Sakit Leher yang Jadi Komoditas

Sesungguhnya, semakin masifnya perkembangan gadget pada tahun-tahun belakangan ini merupakan hasil persekongkolan dari para pengusaha minyak gosok.” (Laurentina, pakar konspirasi, 2016)

Smartphone Mengubah Hidup Kita

Ada yang berubah semenjak smartphone booming. Kasus obesitas semakin banyak. Postur lordosis semakin banyak. Keluhan sakit leher dan sakit pundak pun semakin banyak.

Ketika saya baca tulisan Didut yang menyikut orang-orang yang menghabiskan separuh harinya hanya untuk bikin status provokasi dan membalasnya socmed-an, spontan saya teringat data yang disodorkan Marybetts Sinclair tentang hasil riset penggunaan gadget pada masyarakat.

Di Amerika Serikat, orang dewasa menghabiskan waktunya selama sembilan jam per hari untuk bermain gadget. Anak-anak lebih sebentar, yaitu cuma 6,5 jam/hari (dan itu masih lama, menurut saya).

Saya malah bekerja lebih lama daripada itu. Mungkin hampir 16 jam sehari. Karena pekerjaan saya, trading saham dilakukan via online. Menulis artikel via online. Menjalankan bisnis travel pun via online. Mengkordinasi para influencer untuk brand juga via online. Praktis saya nggak bisa lepas dari smartphone.

Dan ternyata, fungsi gadget yang mestinya bikin orang jadi update informasi, menyeret kita ke masalah baru. Kecanduan internet bikin orang menjadi kecanduan gadget. Salah satu ciri orang kecanduan gadget ialah mendadak merasa lumpuh ketika gadgetnya kehabisan baterai (atau sinyal 4G).

Dampak Negatif Internet terhadap Fisik

Dampak negatif internet ternyata juga berimbas kepada kesehatan fisik. Selain mengundang cyberbullying dan kecanduan game online seperti yang pernah saya ungkapkan, dampak lainnya, yakni kecanduan internet via smartphone, bikin banyak orang terpaksa berurusan dengan dokter.

Orang-orang yang terus-menerus memandang smartphone ternyata jadi malas bergerak. Kekurangan gerakan fisik bikin lemak tertimbun di dalam tubuh, dan orangnya pun mengalami obesitas. Ternyata terlalu sering online di smartphone bisa bikin gemuk.

Didut sempat melempar pertanyaan “Berapa lama memandang ke bawah?” dan saya rasa itu bukan pertanyaan bercanda. Sikap kita saat sedang membaca smartphone ternyata menentukan postur tubuh kita.

Saat kita membaca smartphone, paling sering sikap badan kita ini menunduk. Jarang orang membaca smartphone dengan memegang smartphone sejajar mata (apalagi kalau handphonenya cuma jenis handset yang hanya bisa dipakai SMS-an :-D).

Padahal jika badan kita selalu menunduk, bilah-bilah tulang punggung kita akan cenderung melengkung. Akibatnya postur badan kita cenderung bungkuk. Jadi, orang yang badannya bungkuk itu tidak selalu karena kurang percaya diri, tapi bisa juga karena terlalu sering pegang handphone.

Persoalan tulang punggung yang membengkok ini bisa berbuntut panjang. Tulang punggung semestinya menyangga organ-organ di dalam tubuh kita (termasuk paru). Jika tulang ini bengkok, paru kesulitan mengembang sempurna, sehingga udara kesulitan mengalir bebas. Orang-orang yang tulang punggungnya melengkung, cenderung lebih susah bernafas dengan nyaman. Tidak sebebas orang-orang berpunggung lurus.

Dan yang merepotkan lagi, tulang punggung akan cenderung kaku. Jarang bergerak pada orang-orang yang kecanduan gadget ini bikin otot leher kekurangan exercise. Akibatnya para manusia gadgetholic ini sering sakit leher kaku dan sakit pundak.

Dan kalau keluhan sakit leher dan sakit pundak ini terjadi berlama-lama, tubuh penderitanya akan terasa tidak nyaman. Penderita akan sering belanja obat pain killer. Atau kalau mereka bokek, mereka akan lebih sering belanja minyak gosok.

Gadgetholic Treatment a la Mom n Jo

Salon Mom n Jo sadar bahwa banyak orang sakit leher dan sakit pundak akibat terlalu sering main gadget. Jadi mereka mengembangkan paket perawatan mereka yang baru, yang mereka tajuk dengan nama Gadgetholic Treatment.

Paket ini sebetulnya berupa pijat pundak, digabung dengan pijat leher, pijat wajah, dan aromaterapi. Dibanderol dengan harga Rp 195.000,-/sesi, paket ini memberikan layanan pijat untuk sakit leher selama 60 menit untuk orang dewasa (dan 30-45 menit untuk kanak-kanak). Staf Mom n Jo memberi tahu saya bahwa perawatan ini cocok untuk anak-anak berumur lima tahun ke atas.

Mom n Jo Surabaya
Peluncuran paket gadgetholic treatment di Mom n Jo Surabaya, untuk orang-orang yang sakit leher.

Mom n Jo meresmikan paket perawatan ini di Medan dan Depok minggu lalu. Hari ini, saya hadir di peresmian Gadgetholic Treatment ini pada cabang Mom n Jo Surabaya. Sinclair memperagakan demo perawatan Gadgetholic Treatment ini di hadapan para blogger Jawa Timur.

