Memorial Postingan Pertama di Blog

Tulisan ini saya dedikasikan untuk mengenang blogger-blogger pertama yang jadi sohib saya.

(Bukan. Mengenang bukan berarti in memoriam alias orang-orangnya udah rest in peace. :p)

Saya inget pertama kali saya ngeblog tahun 2005. Platformnya di Friendster. Sekarang blognya sudah hilang, karena Friendsternya bubar.

Apa yang saya tulis waktu itu? Pertama-tama, saya nulis tentang kondisi kantor tempat saya magang.

Postingan Pertama

Waktu itu saya masih mahasiswa magang alias koass, dan saya magang di rumah sakit. Saya kerja di Departemen Kesehatan Anak. Dan saya lihat para dokter umum yang sedang magang jadi asisten dokter spesialis anak pada ditindas oleh dokter-dokter seniornya. Hati saya gusar bukan main lihat penindasan itu, jadi saya curhat di blog.

Tulisan saya pendek aja, mungkin nggak sampai sehalaman A4.

Vicky Laurentina with Bernadus Prasetyo
Saya bareng Adi “Didut” Prasetyo. Foto ini dijepret Eddy Fahmi dalam sebuah festival makanan di Surabaya tahun 2009. Waktu itu Didut masih tinggal di Semarang.
Didut sekarang staf sebuah agensi periklanan di Jakarta, sudah punya satu anak.

Semua tulisan saya selalu pakek bahasa Inggris. Bukan, saya bukan sok keminggris. Tapi karena banyak hal yang bisa saya ucapkan secara blak-blakan dengan bahasa linggis. Ketimbang pakek bahasa Indonesia yang penuh kaidah basa-basi (busuk) binti sopan santun.

Saya kirain blog saya yang warnanya masih template ungu itu nggak ada yang baca.

Tapi beberapa hari kemudian setelah saya publish tulisan saya itu, beberapa teman mencolek saya di kantin rumah sakit. Mereka bilang, “I have read your blog.

Lalu mereka juga bilang kalau apa yang saya resahkan itu, jadi bahan gelisah buat mereka juga.
Lho..ternyata tulisan sarkasme saya itu engaged buat pemirsah.

Keranjingan Ngeblog

Saya nulis lagi di blog itu. Macem-macemlah isinya. Kebanyakan tentang human interest. Mengkritik sistem. Mengkritik lingkungan. Mengkritik masyarakat.

Nggak ada yang komen. Kalo ada, ya paling cuma 1-2 orang. Komennya rerata ya one liner doang, satu kalimat yang intinya bilang “Iya, betul, setuju..”

Vicky Laurentina with Siwi Rahayu
Saya dengan Siwi Rahayu. Sengaja saya upload foto tahun 2017 ini, karena ini pose saya dengan Siwi yang paling mendingan (foto-foto lainnya mesti ancur kabeh ambek arek iki). Temenan sama Siwi semenjak tahun 2009, ketika itu dia masih jadi mahasiswa teknik di Surabaya yang nyambi jadi investor apartemen.
Sekarang Siwi jadi staf sosial media di sebuah biro keuangan di Jakarta, punya satu orang anak.

Tapi, di dunia nyata, selalu aja ada teman yang ngomentarin tulisan saya. Tanya kenapa saya lama nggak nulis, kalo kebetulan lagi hiatus (padahal bukan lagi hiatus. Tapi karena saya lagi hectic dihimpit jadwal jaga di rumah sakit).
Atau kadang-kadang suka ada yang becanda nyindir, “Ssst..jangan bilang-bilang Vicky, nanti tau-tau kelakuan kita ditulisin di blognya..”

Hihihih..memang kalo dipikir-pikir, waktu itu tulisan saya emang sering nyinyirin cara pandang skeumpulan masyarakat. Biarpun selalu aja nama orangnya saya samarkan.

