Ketika anak saya mulai sering gatal-gatal di seluruh badannya, saya tidak mengira kalau itu ternyata gatal alergi. Setelah saya belajar pada dokter yang tepat, saya jadi paham bahwa kulit gatal itu bisa mengganggu kegiatan belajar anak saya.
Kemudian, saya mencoba mengubah pola hidup kami, dan hasilnya ternyata menggembirakan. Tidak cuma gatal alergi di badan anak saya yang berangsur-angsur berkurang. Anak saya pun tumbuh sehat dan semakin pintar dari hari ke hari.
Keluhan Badan Gatal-gatal Tak Berujung
Apa sih tuduhannya orang-orang tua kalau anak itu sering gatal-gatal pada kulit? Biasanya mereka mengeluh, “Oh, ini kaligata.” Lalu mereka mulai membaluri badan anak mereka dengan bedak ini itu.
Saya pernah mengalami episode ketika Fidel mulai terganggu tidurnya karena gatal-gatal pada kulit tipisnya itu. Saya sempat ngeri bahwa ini panu atau jamuran lho. Tapi ketika saya coba konsul kepada kolega saya yang sudah jadi spesialis kulit, dan mengingatkan diri saya bahwa saya ini alergi udang, kami jadi curiga bahwa mungkin Fidel mengalami dermatitis atopi.
Dermatitis atopi sebetulnya adalah suatu bentuk alergi yang berwujud penyakit gatal-gatal pada kulit. Penyebab alergi ini adalah reaksi hipersensitivitas akibat sel pertahanan tubuh sedang berjuang melawan pemicu (allergen) tertentu. Tidak cuma dalam bentuk kulit gatal, dermatitis atopi ini kadang-kadang muncul disertai tanda-tanda alergi lainnya, antara lain dalam bentuk sering pilek (disebut juga rhinitis alergi), sesak nafas (disebut juga asma). Pemicunya sendiri macam-macam, bisa berupa makanan (disebut juga alergi makanan), debu (disebut juga alergi debu), deterjen, sampai rumput.
Akibat dari alergi ini, anak akan sering rewel karena tidak nyaman dengan badannya sendiri. Ya wajar kan, pasti rese kalau kita sering mendadak kepingin garuk-garuk, atau hidung meler terus, sampai susah nafas. Kalau dibiarkan terus-menerus, lama-lama anak yang nggak nyaman dengan badannya sendiri akan susah bermain. Padahal bermain itu kan cara belajar yang paling manjur. Bisa dibayangkan, anak yang jarang bermain akan sulit berkembang jadi cerdas.
Itu yang saya kuatirkan pada Fidel ketika dia nampak gatal-gatal melulu. Meskipun dia baru sampai tahap dermatitis lho ya, belum sampai rhinitis.
Mengecek Kemungkinan Alergi
Lantaran saya curiga Fidel punya alergi, saya pun nyoba ngecek keberadaan alerginya Fidel itu melalui suatu situs alergi anak, www.cekalergi.com. Di sini, saya masukkan data usianya Fidel, lalu situs ini mengetes apakah orangtuanya punya riwayat alergi.
Kebetulan suami saya nggak punya riwayat alergi, tetapi saya sendiri memang punya alergi udang. Hasilnya, ternyata Fidel punya kemungkinan sekitar 20-40% mengalami alergi juga. Jadi, kalau sampai dia mengalami dermatitis atopi, itu sebetulnya hal yang wajar.
Kejadian Alergi pada Anak-anak Balita
Banyak sekali teman yang mengontak saya karena mengeluh anak-anak balita mereka gatal-gatal juga selama berbulan-bulan. Para orang tua muda ini umumnya bingung karena nggak punya riwayat alergi seperti saya, sehingga mereka penasaran harus menyalahkan apa untuk urusan kulit gatal ini.
Sebetulnya kalau mau mengecek di www.cekalergi.com, bahkan pada orang tua yang tidak punya riwayat alergi apapun, anaknya tetap punya kemungkinan sebesar 5-10% akan mengalami alergi. Dan dalam hal ini, mestinya orang tua sudah siap.
Saya sendiri cenderung membedakan kasus kapan anak itu mulai sering mengeluh gatal-gatal pada kulit sampai berbulan-bulan. Ada anak yang mulai rewel karena badan gatal-gatal semenjak ia mulai bisa berjalan, artinya semenjak usianya 1 tahun. Ada juga anak yang sudah sering menggaruk-garuk sebelum umur itu.
