Jangan Ada Norak Sama Pesawat di Antara Kita

Keluarga saya punya daftar hitam maskapai yang nggak bakalan dinaikin kalau harus naik pesawat. 😀

Saban kali ada yang bepergian naik pesawat di keluarga saya, yang ditanyain bukanlah “Berapa harga tiketnya?” tapi “Pakai maskapai apa?”

Ada jawaban-jawaban nama maskapai tertentu yang selalu ditanggapi dengan, “Hm..oh ya.” Gitu doang.

Tetapi ada juga jawaban nama maskapai tertentu yang langsung menimbulkan risiko, “Doh..gak ada pesawat lain tah kok harus pakai maskapai itu??”

Tata cara naik pesawat adalah bawa barang seperlunya
Sebisa mungkin kalau naik pesawat itu bawa 1-2 buah tas saja. Bukan gandol tas di sana dan nyangking tas di sini.

Soal Awak Indisipliner

Baru-baru ini ayah saya bilang nggak mau terbang lagi naik maskapai tertentu ketika harus beli tiket pesawat dari Bandung ke Surabaya. Biarpun harganya paling murah sak donyo.

Pasalnya, kami baru baca berita bahwa dalam salah satu penerbangan yang dilakukan maskapai itu, pilot pesawatnya minta istri dan anaknya yang masih balita masuk ke ruang kokpit. Kontan berita itu bikin kami sensi dan ayah saya langsung nggak mau naik maskapai itu lagi.

Prinsip kami, “Kalau penumpang masih nggak disiplin dan tetap ngidupin HP waktu naik pesawat sih masih dimaklumi. Soalnya yang namanya individu norak pasti selalu ada dalam setiap populasi. Berantasnya sih gampang, pelakunya tinggal divideoin, terus ditaruh di medsos, biarkan rakyat se-timeline aja yang mencaci dia. Tapi kalau yang nggak disiplin itu crew pesawatnya sendiri, apalagi pilotnya yang menanggung beban nyawa seluruh penumpang pesawat, maka pilotnya (termasuk crew HRD yang ngerekrut dia, plus maskapainya tentu) layak di-banned.”

It sounds lebay, tetapi kami memang rada sensi terhadap yang namanya pesawat. Buat cara mikir keluarga kami, lebih susah jaga keselamatan waktu naik pesawat ketimbang jaga keselamatan pas transportasi darat atau laut. Kalau naik kereta api dan keretanya error, paling parah ya terjun aja keluar gerbong, palng-paling cuman benjol pas jatuh di tanah. Kalau naik kapal dan kapalnya error, terjun aja ke laut, toh kita bisa berenang (oke, tapi saya tetep nggak mau kelelep di laut, ya Allah). Tapi kalau naik pesawat dan pesawatnya error, saya masih belum tahu caranya terjun keluar dari pesawat.

Itu sebabnya juga, doa saya pada waktu take off pesawat itu lebih kenceng daripada doa saya ketika kereta api meninggalkan peron. Saya ini nggak hafal doa selain Al Fatihah, tapi saya selalu baca doa-doa yang sering ada di dalam kartu panjang di kantong bangku pesawat. Saya bahkan baca doa semua agama yang ada di situ, nggak cuman doa agama saya sendiri. Itu karena saya tahu bahwa pada saat pesawat saya meninggalkan tanah, saya cuman mempercayakan nyawa saya kepada Yang Maha Pencipta.

Prosedur naik pesawat adalah bawa bagasi yang bisa ditangani sendiri
Sebisa mungkin bawa bagasi yang seringan mungkin.
Sobat Aviasi sebagai Wadah Edukasi

Jadi sewaktu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara bikin komunitas Sobat Aviasi, saya seneng banget gabung dan baca program-programnya komunitas ini. Sobat Aviasi ini dibikin oleh Dirjen Perhubungan Udara dalam rangka kampanye kepada masyarakat supaya mau membudayakan untuk naik pesawat dengan selamat, aman, dan nyaman.

Kenapa Dirjen Perhubungan Udara mau repot-repot? Sebab kalau dipikir-pikir, ke-error-an penerbangan-penerbangan komersil di Indonesia itu kalau dipikir-pikir ya disumbangsih banyak oleh para penumpang Indonesia sendiri.

Coba saya inget-inget ya, salah satu kecelakaan yang melibatkan pesawat di Indonesia beberapa tahun yang lalu itu ternyata dikontribusi penumpang norak yang iseng selfie di pesawat terus ngirimin “foto terakhirnya” itu ke sodaranya persis sebelum pesawat itu akhirnya jatuh. Atau, pernah ada pesawat telat mendarat di sebuah bandara karena pilotnya terpaksa muter-muter di angkasa sekitar bandara itu gegara nggak diijinin mendarat oleh admin menara bandaranya. Apa pasal? Soalnya, petugas-petugas bandaranya lagi kebingungan lantaran CCTV mereka melihat ada dua orang anak kecil iseng masuk ke runway bandara melalui gerbang “yang lupa dikunci” dan admin menaranya ngeri anak-anak ingusan itu bakalan ketabrak pesawat yang mendarat.

