Flirtous

Ada perbedaan mendasar antara pria yang udah menikah dan yang belum menikah. Pria yang udah menikah ngga boleh jelalatan coz dia udah punya istri. Pria yang belum menikah boleh jelalatan coz dia belum punya istri.

Gw ngga ngerti kenapa pria masih juga belum ngerti norma satu yang sederhana ini.

Teman gw, baru-baru ini ngaku ke gw bahwa dalam setahun terakhir sering ngobrol sama mantan pacarnya. Gw sebenarnya agak takjub juga, coz mereka kan udah berpisah 12 tahun yang lalu. Teman gw nyangkal bahwa kini mereka intim seperti waktu mereka pacaran dulu. “Hanya ngobrol secara kasual,” kilahnya.

Teman gw ngga pernah ketemu mantannya lagi. Mereka cuman ngobrol di chatroom doang. Kadang-kadang mantannya meneleponnya cuman untuk nanya apa kabar. Tak ada pembicaraan kotor yang sexy. Betul-betul hubungan yang kasual aja. Tak ada yang aneh jika mantan pacar kita sering ngajak kita ngobrol pada jam 9 atau jam 10 malam, saat semua orang udah mulai menguap karena ngantuk, bukan? Tak aneh juga kalo kita sering ngobrol sama mantan pacar pada jam larut malam padahal masing-masing dari kita kudu ngantor pagi-pagi sekali besoknya, iya bukan? Bukan.

Keluhan baru muncul kemaren, ketika temen gw iseng buka Facebook dan menemukan sang mantan di halaman pertama. Si mantan itu menulis di statusnya, “Lagi jemput istri..”

Temen gw kaget bukan main. Istri?! Si Mas udah married?!

Karena tidak pernah sedetik apapun dalam pembicaraan mereka, pria itu menyebut bahwa dia sudah menikah. Bahkan dalam pembicaraan mereka yang “kasual” itu, tidak pernah tersirat sedikit pun bahwa mantannya itu sudah menikah. Dan untuk ketidakadaan pemberitahuan ini, teman gw sangat keberatan. Yah, istilahnya yang lebih tepat adalah tersinggung.

Dan perempuan ini tak mengerti kenapa dirinya harus tersinggung bahwa teman pria yang sering ngajak chatting malem-malem itu tidak bilang bahwa si teman sudah menikah. “Apa mereka ngga mikir bahwa mereka harusnya bilang?” gugatnya.

Gw bilang, mungkin mestinya temen gw ngecek dulu apakah si mantan itu udah menikah atau belum. Berpisah selama 12 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk mengetahui perubahan status kelajangan masing-masing.

Temen gw nyanggah, katanya dia ngga punya waktu buat ngecek profil mantan-mantannya. Lagian itu hanya hubungan “kasual”, bukan begitu?

Gw bilang, kalo memang cuman “kasual”, kenapa harus tersinggung?

Kata temen gw, “I thought he flirted with me. Dan dia sedang berusaha cari kesempatan kedua buat balik lagi..”

Gw bilang, kita ini flirtee (flirtee lho ya, bukan flirter) yang berpengalaman. Mestinya tau mana flirt yang potensial, dan mana flirt yang cuman ecek-ecek. Gimana temen gw itu bisa begitu bodoh mengira bahwa si mantan telah melancarkan flirt yang cukup potensial buat ngajak rujuk?

Lalu kata temen gw, “Coz saban kali gw muncul, dia selalu panggil gw, ‘Halo, Cantik.'”

Rasanya gw mau ikutan sewot. Edan, berani betul pria itu mempermainkan temen gw. Dan mempermainkan istrinya.

Perempuan yang dipanggil “Halo, Cantik” hanya bisa melancarkan dua reaksi:
1. Tersenyum, bilang terima kasih, atau flirt balik dengan bilang, “Halo, Ganteng!” Artinya dia senang dipanggil begitu.
2. Panggil hansip buat nangkap pria yang berani panggil dia begitu. Artinya dia merasa dilecehkan.

