Seorang temen kebingungan cari kata-kata promosi makanan untuk seblak yang mau dia jual. Dia sampai koleksi halaman Pinterest berisi iklan makanan buat dia contek.
“Seblak, jajanan enak pencerah harimu.”
“Yuk, makan seblak di Kedai Nisa!”
“Bosen makan bakso terus? Coba seblak aja..”
Ternyata, koleksi 100 bookmark belum sampai bikin seblaknya laku. Dan kalimat terakhir itu malah ternyata potensial bikin dia dimusuhi tetangganya yang jual bakso, hahaha..
Saya pun membocorkan beberapa contoh copywriting promosi makanan yang biasa saya bikin. Contohnya kayak di gambar ini..
Terus saya kasih contoh lain, kayak gini nih..
“Musim hujan, cocoknya makan seblak.”
“Seblak edisi jeletot. Mau level 1 atau level 5? Pilih sesuka hatimu!”
Temen saya kegirangan dikasih contoh keginian. Maklum, kepalanya udah butek cari ide. Tadinya dia mau minta copywriting lagi, tapi terus karena pusing baca tarif saya kalo bikin posting sosmed, akhirnya dia minta diajarin cari kosakata buat promosi.
Cara Promosi Makanan Dimulai dari Mengenali Bisnisnya
Temen saya ini, sebut aja namanya Nisa, tipe mbak-mbak yang tinggal di Maluku. Dia sebetulnya bukan orang Maluku, melainkan orang Sunda asal Sumedang. Karena menikah dengan orang Maluku, maka pindah ke sana.
Selagi suaminya kerja, temen saya ini buka warung. Yang dijual itu seblak. Soalnya dia sendiri emang suka banget makan seblak.
Pikirnya, daripada punya krupuk udang setumpuk, ketimbang basi, mending dijualin aja sekalian.
Warungnya kecil, mungkin isi 15-20 orang gitu deh.
Seperti lazimnya orang yang baru 1-2 kali bikin usaha, dia bingung juga gimana promosiin warungnya itu. Ya biarpun warung kecil aja, tapi kan dia juga pengen ada pembeli datang.
Udah ada yang dateng sih, tapi paling tetangganya doang. Dan dia kepengen seluruh kota yang dateng.
Jadi pertama-tama, saya nyuruh dia pelajarin medan massa yang mau dia undang dulu buat dateng ke warungnya.
Kata-kata Penjualan yang Menarik Bergantung kepada Audiensnya
Orang tuh makan produk kita karena alesannya macem-macem. Ada yang sederhananya emang karena laper. Ada juga yang karena kepo doang. Ada yang karena alesannya untuk bersosialisasi.
Karena Laper?
Kalo pengunjung pesan seblak karena laper, maka dia mengharapkan selesai makan seblak itu ya dalam keadaan kenyang. Persoalannya, gimana memberi tahu di iklannya bahwa kalau maem seblak itu bakalan kenyang?
Di sini, saya kasih kata-kata jualan online makanan kayak gini..
Kalimat gini memberitahu, bahwa supaya kenyang, kalau pesan seblak itu ya kudu pakai topping, jangan cuman pesan seblak polosan doang.
Sebab ternyata, karena pembelinya yang sudah dateng itu masih tipe pemula, jadinya dia beli yang paling murah dulu. Dan ternyata menu yang paling murah itu seblak tipe polosan. Sayangnya, kalo makan seblak polos gitu, ya nggak kenyang-kenyang dong ah..
Karena Kepo
Kalo pengunjung dateng ke warung seblak karena kepo, maka dia berharap keluar dari warung itu sambil mikir, “Oooh.. seblak tuh kayak gini ya..” Persoalannya, bagaimana mengajak dia beli seblak, padahal denger namanya seblak aja belum pernah?
Tipe konsumen “yang belum teredukasi akan seblak” kayak gini nggak bisa diharapkan bakalan nyeret kakinya ke warung kita bahkan meskipun kita hujanin halaman rumahnya dengan seratus brosur seblak. Mereka pasti bakalan mikir, “Seblak apaan sih?”
Artinya, calon konsumen gini nggak tahu tentang konsep seblak. Bahwa seblak ialah suatu sop hangat berisi krupuk udang yang dihujani sambal dengan beragam topping.
Jadi saya lebih seneng mulai dari konsep yang dikenali calon konsumen ini. Ambil contoh gini, nggak semua orang di daerah itu tahu tentang seblak, tapi pasti semua orang di daerah itu tahu tentang Jawa Barat, kan?
Maka, saya memperkenalkan seblak bukan dengan kata-kata, tapi bukan dengan gambar. Dan gambarnya berupa gambar seblak dengan latar belakang icons Jawa Barat.
Udah, selesai, nggak usah ditambahin tulisan lagi. Singkat, tapi begitulah kata-kata promosi makanan yang menarik.