Saya Kenal Siapa Aja Pembaca Saya

Pembaca blog saya rerata ya dari Friendster. Karena Friendster ini, saya jadi punya banyak kawan baru di dunia maya.

Biasanya mereka yang ngeadd saya duluan. Saya ini jarang banget sudi nge-add orang yang saya nggak kenal. Kalo ada yang ngeadd, biasanya saya tanya dulu, “Kamu siapah?”

Kalo jawabnya geje terindikasi cuman cari gebetan, saya tolak. (Dan karena ini, saya sering dicap sombong. Biarin aja.)

Tapi kalo jawabnya, “Saya sering baca blog kamu. Saya suka banget isinya. Boleh nggak saya add kamu?” Langsung saya approve.

Vicky Laurentina with Hedi Novianto
Saya dengan Mas Hedi Novianto. Mas Hedi ini salah satu dari 10 orang pertama yang ngomentarin blog Georgetterox saya.
Foto ini diambil tahun 2010, dalam sebuah peringatan hari blogger nasional di Surabaya.
Mas Hedi adalah blogger sepakbola yang merangkap jadi wartawan media olahraga online.

Banyak banget pembaca yang bilang tulisan saya itu ngelabrak orang banyak banget. Tulisan saya membahas banyak isu yang tabu diomongin masyarakat, tapi sangat gatel ingin dibicarakan masyarakat. Waktu itu tahun 2006-2007, internet belum se-booming sekarang dan orang masih malu-malu bicara. Maka waktu nemuin blog saya, mereka langsung nge-bookmark saya.

Saya nggak heran. Memang inspirator saya itu Douwes Dekker. Douwes Dekker itu di jaman kolonial dulu sering bikin pemerintah Hindia Belanda kesemutan. Karena tulisan-tulisannya yang sering njeplak ngiris-ngiris kuping. (Dan pemerintah bingung gimana mau nyumpal mulutnya karena ini orang sangat terpelajar plus turunan Indo pula). Tulisannya tabu, tapi benar. Mau apa kamu?

Saya dulu rutin ngupdate blog. Seminggu sekali. Ada jadwalnya segala. Karena saya tahu, ada yang nungguin tulisan saya (dan saya tahu siapa aja orangnya). Dan saya nggak pernah bilang-bilang kalau baru update blog “Eh baca tulisan gw dong..” Sebab mereka pasti akan datang lagi, entah kapan.

Kadang-kadang saya geli, kenapa orang tahan baca tulisan saya yang pedes banget itu. Pedes dan kalo mau dibaca, harus buka kamus dulu. Soalnya saya nulis pake bahasa linggis. (Dan jaman dulu gak ada Google translate).

Emang sengaja kok saya pakek bahasa linggis. Supaya orang-orang yang mau komen, terpaksa memahami isinya dulu. Saya nggak suka komentator yang asal nyelonong tapi nggak ngerti makna topik pembicaraan. Tulisan saya berat, bukan untuk dibaca remeh sambil merem. Apalagi buat dikomenin orang yang cuma kepingin numpang beken karena namanya ada di lapak saya. (ketawa sengak)

Vicky Laurentina with Jie Kusumo
Saya diperkenalkan dengan Jie Kusumo oleh Eddy Fahmi pada tahun 2009. Waktu itu Jie masih jadi salah satu dari minimnya food blogger di Surabaya. Sekarang Jie punya biro desain fotografi sendiri yang khusus motret makanan.
Kenal Platform Lain Selain Friendster

Tahun 2008 kehidupan ngeblog saya dapet masalah. Ceritanya, saya ditugaskan jadi dokter ke sebuah desa terpencil di Kalimantan Tengah.

Di sana internet cuma di-support oleh Telkomsel, padahal paket datanya mahal banget. Saya harus ngirit-ngirit kuota kalau mau internetan pakai laptop. Artinya, update blog 1 jam aja bisa memaksa saya puasa makan dua hari. Busyet dah.