Atau, pernah juga sebuah bandara direpotin karena tampang salah seorang aviation security-nya dicaci secara viral di Facebook lantaran menegor seorang penumpang di conveyor belt. Si penumpang nggak terima dimarahin, lalu ng-upload mukanya si avsec ke Facebook. Belakangan ternyata ketahuan, si avsec negor si penumpang gegara tas penumpangnya itu bawa cairan dalam botol yang melebihi 100 cc. Langsung balik si penumpang pemarah pun dicaci maki rakyat se-timeline karena dianggap nggak tahu aturan naik pesawat. Cairan banyak-banyak itu bisa membahayakan keselamatan penerbangan orang banyak kalau sampai tumpah mbleber di pesawat.

Prosedur naik pesawat adalah periksa barang di conveyor belt
Balita senang bawa tas sendiri.
Saya mesti memberi anak saya pengertian kalau tasnya harus diperiksa om-om dan tante-tante berseragam.
Saya bilang kepada anak saya bahwa orang lain mesti percaya bahwa tas anak kecil tidak membawa barang-barang berbahaya juga.

Dan masih banyak lagi ke-error-an lainnya akibat orang awam yang malu-maluin nggak tahu tata cara naik pesawat maupun bergaul di sekitaran bandar udara. Kalau cuma malu-maluin akibat nggak ngerti aturan sih no problem lah ya. Namanya juga masyarakat kita masih dalam tahap berkembang (atau bahasa halusnya, belum pinter-pinter amat, jadi ya masih perlu diedukasi). Ini masalahnya ketidakpahaman mereka bisa berujung mengancam keselamatan penerbangan para pesawat, yang ujung-ujungnya mengancam keselamatan orang banyak. Dan akhirnya, kalau diakumulasi ya merugikan bangsa dan negara juga.

Mudik Naik Pesawat Ya Mesti Tahu Aturan

Makanya sekarang berhubung bentar lagi mau lebaran dan jutaan orang bakalan termobilisasi untuk mudik ke kampung halaman masing-masing, bisa diramalkan bandara-bandara senusantara bakalan kerepotan megurusin penumpang yang jumlahnya melonjak begini. Wajar kalau Kementerian Perhbungan antisipasi ekstra, karena mereka pasti ogah kalau terjadi kecelakaan udara cuman gegara nggak bisa mengantisipasi lonjakan penumpang-penumpang yang kadar pengetahuannya tentang aturan naik pesawat itu nggak merata.

Saya mau kasih tahu aja beberapa tips prosedur naik pesawat untuk perjalanan pada waktu mudik nanti:

Perhatikan Waktu

Tanggal berapa mau mudik. Jam berapa mesti naik pesawat. Jam berapa kudu check in. Maskapai mana yang bisa check in pesawat online secara mobile supaya nggak usah lama-lama ngantre di loket check in. Jangan sampai batal berangkat cuma gegara telat tiba di bandara. Duit tiket melayang sih bukan masalah, tapi memangnya Anda mau rencana perjalanan jadi berantakan cuma gegara salah antisipasi jadwal naik pesawat?

Transit Jangan Mepet

Kadang-kadang kita terpaksa naik penerbangan transit alias pindah pesawat dari satu pesawat ke pesawat lain. Kalau kedua pesawat ini pakai maskapai yang sama sih enak. Sing repot itu kalau maskapainya beda. Perhatikan cara transit pesawat, pastikan ada jangka waktu yang cukup untuk memindahkan barang bawaan kita (apalagi bagasi kita) antar pesawat. Makanya bawaan mesti efisien, sedapat mungkin cuma perlu menggandol satu tas di kabin supaya nggak ada yang tercecer (eh, dengerin ini ya, wahai ibu-ibu yang senang bawa tas banyak-banyak!).

Perhatikan Keselamatan Penumpang (Lain)

Nggak usah norak nyalain HP kalau udah di dalam pesawat. Kalau Anda tewas dan masih jomblo tanpa tanggungan sih no problem ya. Lha tapi kan di pesawat itu ada puluhan orang lain yang kepingin tetap hidup. Mosok mereka mau tewas cuman gegara kecelakaan pesawat et causa ada orang norak yang nyalain HP?