Eh ada ding, kasih alamat warung seblaknya di bagian bawah iklannya. Huruf pada kalimat alamatnya kecil aja, jangan sama gedenya dengan huruf di kalimat aroma-Sunda-di-tanah-beta tadi. Biar pembacanya tetep fokus bahwa seblak ini masakan Sunda, bukan masakannya Warung Nisa yang jual.
Karena Mau Sosialisasi
Percaya apa enggak, di tiap daerah kita pasti nemuin ada orang dateng ke suatu tempat makan karena mau nongkrong. Mereka nggak peduli makanannya enak apa enggak, tapi asalkan dia sama temennya seneng duduk di sana, maka mereka akan datang.
Pengunjung model gini perlu digoda untuk dateng lagi lain kali, tapi datengnya kudu bareng orang lain. Saya kasih contoh copy gini, “Datang ber-3, gratis 3. Tiap beli trio seblak, dapat gratis 3 minuman!”
Apa coba urgensinya nyuruh dateng bertiga? Karena pengunjung yang dateng bertiga, kalo dilihat dari luar warung, kasih kesan bahwa warungnya itu rame. Kalo cuman dateng berdua, nggak terlalu rame, malah paling banter dikira pengunjungnya lagi pacaran.
Dan kata gratis itu perlu karena orang selalu seneng dikasih gratis. Meskipun yang gratisnya cuman teh botol!
Kenali Mediumnya Dulu
Promosi makanan sekarang bisa dilakukan pakai online.
Tapi, meskipun hampir semua target audiens itu sekarang udah pada pakai WhatsApp dan Instagram, tetapi ternyata nggak semua penjual itu ngeh bahwa nulis promosi di WhatsApp dan Instagram itu nggak bisa disamaratain.
Kata-kata Promosi Makanan di WhatsApp
Saya sering banget dapat contoh iklan promosi makanan berupa blast di WhatsApp yang bunyinya kayak gini,
Kata-kata iklannya nggak salah. Tapi yang salah itu, kalo pemilik warungnya ngirim tulisan iklannya secara serempak ke seluruh kontak di WhatsApp-nya.
Nggak semua orang tertarik sama seblak yang gratis mie. Nggak semua orang tertarik sama seblak. Nggak semua orang tertarik sama tempat makan. Bahkan nggak semua orang tertarik sama makanan.
WhatsApp blast itu cocok kalau orang-orang yang dikiriminnya itu memang orang yang selalu membeli produk secara teratur. Model gini lebih cocok buat bisnis reseller, misalnya agen krupuk mau nge-blast krupuknya yang baru segar digoreng kepada downline resellers. Karena resellers pasti memang selalu butuh krupuk baru buat dijual kembali.
Tapi kalo Warung Nisa yang menjual seblak ke konsumen buat dimakan langsung, tentu nggak cocok pakai model blast begini.
Saya lebih demen cara promosi makanan online itu dalam bentuk status WhatsApp. Dengan status WhatsApp, kita bisa upload suatu iklan berupa flyer seukuran 300 x 800 pixels.
Sebisa mungkin materi iklannya di dalam flyer itu didominasi gambar. Bukan berisi teks.
Contohnya nih..
Kata-kata Promosi Makanan di Instagram
Berpromosi di Instagram cenderung lebih banyak kesempatan buat eksplorasi ketimbang promosi di WhatsApp. Soalnya pilihan mediumnya kan juga lebih banyak; bisa di Bio, di Highlight, di Feed, atau di Story.
Promosi di Bio
Nih contohnya nulis promosi di Bio..
Iya, setiap warung sebaiknya punya Business Profile di Google supaya tercantum di Google Maps.
Promosi di Highlight
Sebagai pebisnis, saya cenderung lebih suka ngisi Highlight dengan hal-hal yang kira-kira bikin orang tertarik sama bisnis kita.
Contohnya nih, highlight pertama diisi Apa Itu Seblak. Highlight kedua diisi macam-macam menu seblak yang dijual di warung kita. Highlight ketiga diisi promo yang lagi kita jalanin bulan itu untuk mendongkrak penjualan seblak. Highlight keempat diisi screenshoot halaman warung kita di aplikasi GoFood atau GrabFood.
Promosi di Feed
Banyak banget konten yang bisa kita upload di Feed. Dan uniknya, nggak semua konten itu harus bernuansa jualan.
Saya bilang ke temen saya, “Kalo post Instagram warungmu tentang jualan seblak itu dilihat sama follower-mu, padahal follower-mu nggak tahu seblak itu apa, apakah follower-mu langsung tertarik buat beli?”
Pertanyaan retoris.