Sebelum pindah ke Cali (saya nyebut begini untuk Kalimantan), saya beli HP baru dulu. Sengaja saya pilih HP yang paling canggih waktu itu. Saya beli Sony Ericsson yang dijanjiin oleh pegawai tokonya bisa dipake internetan. Minimal buat buka Google lah.

Di Cali, saya iseng ngutak-atik blog saya. Eh, ada feature Blogspot di situ. Katanya saya bisa ngeblog dari HP.

Saya cobain dong. Tulisan saya pendek aja. Cuman ada fotonya satu biji. Terus publish. Dan..lahirlah blog kedua saya dengan platform Blogspot.

Belakangan saya baru tahu. Waktu itu Sony Ericsson lagi kerjasama bareng Google untuk memasarkan feature ngeblog via HP.

Saya terkejut. Ternyata dengan HP, saya bisa posting blog. Memang sedikit rumit, karena keyboard-nya numerik. (Anak millenial sekarang nggak tahu apa itu keyboard numerik). Tapi saya sudah sering SMS-an pake keyboard numerik. Jadi ngetik sepanjang-panjang uler pake HP itu urusan sepele.

Blog kedua saya ini beralamat di http://georgetterox.blogspot.com.

Karena saya baru memulai hidup sebagai seorang single di desa kecil, saya mencoba serius dengan blog saya ini dengan nulis tiap hari. Pakek bahasa Indonesia.

Tulisan saya masih soal nyinyir-nyinyir human interest juga. Tapi saya berusaha lebih santai, karena saya pingin bisa nulis tiap hari. Lagian kalo mau update tiap hari, hal yang dinyinyirin itu nggak nongol saban hari, Sodara. Orang-orang di desa saya di Cali itu, terlalu lurus buat nyari bahan gosip yang bisa bikin pembaca jadi ribut.

Vicky Laurentina with Manda Roosalina
Saya dengan Manda Roosalina. Kenal Mbak Manda sejak tahun 2010, ketika itu dia food blogger yang juga wartawan untuk majalah lifestyle lokal di Surabaya. Sekarang Mbak Manda jadi host rutin untuk acara talkshow mingguan tentang kuliner di She Radio FM Surabaya.

Suatu hari seorang kolega nemu blog saya ini. Lalu komen. Saya terkejut. Untuk pertama kali di dunia, saya nggak merasa sendirian.

Saya mencoba kunjung balik ke temen saya itu. Ternyata dia juga punya blog. Lalu saya komen juga. Berikutnya, pengunjung lain di blog itu komen juga di blog saya. Lalu saya komenin balik juga. Gitu terus, sampai-sampai lama-lama blog saya mulai dikomenin 10-15 orang tiap kali posting.

Di kemudian hari, barulah saya tahu kalau ini namanya blogwalking.

Banyak banget hal sepele dari setiap hari yang bisa jadi bahan tulisan. Di kantor di desa terpencil itu, saya punya pegawai cowok yang diam-diam nyimpan kosmetik pemutih di kamar mandi pribadinya. Itu saya jadiin bahan tulisan. Terus yang komen pada ketawa semua.

Dekat rumah saya, saya punya tetangga yang berusaha bunuh diri gegara anaknya pulang ke rumah sama penyanyi dangdut. Ini saya tulisin juga di blog. Pengunjung suka isi cerita sepele ini.

Tetangga saya yang ngehe ini piara ayam. Ayamnya main ke rumah saya, terus ngotor-ngotorin teras rumah. Saya curhatin sebel juga di blog. Habis curhat malah jadi bahan ketawaan bareng sama para komentator.

Vicky Laurentina with Wiwik Woeryanti
Saya dengan Wiwik Woeryanti. Wiwik sebetulnya salah satu dedengkotnya komunitas blogger Loenpia asal Semarang yang konon merupakan komunitas blogger tertua nomer dua di Indonesia.
Wiwik sekarang staf agensi sosial media di Jakarta.

