Gadis Berkacamata Tak Pernah “B*tchy”?

Dalam setiap film drama yang sebenarnya duduk perkaranya tidak jauh-jauh dari urusan rebutan laki-laki, selalu ada tokoh gadis kejam dan gadis merana. Coba kita hitung-hitung, kenapa sih tampangnya setiap gadis merana selalu nampak lebih menderita ketimbang gadis kejam? (padahal kan nggak seratus persen bahwa kemeranaan si gadis adalah karena ulah si gadis kejam) Contoh kecilnya aja, dalam film My Best Friend’s Wedding, Cameron Diaz sebagai pihak yang mau dicuri tunangannya oleh Julia Roberts nampak seperti cewek lugu, alias lucu binti dungu; bandingin dengan Julia yang nampak hip. Contoh lain, dalam film Gossip Girl, dalam keadaan hujan sederas apapun si Blair nampak selalu modis dengan rambut seperti habis di-blow, bandingkan dengan Serena yang selalu dijelek-jelekin Blair dan rambutnya selalu nampak acak-acakan. Membuat saya bingung, kenapa ya tukang make-up film-film Hollywood itu selalu pilih kasih terhadap tokoh gadis merana..?

Di sela-selanya saya mantengin tivi buat nonton bola dan berita politik (tidak, urusan video klip mirip artis itu tidak termasuk berita politik!), tidak ada lagi yang bikin saya tertarik selain nonton seri iklan kosmetik Thai yang terbaru. Buat para penonton blog saya yang tinggal di luar negeri, baiknya saya ceritain aja ya.

Iklan ini dibikin berseri-seri (bukan berseri-seri sumringah lho ya, tapi kayak serial gitu!), ceritanya tentang seorang gadis yang berprofesi sebagai penata busana. Gadis ini naksir seorang cowok sok cool dengan rambut a la Korea yang disisir ke pinggir, yang selama ini menganggap dia seolah invisible. Dalam kesehariannya gadis ini mendapatkan hambatan coz selalu diremehkan oleh seorang cewek b*tchy yang somsenya setengah mati (dan nampak lebih berpotensial mendapatkan si cowok cool berambut-disisir-ke-pinggir). Oh ya, gadis ini juga tidak cukup percaya diri soalnya dia berkacamata dan di pipi kirinya ada bintik-bintik itemnya (nah, mulai jelas kan siapa sponsor dari iklan ini?) Konflik terjadi ketika si gadis merana ceroboh ninggalin buku sketsanya sehingga buku itu ditemukan si cewek b*tchy. Dari buku itu ketahuan bahwa si cewek pandai menggambar baju dan cowok (terutama cowok sok cool dengan rambut disisir ke pinggir). Si b*tchy membuang buku itu keluar jendela, dan siyalnya ternyata buku sketsa itu malah mendarat di mobilnya si cowok sok cool dengan rambut disisir ke pinggir (gila, panjang amat namanya yak?). Dan si cowok malah menyangka bahwa buku sketsa itu adalah karyanya si cewek b*tchy.. (Jika ada yang berspekulasi kenapa saya mau-maunya mengamati drama picisan, harap diingat bahwa saya pernah jadi sutradara film dan saya selalu tertarik sama sinematografi. Dan sinematografi iklan ini bagus sekali.) Pokoknya cerita iklan ini berakhir bahagia. Si gadis merana akhirnya berdansa dengan si cowok sok cool dengan rambut disisir ke pinggir itu. Tentu saja setelah dia memakai kosmetik Thai untuk menghapus bintik item di pipinya itu, dan setelah dia melepas kacamatanya. (Saya nggak tahu apakah berdansa itu tanda jadian apa enggak. Itu tidak penting!)

Saya cuman terusik oleh sesuatu. Kenapa tag iklan ini adalah β€œApa yang terjadi pada gadis berkacamata dalam 7 hari? A. Tampak lebih cerah dan noda hitam berkurang B. Tampak lebih cerah dan kerutan berkurang”.

Dan akhir dari cerita iklan ini, gadis ini memang akhirnya mencopot kacamatanya. Saya bingung, kenapa nggak dipakai aja kacamatanya sekalian sampek ceritanya selesai?

Saya terheran-heran, kenapa kita bisa dengan mudah menemukan dalam iklan ini, mana gadis merana, mana gadis kejam. Gadis yang merana pasti yang pakai kacamata, selalu begitu! Saya nggak inget pernah nemu di cerita manapun bahwa gadis yang b*tchy adalah gadis yang pakai kacamata. Sepertinya memakai kacamata itu selalu distereotipkan dengan kisah merana binti pilu.

