Alunan gending bonang dan saron bertalu-talu menghentak di gedung pusat kursus bahasa Perancis CCCL Surabaya. Sindennya berjingkat bangun dari duduknya yang tadi bersimpuh, menghampiri bapak-bapak kepala gedung dan mereka pun megal-megol di teras gedung. Pemandangan itu menarik hampir semua tamu, dan nggak ayal semua berebut memotret sang bule yang asyik joget-joget bersama sinden sembari diiringi tabuh gamelan. My hunk, berbisik kepada saya, “Dia tampak menikmati sekali (joget bersama sinden)..”
Show gamelan itu, semalam, menandai pembukaan pameran seni rupa karya Agus Sukamto, pelukis asal Surabaya yang menggelar ekshibisi aneka lukisan dan sketsanya yang berjudul Oleh-oleh dari Perancis (sosoknya ada di foto kedua, orangnya yang pakai kemeja putih dan bawa ransel). My hunk mengajak saya ke CCCL Surabaya buat menyemangatin pelukisnya yang kebetulan masih temennya sendiri itu, dan saya sendiri bersukaria karena akhirnya kami menemukan alternatif kencan lain selain menggerayangi bebek goreng.
Pembukaannya sendiri ramai sekali, lantaran banyak banget peminat seni lukis yang dateng dan dengan antusias melihat banyak lukisan karya Agus Sukamto yang dipajang di seluruh aula CCCL Surabaya. Sketsanya sendiri bertemakan kehidupan di Rouen, tempat Agus sempat tinggal tahun lalu di Perancis. Sekilas sketsanya rada mirip komik yang minim variasi warna, dan saya tertarik memandangi setiap gambar mencari-cari arti. Kadang-kadang untuk mempertegas makna, Agus menuliskan satu-dua patah kalimat sederhana dalam bahasa Perancis, seperti Merci beaucoup, Au revoir, A bien tot, dan sebagainya. My hunk minta saya menerjemahkan setiap kalimat yang dituliskan Agus di setiap lukisan itu satu per satu, dan salah satu sketsa yang disukainya adalah Je n’ai plus l’argent, yang langsung diunggahnya saat itu juga ke blognya.
Sebetulnya masih ada diskusi setelah pesta pembukaan pameran lukisan itu, tetapi my hunk sudah keburu kelaparan sehingga kami cabut dari CCCL Surabaya setelah mengitari seluruh pameran. Saya sendiri sibuk motret kelakuan para pengunjung pameran. Pengunjung cewek pameran seni rupa ini rata-rata modis dan punya selera bagus dalam berpakaian, hampir sama kayak saya lah..
Menurut undangan yang saya terima, pameran seni rupa Agus Sukamto ini masih digelar di CCCL Surabaya sampek 20 Mei. Tidak akan lama-lama, coz tahun depan masing-masing lukisan ini mau diboyong buat ekshibisi di museum nasional di Rouen, untuk acara peresmian “la salle de Indonesia”, alias ruang bertema “Indonesia” yang akan dibangun di sana. Yeaah..Indonesia ternyata cukup unik sampek dijadiin ruangan sendiri di Rouen. Ihiiy..!
Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Pamerannya ada di aula gedung CCCL-nya. Ke sana deh, sampek 20 mei. 🙂
selamat ya…senangnya bisa jalan2 berwisata sambil promosikan tempat wisata kita.
Salam…
di Gedung CCCL mana sih Mbak tempat Pamerannya?
Masih sampe 20 Mei, main-main kesana ah, mosok ke Gramedia Expo mulu..
Lhaa..soalnya dulu suka belajar sembari niru-niru garisannya Pak Tino Sidin, hihihi..
Si dokter satu ini emang te-o-pe. Nggak bisa nggambar tapi kenal Tino Sidin. Bagus, bagus…
Soalnya ini review pameran lukisan, Nin. Bukan review lukisannya sendiri, hehehe..
Bebek bakar sih udah aku gerayangin, tapi kalo bebek kuali belum.. *halah*
sayangnya foto lukisannya kurang gede mbak, jadi ngga bisa ikutan melototin..
eh kalau gerayangin bebek yang lain belum kan mbak? bebek bakar misalnya, atau bebek kuali? mereka juga pengin digerayangi loh *halah
Aih! Kalo lukisannya Mas Eko sih, saya nggak mungkin mau menikmati, hihihi..
kirain abis pulang studi banding dri parlemen prancis..
suka lukisan juga tho bu..?
aku jga suka melukis
memeluk dan mengkiss tapinya
heheh
Ya, lukisannya memang seperti itu.
Karena saya nggak bisa nggambar, maka saya akan berkomentar a la Tino Sidin, "Bagus..bagus.."
hmmm…. lukisannya seperti lukisan anak-anak, eh seperti karikatur gitu, kesannya ceria, banyak warna, garis-garisnya tidak kaku…hmmm……gimana mbak Dokter? bagus ndak lukisannya?
Kesiyan dia, sudah lima hari puasa. Makanya semalem dia buru-buru ngajak cabut, hihihi..
hihihi mas pahmi itu buru2 aja.. mbok ya lapernya di tahan dulu biar mbak vic bisa cerita lebih banyak 😀
Hehe..pinter kan?
mantap dah..
bisa proposiin Indonesia di negeri orang. salut!
Top juga lantaran lukisan Indonesia diliat orang-orang yang nggak bisa ngomong Indonesia? Yeah yeah..
bangga juga..indonesia emang TOP!
Slamet, kapaan? Ayo jangan cumak ngimpi!
tunggu nanti kalo karyaku dipamerin ya. hehe
*memandang lukisan gak jelas didinding*