Kalau menurut teman-teman saya yang sering main ke blog saya, tulisan-tulisan saya itu penuh nyindir, nyablak orang, sekaligus bisa bikin kita ngetawain diri sendiri tanpa bikin baper. Dari cerita-cerita di blog saya selama saya berada di Cali, saya banyak belajar dari masyarakat lokal yang struggle kepingin maju seperti orang kota (Jawa) tapi cuma punya sarana seadanya, orang-orang yang stress lantaran gagal jadi social climber, dan hidup bermasyarakat yang minta tepo seliro tapi memaksa hidup kita jadi ngenes.

Saya balik ke Jawa karena tugas saya di Cali sudah selesai. Sambil cari-cari pekerjaan baru sebagai dokter, saya tetep ngeblog. Khas pengangguran banyak acara, postingan saya masih urusan nyinyir human interest dan makin sering nyenggol urusan politik dan agama. Kalau katanya Kimi Rizkika yang pernah nge-review blog saya, “Tulisan-tulisan Mbak Vicky, menurut saya, lucu dan cerdas. Satir dan penuh sindiran. Dan itu yang membuat saya nagih.”

Blog Georgetterox saya itu makin rame aja pengunjungnya. Pengunjung saya sangat smart! Komennya panjang, kritis, dan ngajak mikir banget. Saya masih nyimpen kontaknya para pengunjung kritis ini.

Vicky Laurentina with Riyati Sugiarto
Sebelah saya adalah Riyati Sugiarto (pakai rompi biru), salah satu dari sedikit dokter di Pekalongan yang ngeblog. Ria tidak pernah ngoceh tentang kesehatan. Tulisannya sama seperti saya, sering ngetawain masyarakat dan satir banget.
Saya kenal Ria lewat blognya sejak tahun 2009, ketika Ria masih jadi dokter di Inggris. Sekarang Ria adalah dosen untuk Universitas Diponegoro.
Nyinyir Mulai Berkurang

Ketika saya akhirnya dapet pekerjaan di sebuah rumah sakit di Surabaya, saya jadi sibuk. Kegiatan ngeblog saya mulai jarang.

Saya masih posting urusan human interest, tapi udah jarang nyinyir. Soalnya di dunia nyata, saya males dinyinyirin para boss saya yang rada minim selera humor dan nggak sengaja baca tulisan saya di dunia nyata (yang bacanya nggak in-depth, nggak tahu etika hidup di dunia medsos, lalu asal nyeplos di dunia nyata tanpa mikir).

Genre postingan blog saya mulai bergeser ke urusan lifestyle, alias hidup senang-senang, yang kebetulan dipenuhin dengan kegiatan saya piknik bareng pacar saya waktu itu. Soalnya kerjaan saya di rumah sakit itu bikin stress. Sebagai penghiburan, hidup saya diselingin dengan dugem sama pacar dan hasil dugemnya itu ditulisin di blog. Orang kalau baca blog saya, kesannya hidup saya sebagai dokter yang menyenangkan (padahal enggak banget, hihihihi).

Di sela-sela kerja sebagai dokter, ada beberapa brand restoran mulai ngontak saya untuk menulis tentang restoran mereka dengan imbalan. Saya seneng-seneng aja terimanya. Saya nulis dengan jujur, nggak pakai sugar coating, dan saya nggak pernah memanis-maniskan apa yang sebetulnya jelek. Teman-teman saya di dunia nyata menyimpan alamat blog saya di catetan mereka. Dan senangnya, mereka jadiin saya sumber informasi kalau butuh cari-cari tahu.

Vicky Laurentina with Jessie Monika + Fanda Amnesiana
Seberang saya, Fanda Amnesiana (berkacamata) adalah salah satu blogger pertama yang saya kenal berasal dari Surabaya. Saya kenal Mbak Fanda sejak tahun 2009, dia seorang book blogger yang punya toko buku khusus buku preloved.
Paling pinggir adalah Jessie Monika, blogger yang jadi sohib saya gegara kami sering main ke blognya Riyati Sugiarto (belakangan saya baru tahu ternyata Jessie dan Riyati itu satu sekolah di Pekalongan). Sama, tulisannya Jessie itu ya banyakan satir juga. Jessie sekarang staf di Universitas Petra Surabaya dan punya dua anak.