Gw rasa si mantan panggil temen gw begitu untuk tujuan pertama. Temen gw emang cantik. Tapi gw rasa si mantan udah ngga pantas panggil gitu lagi. Itu flirtous namanya. Ngga etis. Dia kan udah punya istri. Dan buat laki-laki manapun yang udah punya istri, dia ngga boleh anggap ada perempuan yang lebih cantik selain istrinya. Bahkan meskipun dia berhadapan dengan Angelina Jolie sekalipun.

Memang, tidak semua istri bisa lebih cantik daripada Angelina Jolie. Tapi suami juga kudu tau diri. Bahwa kalo menurut dia Angelina lebih cantik daripada istrinya, dia tetap harus tutup mulut. Karena laki-laki yang baik, akan selalu jaga perasaan istrinya. Tidak flirtous kayak mantannya temen gw itu. Menyebar guyonan bernada merayu, racun yang bikin kangen.

Sekarang temen gw ngerti kenapa mantannya selalu ngajakin dia chatting malem-malem. Coz sang mantan itu jenis suami kesepian. Tinggal beda kota dari istrinya. Tak ada yang lebih memicu kesepian laki-laki dewasa manapun, selain sendirian di tengah malam tanpa perempuan cantik di sebelahnya. Kalo istri nun jauh di sana sudah ketiduran, lalu masih ada mantan kekasih yang bangun, enak diajak ngobrol, dan fotonya memikat, jadi kenapa tidak?

Untung mereka udah putus 12 tahun lalu. Laki-laki itu, memang bukan suami yang baik. Dan dia sangat beruntung coz tidak dimilikinya sekarang.

Temen gw mendesah. Kalo aja dia tau bahwa si mantan itu udah punya istri, takkan diladeninya chatting flirtous itu. Kita ini mungkin bitch, tapi bitch santun ngga pernah goda suami orang.

Dan sekarang lagu favoritnya adalah lagunya Ari Lasso. “Aku tak tahu kau sudah punya kekasih.. Mana kutahu? Kau yang tak jujur padaku..”

http://georgetterox.blog.friendster.com
www.georgetterox.blogspot.com

22 comments

  1. @ Arman : terima kasih untuk mendukung pendapat nomor 1 saya. Memang pilihan untuk mendukung nomor 1 sangat tepat ** Ingat ! ini bukan kampanye yah **

    @ Vicky : kalau dirimu aja merasa buang energi untuk nanyain status laki2x, apalagi buat kaum pria yang nggak ada angin dan hujan tiba2x bilang sama lawan bicaranya "eh gw udah married lho"…… 🙂

  2. Kenapa laki-laki harus jelalatan? Apa mereka nggak takut sakit mata?

    Kenapa harus repot-repot nanyain status dulu? Buang-buang tenaga aja. Apa nggak ada prioritas pertanyaan lain yang lebih penting?

    Owalah..itu tho yang namanya Jason T?

  3. Arman says:

    hahaha lain kali harus selalu inget basa basi nomor satu. begitu halo-haloan setelah lama gak kontek2an, harus langsung melancarkan pertanyaan:

    apa kabar nih… udah married belum?

    gitu… 😀

  4. Hahahaa…

    1. That is wanita (dan ini disukain laki-laki) suka merasa nggak perlu nanyain status laki-laki, semakin nggak ditanya tentang statusnya semakin cowok seneng (nggak ngabisin energi kata Julia Christanti.. ini perempuan lho yang bilang)

    2 dan 3. Buktinya ada kok Vick… hehehe

    4. Sebagai praktisi hukum gw udah sering diminta nasehat untuk orang yang mau gugat cerai karena selingkuh (dan wanitanya yang selingkuh).

    Halah gara2x efek di Cali yah… Jason Tedjakusuma ndak tahu (itu tuh wartawan koran bahasa Inggris dan mantan pembaca english news di Metro TV)

    Regards,

    Cowok setia 🙂

  5. Dear Wahyu yang baik hati, tidak sombong, jagoan, lagipula pintar,

    Gw mau bela temen gw dari tuduhan bodoh yang kautudingkan.

    1. Apa pentingnya nanya sekarang sama siapa? Pedulikah kau sekarang mantanmu sama siapa? Gimana kalo jawabannya ternyata dia tidak bersama siapapun semenjak putus dari kita? Pertanyaan itu bisa jadi malah melukai hatinya andaikan dia jomblo. Pikirkan.