Pada anak yang sering kegatalan semenjak ia bisa berjalan, biasanya dermatitis terjadi karena anak sudah makin aktif sehingga berkeringat. Keringat ini mengiritasi lapisan kulitnya. Memang pada anak yang alergi, lapisan kulit cenderung lebih cepat kering dan lebih tipis. Sehingga sekedar keringat, atau sedikit debu rumah, atau mungkin sisa deterjen pada bajunya, bisa bikin ia langsung gatal-gatal. Lebih gampang memastikan alergi pada anak-anak balita ini, karena mereka sudah makin aktif berkomunikasi (baca: makin ketahuan penyebab rewelnya).
Ada juga anak yang sudah senang menggaruk-garuk badannya sendiri ketika ia baru berumur enam bulan. Penyebab utama alerginya terutama dari makanan yang ia makan, dalam hal ini susu formula (yang mengandung protein susu sapi, dan seringkali masyarakat menyebutnya alergi susu sapi) atau MPASI yang mengandung zat pencetus alergi (misalnya dairy food, udang, atau kacang). Orang tua mereka tidak tahu bahwa anak mereka alergi terhadap bahan-bahan ini. Dan jarang juga anak-anak yang baru belajar merangkak ini langsung ketahuan alergi, karena orang tua mereka belum curiga sampai ke sana.
Sebetulnya ada juga bayi yang sudah ketahuan alergi sebelum umur enam bulan. Penyebab umumnya, karena bayi ini meminum susu formula yang mengandung protein susu sapi. Agak jarang menemukan bayi-bayi seperti ini di Indonesia, karena pengetahuan orang tua di negeri kita untuk memberikan ASI eksklusif itu cukup tinggi. Tapi sekalinya ketahuan, itu karena pada wajah bayi ini nampak mengalami eksim atau gatal kemerahan di sekujur mulutnya.
Orang tua yang curiga karena anaknya gatal-gatal tidak berkesudahan, sebaiknya mencoba tes alergi di www.cekalergi.com dan memeriksakan anak mereka kepada dokter khusus #AlergiAnak. Ada beberapa hal yang akan dilakukan dokternya, antara lain:
– menanya-nanyai orang tua akan riwayat alergi orang tua (yang mungkin tidak disadari orang tuanya), untuk menghitung seberapa besar kemungkinan anak ini mempunyai alergi
– mengajari orang tua membuat jurnal makanan anak selama beberapa minggu, untuk mengawasi apakah anak cenderung cepat merasa kulit gatal setelah memakan bahan makanan tertentu (jika betul, berarti anak ini memang alergi makanan)
– kalau pun sudah ditemukan bahan makanan pencetus alerginya, dokter akan memberi peringatan tentang bahan-bahan makanan yang perlu dihindari oleh anak untuk sementara waktu
– jika anak sudah berusia 6 bulan ke atas dan ternyata alergi terhadap protein susu sapi, dokter akan memilihkan jenis #SusuAlergiAnak yang tidak mengandung susu sapi (alternatifnya bisa berupa susu formula berbahan dasar protein kedelai atau susu protein hidrolisat parsial)
– jika anak masih belum berusia 6 bulan dan ternyata alergi terhadap apapun, dokter akan memotivasi orang tua untuk kembali memberikan ASI eksklusif kepada anak yang masih bayi ini
Program Morinaga Allergy Week
Salah satu perusahaan nutrisi di Indonesia ini, PT Kalbe Nutritionals, punya perhatian yang besar lho kepada anak-anak yang alergi. Pasalnya, di Indonesia, masih sedikit orang tua yang punya anak-anak kecil dan belum paham tentang apa itu alergi. Ketika anak mereka ternyata alergi tanpa diketahui orang tuanya, para orang tua ini terus-menerus saja membiarkan anak mereka terpapar pada pencetus alergi (entah itu berupa protein susu sapi dalam bentuk makanan/susu formula, makanan-makanan allergen, debu rumah, dan sebagainya).
Akibatnya, anak-anak alergi yang terpapar akan pencetus alergi jadi rewel semua. Kerewelan ini bikin mereka susah bermain (dan susah belajar), sehingga mereka jadi nggak pintar-pintar.
Makanya, Kalbe pun gelar acara tahunan bernama Morinaga Allergy Week, berupa seminar parenting di rumah-rumah sakit pada kota-kota besar se-Indonesia. Seminar ini kasih penyuluhan kepada orang-orang tua akan alergi, penyakit-penyakit yang bisa mempersulit hidup anak akibat alergi ini, plus cara menangani alergi dan cara mencegah pencetus alergi.
Dalam seminar parenting #MorinagaAllergyWeek ini, orang tua diajari bahwa status alergi nggak akan bisa hilang pada anak. Karena, memang sel-sel pertahanan tubuhnya itu sulit dimodifikasi untuk tahan terhadap pencetus alergi. Tetapi, meskipun demikian, orang tua juga diajari bahwa anak tetap bisa hidup nyaman dengan menghindari pencetus alergi.