Sifat jujur saya ketika nulis itu sepertinya jadi magnet yang bikin banyak brand ngontak email saya. Dari yang semula brand-brand restoran, lama-lama scope perusahaan yang minta ditulisin bisnisnya oleh saya makin meluas. Terutama dari area kesehatan (lantaran saya sendiri seorang dokter), dan area travel (karena ternyata, nama saya tercatat sebagai anggota database customer elite perusahaan travel di Indonesia).

Gara-gara itu, saya mulai serius membikin blog saya jadi ladang bisnis.

Vicky Laurentina with Ani Berta
Saya dengan Ani Berta, blogger asal Jakarta.
Saya kenal blognya Teh Ani semenjak tahun 2009 di Blogdetik.
Tapi baru ketemu orangnya langsung di tahun 2016.

Saya beli domain top level, nama georgetterox.blogspot.com pun saya leburkan menjadi alamat vickyfahmi.com.

Saya belajar SEO secara serius, supaya klien brand yang minta ditulisin bisnisnya oleh saya pun jadi beken di Google.

Saya bikin kartu nama, bikin media kit, bikin rate card, sampai bikin formulir invoice segala.

Termasuk nerbitin S&K kalau mau kerja sama. Karena saya nggak rela predikat blogger itu dipandang ecek-ecek.

Lama-lama saya mulai kebanjiran job. Mulai dari yang sepele nitip-nitip backlink dalam bentuk tulisan curhat hore, sampai yang minta disebutin nama produknya barang 1-2 kali di tulisan saya.

Ketika tahun ini saya ditelfon sebuah agensi dan dimintain tolong untuk jadi juri lomba blog, saya pun segera nyadar bahwa hidup saya sudah berubah. Dari blogger yang tadinya cuman curhat nyinyir tentang daily sucks life, menjadi blogger yang bertanggung jawab untuk mensejahterakan branding perusahaan orang lain. πŸ™‚

Vicky Laurentina with Albert Chandra + Laura Angelia + Budiono
Saya dengan para food blogger moncer Surabaya dalam sebuah peluncuran restoran burger di tahun 2014.
Sebelah kanan saya (pakai baju putih) adalah Budiono.
Sebelah kiri saya (pakai baju abu-abu) adalah Laura Angelia, sedangkan sebelah Laura adalah Albert Chandra.
Budiono saat ini ialah punya bisnis hosting sendiri.
Laura kini adalah seorang barista di Darwin.
Sementara Albert mengurus bisnis restoran keluarganya di Surabaya.

Blog pertama saya, yang berdomain di Friendster itu, sekarang sudah mati. Soalnya Friendster-nya juga udah bubar. Sebelum Friendster-nya membubarkan diri, mereka sempat kirim peringatan ke para anggotanya. Sehingga saya masih sempat menyelamatkan tulisan-tulisan saya itu ke dokumen Word.

Blog kedua saya, yang berdomain di Blogspot, juga udah mati. Tapi masih bisa diakses di sini. Tulisan-tulisannya saya pindahin ke vickyfahmi.com semua.

Saya punya blog ketiga, berdomain di WordPress. Ini khusus blog berbahasa Inggris. Ngga pernah saya aktifin lagi. Maunya sih saya pindahin isi tulisannya ke vickyfahmi.com, cuman belum sempat aja. Kenapa nggak saya update lagi di sana? Sebab isinya kurang menjual :))

Bagaimanapun saya sangat mencintai tulisan-tulisan pertama saya di blog. Karena tulisan saya di sana paling jujur, paling blak-blakan. Pada masanya, tulisan-tulisan itu jadi branding saya karena saya selalu bicara apa adanya. Tapi gaya itu sudah nggak bisa dipake lagi di masa kini, karena sangat potensial bisa melanggar pasal karet bernama “perbuatan tidak menyenangkan orang lain” πŸ˜€