Pengaruh Gadget pada Anak

Lidwina Natalia, psikolog, sempat berkhotbah pada acara launching ini tentang pengaruh gadget pada anak, terutama bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwa mereka. Gadget bekerja merangsang area pre-frontal cortex pada otak. Area ini merupakan pusat otak yang mengatur kecerdasan. Itu sebabnya anak yang sering memegang gadget akan nampak lebih “pandai”.

The worst part is, gadget ini meredam amygdala, bagian dari otak yang kebetulan berfungsi mengontrol emosi. Ketika anak bermain dengan gadget, amygdala cenderung teredam sehingga emosi akan terangsang berlebihan.

Pengaruh gadget pada anak baru terasa jeleknya ketika gadget hilang dari jangkauan seorang anak yang kecanduan gadget, anak menjadi stress. Dia menangis, marah, dan berteriak-teriak. Dan stressnya pun reda ketika dia mendapatkan gadgetnya kembali.

Begitulah lingkaran setan dampak negatif internet dan gadget ini berjalan. Padahal semakin lama anak tergantung kepada gadget, anak cenderung jadi obese, jadi bongkok, dan lama-lama sakit leher dan sakit pundak. Dan menjadi target konsumen yang menyenangkan untuk Mom n Jo. 😀

Endah Wulansari, managing director Mom n Jo, sempat cerita bagaimana dampak negatif internet mempengaruhi kepribadian anaknya. Padahal semula dia memberikan gadget kepada anaknya supaya anaknya selalu update informasi.

Ternyata anaknya malah jadi asyik dengan gadget itu. Dia bahkan lebih senang memelototi gadget itu daripada piknik dengan orangtuanya. Yang repot, anaknya mulai mengeluh sakit leher. Dan anehnya, ketika dia menonton tv, anak ini sering memicing-micingkan matanya. Sepertinya penglihatan bocah ini jadi buram.

Dan ini yang mengilhaminya untuk mengembangkan perawatan untuk anak-anak yang kecanduan gadget.

Sebetulnya memberikan gadget kepada anak itu baik, selama kita tahu tujuannya dan tetap bisa menghindarkan anak dari kecanduan internet dan dampak buruk internet lainnya.

Acara di Mom n Jo Surabaya

Sebetulnya, acara peluncuran paket Gadgetholic Treatment ini menyenangkan. Sekitar 50 blogger dan media menikmati pidato Natalia dan Sinclair tentang dampak negatif internet dan pengaruh penggunaan gadget pada fisik dan psikologis anak.

Hall milik Mom n Jo Surabaya terasa sempit dengan penonton sepadat itu. Saya merasa sedang berada dalam penyuluhan Posyandu.

Sayangnya saya malah mengerutkan kening akibat polah pembawa acara yang terang-terangan minta para penonton yang membawa anak mereka supaya menyuruh anaknya diam (katanya “Pembicaranya tidak ingin penonton berisik ketika pembicaranya memperagakan treatment”). Sepertinya pembawa acaranya tidak tahu bahwa blogger-blogger yang dihadapinya sudah biasa membawa anaknya ke seminar dan sudah biasa mendidik anaknya supaya tetap tenang. Tapi saya mengerti sih, sepertinya pembawa acaranya sendiri memang belum punya anak (tutup tab hasil stalking-stalking profil).

Paket gadgetholic treatment sudah mulai bisa dinikmati hari ini di Mom n Jo Surabaya. Pebisnisnya sedang memasang promo bahwa bayar lima kali perawatan akan mendapatkan dua kali perawatan gratis. Sebetulnya menurut saya, paket ini nggak hanya berguna bagi mereka yang pegal-pegal karena terlalu sering memegang gadget. Tapi juga bermanfaat untuk orang biasa yang sakit leher maupun sakit pundak. Alternatif yang bagus untuk mereka yang sedang cari tempat spa di Surabaya.

Alamat Mom n Jo: Jalan Prapanca 36, Surabaya 60241

Cabang Mom n Jo lainnya di Surabaya ada di Miniapolis Pakuwon Mall.

22 comments

  1. Saya termasuk yang suka terjangkit sperti itu mbak. Bisa dibilang seharian kerjaannya cuma mantengin laptop doang. Terus aja fokus ga ngapa ngapain lagi.

    rasanya tuh berat kalau mau noleh menoleh teh. hiks hiks…

  2. siapa mbak yang statusnya bikin rame di sosmed? wkwkwk malah kepo.
    kalau gadget emang nggak bisa lepas, eh tapi pernah sih nggak pakai gadget selama dua hari, gara – gara sinyal eror 😀
    tapi ya gitu, leher malah kaku kalau keseringan

  3. Waaah iyaaa, kalo kebanyakan nunduk liat smartphone ga bagus juga ya mak untuk tubuh.. Huhuhuhuhuu. JAdi penasaran mau cobain treatment di mom n jo iniii. Makasi infonya ya mak Vicky

  4. Lusi says:

    Belakangan makin ngeri ya, ibu2 berwajah lembut keibuan tapi kalau nyetatus kata2nya sadis. Aku sudah membatasi mbak. Lihat socmed pribadi pas buka laptop aja. Kalau mobile, yang on cuma socmed & email urusan kerjaan. Aplikasi socmed di hp udah aku preteli. Kalau nggak gitu terpancing juga buat nyamber2. Heheee…

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Kedengerannya Mbak Lusi ini masih mudah terpancing kalau lihat orang berstatus negatif, hahahahah.. Bagus deh Mbak Lusi berusaha membatasiperilaku reaktif sampai mencopot aplikasi dari HP segala 🙂

Tinggalkan komentar