Kebetulan saya sendiri sudah follow Fan Page Facebook-nya Morinaga Platinum sejak lama buat memantau aktivitasnya brand Morinaga. Termasuk kegiatan Morinaga Allergy Week ini, yang salah satunya mengadakan workshop playdate bareng dokter anak di Jakarta dan Bekasi, sekitar 2-3 minggu yang lalu.
Solusi untuk Anak Alergi
Supaya anak balita yang alergi bisa tetap tumbuh dengan pesat, tidak sampai stunting, dia tetap perlu nutrisi yang sama besarnya seperti anak-anak lainnya yang tidak punya alergi. Orangtuanya perlu perhatikan nutrisinya lebih teliti, karena sumber nutrisinya mesti disesuaikan, apakah nutrisinya ini mengandung pencetus bagi alerginya atau tidak.
Untuk anak-anak alergi berumur 1 tahun yang alerginya bukan berupa alergi makanan, penanganannya akan lebih mudah karena penyebab kebanyakan alerginya hanya berupa debu.
Tapi bagi anak-anak alergi yang alerginya masih berupa alergi makanan, perlu dicari apakah pencetusnya berupa protein susu sapi. Kalau ya, maka dia perlu menghindari MPASI dan susu formula yang mengandung protein susu sapi.
Pada produk-produk #SusuAlergi #Morinaga dari PT Kalbe Nutritionals, kita bisa menemukan produk-produk ini sudah dirancang dengan konsep Morinaga Allergy Solution. Inti dari Morinaga Allergy Solution ini adalah:
1. Solusi nutrisi pencegah alergi, antara lain berupa nutrisi protein hidrolisat parsial dan nutrisi soya.
2. Produknya tersedia untuk semua rentang usia anak, sampai anak berusia 12 tahun.
Ada 4 kelompok usia yang bisa dapat nutrisi dari Morinaga ini, yaitu kelompok usia 3-12 tahun (berupa produk Chilschool), kelompok usia 1-3 tahun (berupa produk Chilkid), kelompok usia 6-12 bulan (berupa produk Chilmil), dan kelompok usia di bawah 6 bulan (berupa produk BMT).
3. Produk-produknya mengandung nutrisi untuk brain care (perawatan otak), body defense (pertahanan tubuh), dan body growth (pertumbuhan tubuh).
Untuk keperluan brain care, produk-produk Morinaga dirancang dengan kandungan protein-protein penting macam kolin, DHA, AA, asam linoleat, asam alfa linolenat, dan zat besi yang perannya signifikan buat mendukung kerja otak. Protein-protein ini juga penting banget lho untuk mengembangkan sistem saraf dan sistem penglihatan.
Untuk kebutuhan body defense, ke dalam susu-susu Morinaga ini juga dimasukkan kombinasi dari bakteri probiotik Bifidobacterium longum BB536, Bifidobacterium breve M-16V, dan prebiotik FOS. FOS ini penting buat bantu naikkan jumlahnya bakteri Bifidobacterium dalam saluran cerna anak supaya saluran cernanya bisa bekerja dengan mantap. Oh iya, supaya pematangan saluran cernanya makin cepat, dalam susu Morinaga ini juga dimasukkan nukleotida lho.
Ada dua macam produk #SusuMorinaga yang sudah dikonsep dengan Morinaga Allergy Solution ini, antara lain Morinaga PHP dan Morinaga Soya. Kedua merk susu formula ini sama-sama tidak mengandung protein susu sapi, jadi oke untuk anak-anak yang alergi terhadap protein susu sapi ini.
Morinaga PHP
Morinaga PHP, artinya Morinaga Protein Hidrolisat Parsial, adalah protein yang diproses secara enzimatis supaya sistem pencernaan anak bisa mencerna nutrisi dengan lebih gampang. Fungsi protein ini juga mengurangi kejadian hipersensitivitas yang cukup meresahkan si anak saban kali pencetus alerginya datang. Diharapkan dengan minum Morinaga PHP ini, penyakit alergi pada sang anak juga menjadi lebih jarang.
Morinaga PHP ini cocok buat diminum anak-anak tertentu, yang selain punya alergi protein susu sapi, juga ternyata alergi terhadap protein kacang kedelai. Hanya saja, Morinaga PHP ini yang saya tahu cuman tersedia sampai usia anak 3 tahun. Memang diharapkan kalau sudah berusia 3 tahun, anak bisa beradaptasi lebih baik terhadap protein pencetus alergi, sehingga minimal bisa minum susu kedelai.