Vicky Laurentina with Eddy Fahmi
Eddy Fahmi adalah blogger yang membuat saya betah tinggal di Surabaya.
Kenal pentolannya komunitas blogger Surabaya Tugu Pahlawan dot Com ini semenjak tahun 2009.
Kini ia jadi bapak untuk anak saya πŸ™‚

Sosmed boleh moncer, Instagram boleh berjaya, Facebook boleh viral. Tetapi blog, tetap akan jadi lahan menulis saya yang paling utama πŸ™‚

76 comments

  1. Aisssh, asyiknya kalo suami juga suka ngeblog dan nulis mba πŸ™‚ . Suamiku mungkin baca tulisanku jg ga pernah hahahaha..

    Dulu aku jg nulis di FS. Malu kalo inget tulisan jaman kukiah itu. Sama kyk mba, aku tulis dlm bhs inggris, krn dulu pembacaku rata2 temen kuliah yg memang dr berbagai macam negara. Mau ga mau hrs nginggris :D. Tp malu aja kalo diinget skr, krn isinya curhat semua hahahaha.. Trs pindah ke multiply, lalu blogspot, ampe skr akhirnya self hosting dan domain sendiri. Udh ga pgn lg nulis curhat, krn buatku biarlah curhat itu ke Tuhan thok ato ke suami :D. Lagian aku srg bablas kalo sdg curhat. Bahasanya ga pake filter :p.

    Walo skr lg musimnya vlog, tp nth kenapa, buatku yg suka ga PD di kamera, blog ttp yg paling asyik. Ga harus menunjukkan wajah, tp bisa nulis apapun di ‘rumahku’ :). Jd mungkin, slama blog msh bisa exist, aku bakal nulis di situ trus

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Aah..Fanny, kamu cantik, kok nggak pede sama kamera?

      Aku pernah ditanya sama seorang penyiar radio, sekarang kan lagi musimnya vlogger, apakah sebagai blogger aku tidak merasa tersaingi? Lalu aku jawab, “Gak masalah. Saya juga seorang vlogger kok..” (biarpun penonton channel Youtubeku masih do-re-mi)

      Aku rasa blogku punya pembaca sendiri, dan bagi pembacaku, blogku itu tidak bisa disaingi oleh Youtube. Demikian juga para vlogger Youtube itu sudah punya penonton sendiri, dan aku tidak berminat membuat mereka mengalihkan minatnya kepada tulisanku. Ya aku juga upgrade keterampilanku dong, sebisa mungkin tiap tulisanku ya aku bumbuin video juga.
      Video itu memperkaya blog, sama seperti tulisan blog itu memperkaya video juga..

  2. Perjalanan seorang blogger yang panjaang ya. Apa yang dicapai sekarang ternyata bukan sesuatu yang instan. Jauh sebelum bertemu dengan mbak vicky di royal, sudah sering ubeg2 blog ini. Makasih untuk info2 keuangan yang sangat berharga.

  3. Kereeeen Mbaaak Vick. Tulisan dirimu emang kebaca ‘berani’ gitu. Ada jiwa ‘nggak takut dengan serangan’ haha. Beda sama aku yang baperan. Lemah kalo diserang. Makanya ga pernah berani2 amat apalagi di ranah medsos wkwkwk :))

  4. Reyne Raea says:

    hahahaha, kubahagiaaaahh mbaaa, menemukan postingan ini, hanya karena kemaren ke[o dengan tulisan mengenai blogging di blog ini, pas nyari eh ternyata cuman ada beberapa biji, dan tulisan ini paling saya sukai.

    Sepertinya, tulisan ini cucok banget dijadikan biografi blogger hahahaha
    Soalnya lengkap banget πŸ˜€

  5. Wah.. Keren.. Keren banget
    Saya langsung daftar jadi fansnya mbak vicky. Tulisannya bikin saya makin semangat nulis.