Memangnya gadis yang berkacamata nggak bisa jadi gadis kejam ya? Mbok sekali-kali saya kepingin nemu cerita di mana ada pertikaian dua gadis berebut laki-laki ganteng, dan gadis b*tchy-nya pakai kacamata sedangkan gadis merananya nggak pakai kacamata. Saya kepingin sekali-kali lihat gadis berkacamata kalah dalam pembantaian dan akhirnya si cowok yang kebetulan juga nggak pakai kacamata itu milih gadis yang nggak pakai kacamata.

Adakah cerita yang kayak gitu?
Fotonya dari http://sodahead.com

34 comments

  1. Hahaha! Boleh juga tuh idenya!
    Jadi kepikiran, kenapa ya buat iklan kosmetik pasti latar belakangnya selalu tema drama. Mbok sekali-kali buat iklan kosmetik tuh pakai lakon tema suspense atau tema horor..

  2. Ina says:

    hmm…ntar aku bikin cerita cewek kejam pake kaca mata (hitam gede Channel)biar orang ngga bisa lihat mata judesnya…he…he…Tapi kayaknya lebih asyik kalo ceritanya begini cewek berkaca mata itu karena sering di bullying teman-temannya diam-diam bales dendam dengan membunuh teman-temannya itu satu persatu dan dengan wajah innoncent berkaca mata meninggalkan TKP dengan tenang dan dingin, gimana?..ngayaal…wakakak

  3. Aku berkacamata, tapi ngga merana. Kalo ngga pake kacamatanya malah merana…Vick not*y en bitc*y tuh apa seh….(hehehehe…ketauan banget ngga pinternya yah?).

  4. Intensedebate itu makhluk apa pula ya?

    Nanti deh aku buka website Commentluv lagi kalo nyalain netbook. Saban kali aku ke Commentluv.com, website itu membuatku tersesat πŸ™

    Padahal tujuanku cuman mau pasang judul post terbaru dari masing-masing komentator, tapi kok ya gagal melulu, hiks hiks.. πŸ™

  5. fahmi! says:

    hah, "potensi ke-b*tchy-an kita"? potensi ke-b*tchy-an kamu kali, ky? πŸ˜›

    btw tentang commentluv, kalo di blogku (yg pake wordpress) bisa bekerja dg baik. teman2 yg komen disana bisa otomatis tercatat post terbarunya (entah mereka install commentluv ato enggak di blognya, nggak masalah).

    tapi commentluv di blogspot kok aku belum liat ada efeknya ya di blog sini. di blogspot, commentluv itu plugin untuk intensedebate. perlu install intensedebate dulu, hehe.

  6. Saya kan ngomongin kosmetik, bukan deterjen..!

    *manyun*

    CommentLuv itu berguna, tauk. Gara-gara CommentLuv, tadi pagi judul postingan terakhir atas blog ini muncul waktu saya komen di blog pacar saya..

  7. ireng_ajah says:

    Mpe lupa.. Pilihan background templatenya bagus mbak..

    Komen luv nya di buang aja napa mbak.. prasaan udah lama aku protes itu..

    qiqiqiiqiqiqii…

  8. ireng_ajah says:

    Komentar ini pas lg istirahat pertandignan antara Portugal dan DPR Korea (1-0 untuk Portugal sampai saat nulis ini)

    Kebetulan pertandingan tersebut diiringi hujan gerimis. Hal yang menarik adalah kaos tim baik itu Portugal n DPR Korea tidak "bernoda" apalagi tim DPR Korea memakai wanra putih. Tidak tampak itu noda coklat2 gitu.

    Terlepas dari sistem drainase lapangan yang bagus, jika disangkut pautkan ma iklan sabun pencuci pakaian yg sering nongol di tv, bisa jadi salah 1 alesan kenapa mereka "jor2an" untuk memberitahu bahwa produknya ampuh membersihkan noda membandel, bahkan sampai kekuatan 10 tangan, 12 tangan, sekali kucek dll karena melihat fenomena lapangan sepakbola negara kita dimana ketika hujan turun, kaos tim akan tampak penuh noda (lumpur)

    Pertandingan dimulai lg neh mbak.. Semoga DPR Korea menang.

    Btw, komennya gak nyambung… (emot lari mbil ngakak)

  9. jc says:

    Ah.. daku berkacamata dan daku tak merana.. Kalo kubilang sih enggak cuma cewek merana yg dipakein kacamata. Peran cewek jelek entah kenapa selalu berkacamata, ber-begel dan berambut keriting. Sayangnya aku memenuhi kedua syarat itu! Siyal banget!