Morinaga Soya
Sedangkan Morinaga Soya dibikin dari bahan dasar protein kedelai yang diisolasi. Untuk membuat tumbuh kembang sang anak lebih optimal, produk ini juga diberikansus L-Metionin, karnitin, vitamin, dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan usia anak peminumnya. Selain sama-sama mengandung asam amino untuk brain care, asam amino dalam Morinaga Soya ini juga difortifikasi dengan L-Metionin, sistein, dan taurin, untuk bikin otak tumbuh dan berkembang pesat.
Morinaga Soya cenderung lebih sering dipilih oleh ibu-ibu yang anaknya alergi protein susu sapi, tapi masih bisa makan kacang kedelai. (Dan produk ini cocok juga buat anak-anak dengan intoleransi terhadap laktosa, atau pun menderita galaktosemia.)
Salah satu variannya, yaitu #ChilkidSoya, sudah pernah disurvey oleh Home Tester Club Indonesia. Dalam survey itu, ternyata 9 dari 10 ibu puas dan merekomendasikan Chilkid Soya sebagai solusi terbaik alergi buat anak alergi yang mencari nutrisi untuk pertumbuhkembangannya. Ini sebetulnya tidak mengherankan sih, sebab Morinaga Soya ini kan mengandung B. breve M-16V, dan bakteri ini lumayan sudah terbukti menurunkan kejadian dermatitis atopi alias gatal alergi pada bayi (bisa dilihat di artikelnya Rather, 2016).
Kalau Anda ingin tahu lebih banyak lagi tentang #SolusiAlergi, selain cek Fan Page Facebook-nya Morinaga Platinum, kita boleh juga cek akun-akun sosmednya Morinaga yang lain:
Instagram: @MorinagaPlatinum. Akun ini juga sering sharing info-info tentang alergi, dan adminnya cukup tangkas jawab pertanyaan audiens di kolom komentar.
Twitter: @MorinagaID. Selain berbagi info-info ringan tentang alergi, admin Twitternya Morinaga juga sering bagi-bagi pengetahuan umum tentang kesehatan anak dan cara parenting.
Youtube: Morinaga Platinum. Account Youtube ini upload video baru 1-2 bulan sekali, umumnya video yang diunggah berupa iklan-iklan Morinaga juga.
Saya dan Chil Kid Soya
Alhamdulillah, anak saya Fidel, meskipun ternyata punya kemungkinan alergi, tetap senang main dengan riang gembira. Kami melawan dermatitis atopinya dengan rajin mengganti bajunya ketika dia berkeringat, dan saya sendiri cuma memakaikannya toiletries tertentu yang hipoalergenik. Fidel bisa minum susu apa saja, dan Chil Kid Soya termasuk merk susu yang dia suka.
Tonton yuk video 0,5 menitnya Fidel ketika ia bermain riang sambil minum Chilkid Soya 🙂
Jika anak kita gatal-gatal terus-terusan selama berbulan-bulan, perlu dipikirkan apakah ia punya alergi. Kalau pun ia punya alergi, sebaiknya kita menyiapkan diri kita dan anak untuk bisa bertahan menghadapi alerginya itu. Menggunakan solusi nutrisi yang tepat, akan bisa membuat anak #AlergiTetapBerprestasi dan sehat, meskipun ia mungkin punya sedikit masalah dalam sistem pertahanan tubuhnya.
Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Wah saya sedang merasa belajar lagi nih tentang alergi ini. Saya juga punya alergi akhirnya jadi sering asma. Cuma ke anak saya nggak keliatan alergi k asma. Tapi dia alergi ama udara yang terlalu panas akhirnya mengalami biang keringat parah. Saya nggak tahu nama alerginya apa itu, cuma kata dokter anak saya punya alergi
Hm..gini ya, Mbak.
Alergi itu jenis kelainan yang dipicu oleh protein-protein tertentu pada benda. Bukan dipicu oleh hawa panas, Mbak, karena dalam suatu suhu itu tidak ada aliran proteinnya.
Kalau si Kecil mengalami gatal-gatal karena hawa panas, itu memang lumrah, tetapi bukan karena alergi. Penyebabnya karena hawa panas menimbulkan keringat, lalu keringat itu menimbulkan iritasi pada kulit, kemudian iritasi ini ya g menyebabkan gatal. Dan iritasi itu bukanlah alergi.
Kalau saya diberi tahu bahwa (anak) saya memiliki alergi, saya akan cenderung tanya apa pemicu alerginya. Sebab saya akan wajib melindungi diri (anak) saya sendiri dari pemicu alerginya supaya tidak sampai mengganggu kehidupan kami. Gitu ya, Mbak. 🙂
Semoga sehat selalu, Adek Fidel
Kalaupun alergi, ada Mama yang siap jadi dokter dengan memberikan nutrisi tepat
Terima kasih ya, Amma, sudah didoakan 🙂