yang bisa dicoba efek rasa yang dihasilkan.
Aku ngeri bayangin ngulek bumbunya nggak bersih, Mas. Hihihhi..
wah, gue termasuk yang jarang masak, always beli mateng or makan diluar, dan ga pernah mikirin si MSG ini.. thanks ud nyadarin lagi:) btw kalo masak dirumah ga pake MSG, tp pake kecap ikan or kecap asin, itu gapapa kan ya..
Ya, Mbak Meilanny, jadi ini alasan kenapa nyokap-nyokap begitu resah lihat anak-anak ceweknya lebih suka beli makanan di restoran daripada masak sendiri. Bukan cuman karena ngajarin ngirit, tapi lebih karena takut bahaya MSG di masa depan. Makanya lebih baik masak sendiri meskipun bumbunya nggak karu-karuan, daripada masak makanan yang banyak MSG-nya.
Sebetulnya MSG kan tujuannya cuman penyedap rasa. Kalau kecap ikan/kecap asin bisa menyedapkan sih, ya nggak papa.
memang perlu kesadaran kuat untuk menepis vetsin dari hidup kita… aku juga masih suka beli makanan gerobakan sesekali. gapapa kan ya, bu dok, kalau sesekali aja… 😀
Ih..kita kan sayang ginjal, Mbak.. 😀
di inggris sini yg jual vetsin cuma toko cina/asia, orang asli sini sudah lama ga mengenal MSG karena sudah sadar bahayanya, jadi tidak dijual bebas di supermarket. bahkan rumah salah satu teman britishku, di dapurnya ga punya garam lho! bayangkan, mereka masak tiap hari tanpa garam, dan sudah biasa katanya. hebat yah…. tapi kadang kalo aku kangen micin, aku masak indomie sih, tapi ya itu, aku coba batasi cuma sebulan-dua bulan sekali 🙂
Itulah bagusnya orang di Inggris. Ilmu pengetahuan diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari, termasuk kesadaran untuk mengurangi penggunaan MSG.
Tapi kalau masak nggak pakai garam, emang enak gitu? Berarti keluarganya nggak darah tinggi dong ya? Tapi apakah lantas nggak jadi dehidrasi?
"Tapi keinginan membuat suami orgasme dengan nasi goreng terus-terusan menghantui saya."
parah tuh mbak, sampai segitunya gara-gara nasi goreng 🙂 Untung aja lidahku tidak milih-milih makanan, entah itu asin atau hambar, yang namanya makan saat lapar akan ketelan juga 🙂
Hihihihi..lidah suami saya lebih jeli daripada lidahmu 🙂
Makanan gerobak-gerobak itu jadi kelihatan rasa aslinya kalau mereka ga pakai micin. Ada yang mengakali dikasih garam lebih banyak kalo kita minta ga pakai micin. Jadi asin, ga gurih, heauhehue.. Tapi kenapa MSG tetap dijual bebas kalau bahan itu berbahaya dok? Konspirasi wahyudi kah? 😀
Kesian Wahyudi dijadiin kambing hitam melulu, hahahaa..
MSG sebetulnya baru bisa dibilang berbahaya jika dipakai secara berlebihan, Gal. Ada kadar berbahayanya, cuman saya nggak hafal (teman-teman dari Kimia Terapan mungkin lebih tahu soal ini). Makanya sampek sekarang MSG belom dilarang.
Sebetulnya kalau cuman dipakai sesekali, dalam jumlah yang sedikit, MSG nggak berbahaya. Tapi yang namanya juru masak kan, demi tuntutan pasar, kadang-kadang nambahin MSG lebih banyak supaya dibilang makanannya enak.
sejak menikah kami membuat kesepakatan bahwa semua masakan di rumah gak pakai micin/versin. awalnya terasa hambar. tapi lama2 biasa. pas beli mie ayam atau nasgor di luar misalnya, saya juga bilang: "gak atek micin buk" xixi..
Itu si tukang mie ayam/nasgor nurut nggak ya kalo dibilangin nggak pake micin? Takut dia korup karena takut masakannya jadi nggak enak..
Wah kalau hubby gw sih kebalikannya, kalau kita makan di Chinese rest atau terkadang di several Mexican rests, bbrp jam setelah kita meninggalkan rest langsung deh pundak dan leher belakang dia gga enak. Gga tahan ama MSG makanya seumur2 di rumah kita gga ada tuh yg namanya vetsin, I always use salt and sugar to replace MSG.
Kok bisa ya MSG bikin sakit bahu n leher belakang? Padahal nggak ada tempat aksinya lho MSG di lokasi-lokasi itu..
Aku juga lebih seneng pake salt and sugar, Mbak. Cuman kecewa aja gitu kalau liat ekspresi hubby biasa-biasa aja pas makan makanan yang cuman dikasih bumbu standar itu.
makanan yang paling sering kau beli nasi goreng kalau malam mbak
Soalnya cepet bikinnya, cepet kenyangnya, bikin cepet pulas tidurnya..
berbahagia sekali punya istri dokter tiap hari dapat kuliah kesehatan gratis lagi hehee
Moga-moga suaminya nggak pusing dengernya, ya Pak..