    Perjuangannya nulis dari awal, yang dari nyinyirin orang sampai jadi lahan bisnis.
    Apalagi bagian paling akhir, fotonya itu low, bikin saya baper….
    He..he…

    Pengen banget bisa konsisten ngeblog kayak mbk vicky….

  6. Salam kenal mba Vicky. Seru banget masih inget awal-awal ngeblog dan artikel pertama yang publish. Saya ngeuh loh keyboard numerik, saya juga pengguna Sony Ericsson P910i, hehehe, termasuk anak zaman old. Dan saya waktu itu malah belum tau dunia blog, jadi ya fitur keren itu gak saya gunakan….

    SEmangat terus ngeblognya dan sukses selalu….

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Halo, Mas Hendra, terima kasih sudah mampir. Mas ini pengguna Sony Ericsson P910i ya? Saya sih nggak makai P910i, tapi saya pemakai K630, hahahaha..

  7. Beberapa kali aku baca blognya mbak Vicky dan selalu ngikik..syukaa (walaupun dulu gak komen-maaf)

    Ceplas ceplosnya itu lhoo..

    Ada orang lain yang ngajarin saya untuk rada jaim, karena menurutnya kalau 100% curhat jujur, brand malah gak suka.

    Ternyata gak gitu yaa..

    Makasih banyak Mbaak..

    Btw dunia bener2 sempit..saya kenal Chiwi juga (walau udah lamaa gak ketemu)

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Aku mengabaikan apakah brand suka atau enggak. Soalnya aku nulis untuk pembaca, bukan nulis untuk brand. Kalau brandnya nggak suka apa yang kutulis, berarti brandnya nggak memedulikan apa yang ingin dirasakan konsumen. πŸ™‚

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Sayangnya justru di foto ini nalah masa-masa akhir Pesta Blogger. Karena waktu itu pestanya sudah disusupin orang-orang yang lebih ahli bermain sosmed daripada ngeblog.

  8. Rosa says:

    Kayaknya dulu masih mba Vicky Laurentina aja nama blognya.. Sya kayaknya pernah meninggalkan jejak, haha itupun kalo mbanya ingat. Dulu (2009-2011) kalo bogwalking rame deh, sekarang g tau orangnya pada kemana. Saya malah baru mau komit menulis lagi.

  9. Zulaeha says:

    Uwoo… Mamak Fidel kece bet!
    Saya juga sama tulisan yang berani, kaya tulisan mba Vicky ini salah satunya. Udah lama ya ngeblognya. Kalau saya dulu nulis apa ya? Paling-paling isinya curhatan anak SMA. Galau dapat tempat duduk dibelakang padahal mata minus berat, ujian pengawasnya killer. Gitu-gitu doang
    Kalau dibandingkan sama mba Vicky, ini aku harus belajar banyak deh. Bagi ilmunya terus ya mba πŸ™‚

  10. muslimin11 says:

    Ternyata menjadi seorang blogger mempunyai cerita yang panjang dan lika-liku ya, heheee .. tapi banyak pelajaran yang bisa diambil dari pembahannya mbak. semoga akan menginspirasi banyak orang. πŸ™‚

  11. Henny says:

    applause buat mbak vicky! Dan aku kenal blog georgetterox di tahun 2009 zamannya mbak vicky masih di pulang pisau (bukan pulau pisang, hahahaha) biarpun isinya pedes tapi suka (dulu blogku pun sama isinya curhatan daily, tapi sekarang udah nggak lagi dan yaa..ngomel pake linggis emang lebih enak, tapinya linggisku belepotan >,<).

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Dan kamu berhenti main ke blogku semenjak kamu mulai pake hijab dan punya bayi, hihihihi..

      Adeuuh..kenapa posting ini jadi memicu para blogger fosil untuk datang?