    2 dan 3. Kenapa harus takut nyapa Halo Cantik atau Halo Jelek cuman gara-gara takut dikira ngegombal atau malah takut digaplok? Ada cewek yang senang digombalin, dan ada juga cewek yang senang ngegaplok. Pria sudah kodratnya ngegombal dan digaplok, jadi terimalah nasib. Apa yang salah dengan gombal? Cewek tidak pernah betul-betul percaya kadal begituan.

    4. Sebut gw konservatif, tapi perempuan baik-baik yang sudah menikah tidak menggoda laki-laki mana pun selain suaminya. Dan perempuan baik-baik yang belum menikah tidak akan menggoda suami orang. Ariel itu tidak cakep. Dan siapa itu Jason T?

    Regards,
    Perempuan yang Seneng Flirt Secara Elegan

  6. Dear Vicky ysng manis dan….. :

    Menurut gw sih itu sih kebodohan temenmu juga. Pendapat gw :

    1. Sudah tahu banyak laki2x seperti itu, harusnya pertanyaan pertama ketika chating pertama kali setelah 12 tahun adalah : apakabar ? sekarang sama siapa ? sudah married atau belum ? anaknya udh berapa ? so kalau temenmu nggak tanya, bodohnya temanmu.

    2. Laki-laki emang serba salah, nanti kalau dipanggil "halo cantik" dibilang ngegombal sama ceweknya, tapi kalau dipanggil "halo jelek" nanti ceweknya tersinggung dan ngegaplok lagi.

    3. Basically, perempuan (seneng) di or being flirtee… tapi seharusnya juga punya filter dong… karena laki-laki udah dari sononya juga seperti itu

    4. Kalau menurut gw yang namanya jaga hati, mata dan kelakuan baik cowok atau cewek sama aja, karena gw sering kali tahu cewek kelakuannya sama aja sama cowok (bahkan perempuan yang sudah married). Dirimu juga seneng toh kalau liat cowok cakep kayak Ari Wibowo atau Ariel atau Jason T dsbnya…

    Regards,

    Ttd.
    Cowok baik hati dan tidak sombong, jagoan lagi pula pintar

  7. Setelah aku pikir-pikir, berulang kali aku nge-date dengan pria-pria yang berbeda, hanya satu yang pernah bilang aku cantik 🙂
    Kurasa aku memang jarang kencan dengan orang-orang yang senang ngegombal.

    Normaku bilang, setia itu wajib. Setia dalam kata, perbuatan, hati. Setia hati itu yang susah. Kalo kita sudah menikah dan sering ngomong intim pada jam-jam yang tidak kasual dengan orang yang bukan suami/istri kita, apakah itu etis dalam pernikahan?

    Kadang-kadang pujian bernada merayu itu cuman sekedar gombalan. Tapi kalo dilakukan secara periodik dan terus-menerus, apakah tidak potensial memicu perasaan-perasaan intim yang (tidak) diinginkan? Kita memang nggak bermaksud bikin orang ke-ge-er-an dengan perbuatan kita, tapi hendaknya ya jangan mengeluarkan kata-kata yang potensial bikin orang ge-er dong.

    Betul banget kita mesti belajar bergaul lebih banyak lagi. Bergaul terutama dengan orang-orang yang suka flirting. Supaya tau mana yang flirting becanda dan mana flirting yang mengandung udang di balik batu. Flirter yang main cantik tentu akan berusaha supaya flirt-nya nggak bikin obyek flirt sakit hati. Duh, emang kayak gimana sih flirt yang main cantik itu?

    Aku rasa memang tak begitu urgent untuk bilang secara eksplisit kalo kita sudah menikah, pernah menikah, atau bahkan masih lajang sekalipun. Tapi kalau kita sudah punya suami atau istri atau bahkan keduanya, nggak usah berlagak single lah!

  8. mawi wijna says:

    Itu kan disebabkan si [F] yg belum punya pasangan, nggak heran klo [F] mengharapkan cinta. Tapi bukankah pada dasarnya manusia itu butuh kasih-sayang. Entah kenapa kalau udah ngomongin nafsu (kasih-sayang) itu pelampiasannya serba salah. Menurut saya itu yang paling sesuai adalah;

    Berhubungan baik dengan orang tapi nggak mengharapkan balasan apapun.