  10. Ah, Arman, sebagai pekerja film, lu pengertian banget tentang perkara stereotyping ini.. :p

    Kurasa itu penyebabnya gadis berkacamata di iklan kosmetik itu jadi merana! Salah sendiri dia pilih kacamatanya bunder kayak Harry Potter. Coba kalo pilihnya kacamata Rayban, aku yakin dia nggak akan diinjek-injek.

    Saran ya buat semua gadis berkacamata (termasuk aku dong?): Pilihlah kacamata yang modis dan trendy. Sekarang lagi musim kacamata segede-gede gaban, yang lebarnya sampek melebihi pinggir wajahnya, itu tuh yang suka dipake suporter Afrika Selatan di Piala Dunia! Malah warna bingkainya kan lucu-lucu bin gonjreng. Nggak cuman itu, kan sekarang bingkainya ada yang membentuk angka 20 n 10.. :p

  11. Arman says:

    yah karena film itu kan terbatas durasinya. jadi make up dan asesoris itu dijadikan penunjang untuk membentuk karakter. supaya dari ngeliat nya aja kita udah bisa tau mana yang merana, mana yang bitchy bahkan sebelum tokoh2nya itu ngomong dan sebelum ceritanya mulai.

    soalnya kalo gak gitu, yang ada pengenalan dan pembentukan karakternya bisa makan waktu yang ada filmnya jadi kepanjangan… hehe πŸ˜€

  12. @ Debhoy: itu cewek keren banget. Mirip Clark Kent dan Superman. Bukti bahwa image kaca mata=orang baik2, biasa aja, rumahan bukan cuman punya cewek lho ya.

    Jadi, "Adakah cerita yang kayak gitu?" Ada ah. Power Puff girls, salah satunya. Nanti aku bikin deh yang ngalahin ketenaran Ipin dan Upil=)

    Cewek berkaca mata yang bitchy kayaknya banyak. Tapi berkacamata item ala Rayban plus berbikini. Soalnya kalo kacamata bunder bening takut dikira Harry Potter, Vic.

  13. Cahya says:

    Kacamata itu punya daya tarik tersendiri, apalagi kalau dibuat dari magnet πŸ˜€

    Tapi kalau tetap anggun dengan atau tanpa kacamata, hmm…, boleh deh πŸ™‚

  14. Debby, sebenarnya aku hampir mirip cewek itu. Hanya saa aku cuman sudi pergi ke kafe yang jual pizza atau yamien asin pangsit.. :-p

    Hoeda, itu isu global yang sangat menyesatkan.. πŸ˜€

    Mas Fahmi, yah sebenarnya bisa dibilang kacamata itu sangat membuat potensi ke-b*tchy-an kita menjadi tersamarkan, dan kurasa itu merugikan. πŸ˜€

  15. Ini emang isu sejak jaman nabi Adam. *Sok tau*. Cowok kutubuku selalu digambarin berkacamata, cupu, aneh, gak enak dilihat. Cewek tertindas (karena lemah atau pecundang tapi baik budi) digambarin gitu2 juga.

    Jadi, "Adakah cerita yang kayak gitu?"

    Mungkin ada di otak para penulis, tapi penerbit gak berani nerbitin, PH gak mau produserin, karena (mungkin) dianggap gak sesuai dengan "isu global" yang telah berhembus sejak jaman nabi Adam.

  16. debhoy says:

    jd inget pernah ada temen aQ di SMP yg jd murid teladan…
    yang bersembunyi d balik kacamatanya, sementara kalo malam sering clubbing d cafe tempat aQ kerja *it's true story*

  17. Ya, gw tau sih kalo cerita tentang cewek ditindas masih nge-trend. Tapi kok jadi kesannya tuh cewek berkacamata itu pasti kutu buku dan anak rumahan, jadi nge-judge-nya nggak mungkin not*y, b*tchy, apalagi suka clubbing. Menurut gw stereotip yang kayak gitu malah ngerugiin cewek-cewek berkacamata.. πŸ˜›

  18. depz says:

    hahaha…. padahal kalo cwe berkacamata dan bitc*y pasti kliatan lbh seksi *menurut gw* πŸ˜€

    mgkn krn imej berkacamata identik dengan kutubuku, org rumahan yg cuma suka baca di perpus, ga identik dgn cwe clubber yg not*y n bitc*y gt kali

  19. Pitshu says:

    dulu pernah baca suatu artikel, drama atau cerita yang paling disukai orang2 emang cerita Cinderella, dimana ada yang jahat ada yang ditindas dan happy ending hahaha πŸ™‚

Tinggalkan komentar