      Aku senang mendapati kamu masih nulis, Henny. Suamimu masih bisnis fotografi, nggak?

  12. Ria Rochma says:

    Itu kenapa foto terakhir harus dicrop? Hihi..
    Ternyata mbak Vicky memang udah lamaa bgt ngeblognya ya. Dan kenalanannya juga, para senior-senior yang sekarang tampaknya sudah lebih maju grak

  13. Sama, pada awal ngeblog paling hanya beberapa kalimat saja yang bisa ditulis. Tapi sekarang yang susah malah menutup sebuah tulisan, haha.

    komentar one liner masih banyak kok sekarang πŸ˜€

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Komentar one liner itu memang menyebalkan ya.
      Sudah capek-capek nulis panjang-pamjang, tapi hanya dibalas satu kalimat.

      Tapi saya sendiri juga masih sering komentar one line. Cuma komentar saya berupa pertanyaan. Ya sedapat mungkin saya ingin komentar saya juga jadi pemicu untuk memperkaya isi artikel itu.

  14. Yuniari Nukti says:

    Nyablak memang menyenangkan, tapi gak berarti nyinyir lo sebenarnya. Apa salahnya sih ngasih pendapat jujur, ye kan?

    Tulisan blog saya dulu juga suka ngomenin kelakuan, teman, dan customer. Tapi lama-lama kebawa nyinyir secara sadar saya berhenti. Tetep ih nyablaknya gak ilang haha..

    Klo gak salah ingat blog sampean dulu http://www.vickylaurentina.com deh mbak. Bener gak? Itu kemana sekarang? Ato aku salah orang ya πŸ˜€

  15. jessie says:

    Baca tulisanmu ini bikin saya malu, Vick. Malu karena sekarang blogging jadi salah satu prioritas nomor sekian. Sarang laba-laba dimana-mana. Daaan kenapa saya jadi curhat?

    Sukses selalu, Vick. Your blunt words will represent many of us.

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Nggak apa-apa, Jess. Adalah pilihanmu untuk menjadikan blogmu sarang laba-laba.

      Tapi tulisanmu yang cuma nongol sekilas-sekilas itu selalu bikin saya kangen.

      Kalau ketemu di jalan, sapalah saya lai ya, Jess. Karena saya lupa mukamu. Makanya saya pasang di artikel ini supaya saya selalu teringatkan πŸ™‚

  16. Galih says:

    Kalau Kimi berpendapat: lucu dan cerdas, satir dan penuh sindiran, kalau saya kadang-kadang agak takut, kesannya penulisnya galak πŸ˜€

    Btw, selamat ya mba Vicky atas pencapaiannya sampai saat ini.

  17. Rahmah says:

    Tidak keliru memang kalau tulisan mba Vicky ada yang bilang nampol. Tapi itu lebih baik daripada dipendam dan muncul jerawat ye kan? Haha…

    Saya kenal wajah Mba Vicky for the first time itu saat Roadblog-nya Excite di Wisma Guru. Lalu disampaikan ke saya bahwa you are one of the good blogger. Dari situ akhirnya bertemu lagi di event satu ke event berikutnya. Bahkan masih ada yang berlanjut dampaknya sampai sekarang. Thanks yo Mama Fidel.

  18. Ihwan says:

    Sebuah perjalanan panjang seorang blogger nyinyir yang bertranformasi menjadi lifestyle blogger yang laris maniss. Saya juga senang dengan gaya tulisan Mbak Vicky, berasa ngomong ama salah satu tokoh fave saya di serial Supernova πŸ˜€

  19. “Dekat rumah saya, saya punya tetangga yang berusahaΒ bunuh diri gegara anaknya pulang ke rumah sama penyanyi dangdut. Ini saya tulisin juga di blog. Pengunjung suka isi cerita sepele ini…”

    kok horor yaa mba.., salam semangat mba.., smg sentiasa manfaat dan barokah.. – all the best yaa

Tinggalkan komentar