Makanya, konten di feed itu bisa bervariasi. Buat kasusnya warung temen saya, saya bagi kontennya itu jadi 3 macem konten, yaitu konten yang memperkenalkan seblak, konten yang memperkenalkan warung seblak, dan konten yang ngajak beli seblak.
Contoh konten yang memperkenalkan seblak:
Contoh caption promosi makanan untuk foto ini: “Hujan-hujan begini jadi lapar? Makan seblak saja.” Terus mention akun Instagram-nya Warung Seblak Nisa.
Kata-kata promosi begini bikin pembaca jadi mengasosiasikan hujan dengan seblak. Akibatnya, besok-besok kalo pembacanya keujanan lagi, ingetnya jadi sama seblak. Bukan sama bakso, bukan sama mie ayam.
Contoh konten yang memperkenalkan warung seblak:
Video orang lagi makan di warung seblak. Beri teks, “Seblak, bikin mengobrol jadi ceria.”
Contoh caption-nya: “Jumat siang pulang kantor. Lapar? Mampir yuk ke @WarungSeblakNisa.”
Dengan begini, orang kalo pulang dari ngantor, jadi tertarik buat dateng ke warung seblak. Bukan inget buat pulang ke rumah, haahaha..
Lantas, gimana contohnya konten yang ngajak beli seblak? Nah, di sini baru keluarin segala promo yang kita punya. Misalnya, pasang foto semangkok seblak dengan topping ceker. Terus kasih tulisan, “Topping of the week: Ceker. Eksklusif hanya sampai 10 Oktober.”
Orang kalo baca ini jadi kebelet kepingin beli seblak cekernya sekarang. Karena dia kuatir kalo belinya sesudah 10 Oktober, nggak kebagian ceker lagi!
Tantangan Copywriting
Apa sih susahnya cari kata-kata promosi untuk makanan? Menurut saya sih, yang bikin susah itu ya karena kurang empati aja sama calon pembeli.
Kalo udah empati, tentu ngerti kebutuhan mereka. Apakah mereka itu cuman kepingin makanan aja, atau kepingin bersosialisasi, atau kepingin mengirit duit?
Kalo udah ngerti kebutuhan mereka, kita bisa mengubah kebutuhan mereka menjadi kepingin membeli makanan jualan kita.
Apakah kamu lagi punya temen yang kesusahan ngarang kata-kata promosi makanan juga? Coba share tulisan ini kepada mereka. Atau, contohin copywriting andalanmu di komentar bawah. 🙂
Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Gak perlu subsidi pemerintah, seblak udah murah!
Kata2 memancing kayak gini selalu menarik, sekalipun bukan dipake buat promosi. Bikin blogpost aja udah sangat menghibur pembaca.
Thanks for sharing mbak! Aku bookmark biar nanti bisa dibaca lagi (dan dipraktekkan)
Oo yaaa…
Nah loh, baca ini aja saya jadi pengen nyobain seblak loh Mbak, dan you know? seumur-umur saya belom pernah nyobain seblak wakakaka.
Jadi dulu tuh alasannya, karena ngeliat sekilas, kayaknya seblak itu kerupuk yang dicampur kuah ya, duh ngebayanginnya aja gimana ya, saya sukanya kerupuk yang kres kres gitu.
makanya belom pernah coba sama sekali, padahal kayaknya enak banget tuh, apalagi yang pedas 😀
terus baca copywriting promosi makanan seblak, auto pengen cobak lagi dah 😀
Alhamdulillah, berhasil copywriting-nya..
Aku sampai kepo beneran loh mbak untuk cari WarungSeblakNisa di Instagram, ehehee
Salahsatu skill yang sangat dibutuhkan banget untuk pemilik Umkm khususnya di bidang makanan ya mbak
Keliatannya mudah, tapi coba bikin tulisan copywriting klo blum terbiasa juga sulit banget
Ya, memang butuh latihan sih copywriting itu..
Hangatkan perbincanganmu dengan seblak jeletot.. Tambahin segala macam toping. Perut kenyang. Urusan lancar.
Ceileh… Tapi bener sih. Tantangan copywriting kadang emang empati. Ada yang ogah kenal sama empati malahan. Sukanya ngeblast wae. Bodo amat orang mau ngeh apa nggak. Hehehe
Hihihi.. kalo nggak pake empati, copywriting-nya jadi gagal…
menyusun kata-kata promosi untuk bisnis makanan ini memang susah-susah gampang yaa, dibutuhkan kejelian dan kreativitas yang tinggi karena gak semua orang bisa membuatnya
Bener, makanya nggak semua orang bisa bisnis, karena nggak senua orang bisa (nyuruh orang lain buat) nyusun kata-kata beginian..
Di antara kita jangan ada jarak, cukup seblak
Nice try, Prim :))
Apa benar seblak itu lebih disukai perempuan dibandingkan pria?
Apakah promosi Donat juga bisa dipakai gan
Yaa… boleh…