Avsec Bukan Galak, Tapi Mereka Menjaga Keselamatan Penumpang (Lain)

Aviation Security cuma mikir yang penting penumpang itu selamat, selamat, selamat. Nggak usah sewot kalau Anda disuruh buang 10 botol ASIP bayi Anda cuman gegara Anda menyimpannya dalam botol-botol yang masing-masing ukurannya lebih besar daripada 100 cc. Mending sebelum berangkat baca-baca dulu IG-nya Sobat Aviasi (@djpu151) yang sering kasih infografis tentang aturan benda-benda cairan apa aja yang nggak boleh dibawa masuk kabin.

Selfie di Bawah Baling-baling Itu Haram

Satu, HP Anda yang masih nyala itu bisa jadi masih memancarkan frekuensi yang sama dengan frekuensi puteran baling-baling pesawatnya. Itu baling-balingnya bisa error, pesawatnya bisa ikutan error juga, gimana kalau error-nya terbawa sampai pesawatnya terbang dan penumpangnya jadi korban? Dua, Anda bisa miber keserempet baling-baling dan tewas. Terus Anda mau minta Avsec sebandara turun mengevakuasi jenazah Anda dari bawah baling-baling? Berapa lama bandaranya mesti ditutup cuman gegara memudahkan Avsec mengevakuasi bodi Anda? Berapa orang kudu rugi waktu gegara bandaranya ditutup biarpun cuma satu-dua jam?


Kalau kita masih sering kecolongan dalam urusan tata krama cara naik pesawat, boleh banget lho refresh pengetahuan lagi soal itu di komunitas Sobat Aviasi. Komunitas ini punya misi ngajarin anggota-anggotanya tentang tips keselamatan naik pesawat. Dan komunitas ini bisa dikepoin di kanal-kanal sosial medianya yang tentu dekat dengan kita-kita juga, contohnya di Instagram @djpu151.

Oh iya, saya juga bikin film pendek kecil-kecilan lho tentang persiapan naik pesawat. Simak di video ini yuk, cuman tiga menit aja lho..

Mudik seharusnya menyenangkan, apalagi naik pesawat yang mestinya mempercepat durasi perjalanan kita. Kalau kita mau meluangkan waktu sedikit aja untuk belajar tentang aturan naik pesawat, perjalanan kita akan berjalan SELAMANYA. SELamat, AMAN, dan menYenAngkan.

60 comments

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Saya ngerti. Valuasi dari suatu maskapai sepertinya saat ini ditentukan oleh ketepatan waktunya berangkat atau enggak. Sebab kalau berangkatnya aja delay, tentu kerjaan kita di tempat tujuan jadi terhambat. Pada akhirnya, gara-gara delay, segala pekerjaan kita jadi kacau.

      Saya sekarang cenderung milih harga tiket yang lebih tinggi daripada maskapainya delay mendadak. Biarin aja tekor gegara harga tiket. Kalau tekornya gegara delay, tekornya jelas berlipat-lipat.

  1. Ohhh kalo maskapai yg bawa kluarganya masuk itu, udh dr bbrp thn lalu dia aku blacklist mba, sjk dia jual seat lbh drpd seharusnya, dan aku jd bentrok tempat duduknya ama org lain :D. Sejak itu, haram hukumnya naik pesawat itu :p. Kalo pilihannya cm ada pesawat itu k suatu tujuan, aku bakal cari rute muter ato sekalian aja cancel pergi kesana :p. Untungnya garuda msh bisa diandelin utk bbrp tempat terpencil :D.

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Bagian menyebalkannya adalah, maskapai haram ini adalah maskapai yang menguasai rute paling banyak di seluruh Indonesia. Mereka itu pemilik pesawat terbanyak di negeri ini, belanja pesawat mereka bahkan lebih banyak daripada jumlah pesawat Delta Airlines + United Airlines dijadikan satu. Itu yang menyebabkan maskapai sombong ini begitu jumawa.

      Saya sendiri kepingin boikot, tetapi monopoli mereka terhadap rute-rute yang paling sering saya lewati membuat saya lemah.. 😐

  2. @bangsaid says:

    Saya suka sebel sama orang yang masih sibuk sama hapenya padahal udah di dalem pesawat. Saya juga sempet gedeg sama nenek-nenek waktu penerbangan ke Singapura pesawat udah melaju di landasan untuk lepas landas, dia malah masih sibut voice chat sama anaknya.

    apa Maskapai luar itu emang ga terlalu ngingetin ya. Soalnya saya juga pernah lupa matiin hape baru sadar setelah mendarat 😀

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Pramugari diajari untuk menegur semua penumpang yang melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa mengganggu penerbangan. Tetapi mengharapkan pramugari mau bertindak di pesawat itu untuk semua orang juga nggak mungkin.

  3. sama mba klo naik pesawat doanya lebih kenceng dibanding nek kereta 😀 apalagi aku pernah alamin pesawatnya turbulensi aku udah allahuakbar sebelahku yesus..yesus kami jadi pegangan erat itu serem banget :/

    btw itu yg selfie deket baling2 beneran norak yak ih serem bayanginnya juga :/

  4. Zulaeha says:

    Saya sekarang juaraang naik pesawat. Yang sering itu suami. Tapi sekalinya saya mau berangkat. Eeemm… rempongnya Masya Allah. Hahaha.