    Satu lagi, kita cinta dengan orang karena kekurangannya. Jelek, miskin, bodoh, itu ndak berarti apa-apa kalau kita dah sayang sama dia. Sorry saya pakai notasinya mas Eoin.

  9. Hahaha … temenmu itu GR-an amat deh …
    Kalo aku jadi cowoknya, aku bakal melakukan hal yg sama. Aku ngak bakal cerita dah nikah kalo ngak ditanya. Hemat energi gitu loh.

    Trus sebutan "cantik" dari ekx-pacar biasalah … kalo dulu sewaktu pacaran kita disebut cantik, masak dah pisah 12 … lalu kita disebut "jelek" sih?

    Kalo cowok-cowok kayak gitu mending ngak usah ngomong sama aku … dah list-nya aku masukin aja ke tong sampah … kalo ketemu dijalan aku bakal jalan lurus aja …
    hehehe …

  10. Fanda says:

    Menurutku sih klo sapaan kayak gitu biasa aja. Yg jelas klo aku disapa gitu aku ga bakal flirt dgn jawab 'Halo ganteng'! Ga peduli married ga married. Karena klo kita dah jawab gitu, ga bisa nyalahin klo si cowok bakalan flirting beneran. Itu coz kita seolah kasih lampu hijau ke dia.

    Kayaknya bagi cowok hal seperti itu sah-sah aja. Asal ga berlanjut. Itulah pentingnya kita belajar beda antara cowok dan cewek. Aku lbh banyak bergaul ama temen cowok, dan ada yg memang seneng menggoda temen cewek tnp ada maksud apa2, dan meski dia tetap setia ama istrinya.

    Para cowok…betul ga?

  11. reni says:

    Wah.., cari-2 kesempatan tuh.
    Masalah kesetiaan sih tergantung orangnya, banyak juga cewek yg tidak setia, mbak.
    Kesempatan utk itu sangat banyak tinggal orangnya aja mau memanfaatkannya apa tidak.

    Hihi.. kok serius banget sih komentarku.. ^_^

  12. depz says:

    aku tak tahu…. kau sudah punya kekasihhhh….

    makanya buat para pelaku flirting, maen cantik donk. ga usah pajang poto istri, apalagi update status2 yg berbau fb. Tapi kalo emang masih kayak gt mending ga usah flitring2 lah.

    payah tuh cowo
    😀

  13. mungkin sebagian lekaki yang begitu..

    tidak semua laki-laki…

    sebaiknya kita selalu berlaku jujur terhadap diri kita sendiri…

    salam kenal

    lelaki diantara bejuta wanita…xixixi..

  14. ADVINTRO says:

    sensitif juga ya, hal gitu, kudu hati-hati kalo muji..tapi apa gak bisa dibedakan ya? yang muji sekadar muji dengan yang ada udang di balik batu?

  15. hah, jadi inget beberapa waktu lalu, sempet chatting sama seorang temen kuliah, dia yang add duluan, terus kalo nyapa di chat room dengan kata2 "Hai cantik, pa kabar?" atau yang sejenis dah.
    Tapi baru tau kalo ternyata, eng ing eng, He's going to get married, booo, patah hati !!! ehm, gak ding, untung belum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, hahahahaha

  16. eoin says:

    [kurasa] itulah yang disebut harapan berlebihan gender[M], sejak [M]diciptakan sebagai pemuja keindahan. sebuah ikatan tidak menjadikan [M] lepas dari kelelakiannya. [M] yang paling baik adalah yang menghargai ikatan itu, meski dalam hatinya tetaplah hanya seorang [M]. kadang [aku]berfikir, mengapa tidak diterima saja sebagai satu paket? [aku] sudah pernah berusaha keras, menghilangkan semua keinginan itu. dan hanya sanggup berakhir sebagai pemuja Lukisan. usaha lebih jauh lagi, membuat rasa [itu] mati.
    [semoga aku tidak dibenci :)]

Tinggalkan komentar