    Suami juga punya satu maskapai yang kalau nggak kepepet nggak bakalan naik itu mba, soalnya beberapa kali naik itu, beberapa kali juga pesawatnya turbulensi sampe masker pada turun. Kebetulan mungkin, tapi tetap aja bikin parno kita sebagai penumpang.

  5. Wah, rempong juga ya bunda vicky bawa anak kalo naik pesawat. Kalo saya mungkin ga bisa bobo semalaman saking gugupnya. Hihi..
    Lah, sy naik pesawat sendirian aj g pernah apalagi sm anak..
    Btw, it cerita tukang selfie dipesawat bener2 nyebelin banget. Semoga banyak yang aware ya gara2 kejadian itu. Huft

  6. rodame says:

    Main ke blog mba Vicky baru pertama langsung pengen baca postingan yang naik pesawat ini, secara sama-sama punya balita dan memang saya termasuk yang masih suka rempong bawa tas sana-sini dan yes repot banget jadinya. Hahaha. Makasih udah share mba, terbang memang menyenangkan ya asal tau aturan mainnya, semua inshaallah aman ya mba.

  7. Videonya keren!!!!!

    Aku juga mbak Vick, kalau naik pesawat suka parno. Untungnya sih kalau mudik ke Jakarta perjalanan cuman sejam, jadi seringnya ditinggal merem. Hehe,

    Pernah pas pulang ke Surabaya, Juanda sedang hujan deras. Pesawat yg aku naiki muter-muter di atas Surabaya sampai dua jam nunggu cuaca agak mendingan. Cuman bisa berdoa, untungnya pramugarinya bisa nenangin penumpangnya banget, jadi nggak terlalu kepikiran.

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Wah, dua jam muter-muter di langit kota yang sama itu cukup bikin deg-degan ya. Pasti rasanya nggak enak. Mungkin pilotnya juga ketar-ketir takut kehabisan bensin 🙂

  8. Helena says:

    foto selfie di dekat baling-baling? heuuu… setor nyawa dong itu. Aku pernah lihat ada yang HPnya nyala selama penerbangan >,< keknya orangnya ga nyadar. Untunglah safely landed

  9. evrinasp says:

    selamat mudik mbak, asik nih kalau naik pesawat, pingin banget di cianjur selatan bisa landing pesawat jadi terpangkas deh waktu 7 jam perjalanan, akupun kalo pergi2 gitu gak pingin bawa tas banyak, kalo bisa cukup satu aja

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Saya juga mau atuh ada lapangan terbang di Cianjur Selatan.. jadi kalau saya pingin main ke Sukabumi Geopark Ciletuh itu nggak usah bermacet-macet via Bogor dulu.

      Sekarang saya berusaha keras melatih diri bawa koper satu biji aja. Yang muat barang saya dan barangnya anak saya sekaligus.

  10. Aku juga kaget n ga percaya pas baca berita tentang anak istri pilot yang masuk ke ruang kokpit, sebuah contoh yang ga bangettt.
    Makasih Mbak sharingnya, semoga yang mudik lewat udara nanti selalu diberi keselamatan hingga nanti bertemu kerabatnya di kampung halaman, aamiin.

  11. Ria says:

    mama, videonya keren, penyampaiannya bagus… tapi foto2nya knp jd blur ya mak? Abis baca ini jadi mikir jg sih soal maskapai2 penerbangan tertentu yg udah bikin heboh… Sama, saya jg deg2 plas kl udah take off sama mau landing… pokoknya sblm smp ya blm tenang… Memang banyak org yg masih susaaaah banget sih ngerti kl peraturan itu dibuat utk keamanan. Ada yg maksa koper gede taruh di kabin termasuk yg matiin hape aja susah… Plg berabe ya kl awak pesawat sendiri yg bikin ulah…

  12. Wah sepakat nih dengan tulisan di atas, meski saya termasuk yang bawa barang banyak kalau naik pesawat, hoho. Yang paling keki itu kalau sampai isi koper melebihi berat bagasi, duh bakalan ribet urusannya, kecuali kalau mau langsung tambah bayar. Matiin hp di pesawat saya patuh dong ya, serem aja kalau sampai penerbangan jadi kenapa2 gara2 hp nyala. Anyway video nya kece, smooth:)

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Terima kasih 🙂

      Biasanya sebelum bepergian, saya timbang dulu isi bagasi pakai timbangan di rumah.
      Kalau beratnya melebihi batas ketentuan bagasi dari maskapainya, ya saya beli tiket ekstra lagi aja, hahhahaahhaa

Tinggalkan komentar