Saya pernah lihat singa di Setail, di sana singa dikerangkeng dan nggak pernah saya denger singa kabur dan keluyuran di Surabaya.
Saya pernah foto-fotoan di depan kandang gajah di Ragunan, kandangnya juga digembok rapet dan gajahnya nggak bisa kabur.
Saya pernah nontonin buaya di Tamansari, biarpun buayanya ganas tapi nggak pernah ada buaya lepas dari kebun binatang itu.
Tadinya saya pikir karena kebun binatang itu kecil, jadi ngawasinnya gampang. Tapi kemudian saya sering keluar-masuk Taman Safari yang notabenenya lebih luas ketimbang kebun binatang, bahkan mobil saya keluar-masuk tempat dikurungnya macan-macan buas, tapi meskipun ribuan mobil bisa keluar dari sana, nggak pernah ada berita macan bisa kabur dari Taman Safari, terus pakai rambut palsu dan nongkrong di stadion buat motret pertandingan tenis.Jadi, kalau binatang aja nggak bisa kabur dari kebun binatang, kok bisa narapidana lepas dari penjara?? Padahal penjara kan lebih kecil ketimbang kebun binatang? Kan penjara dan kebun binatang sama-sama digembok rapet?Malah temen saya Bang Codet semalam bilang di Twitter, masih lebih bagus keamanan di kebun binatang, seumur-umur kan nggak pernah ada kita denger ceritanya macan lolos keluar dari kebun binatang. Mungkin bagusnya para penjahat dikerangkeng aja di sana, jangan dikurung di penjara. Sudah penjara kita kesempitan, penghuninya banyak, dapet makan cuman dikit, toilet satu aja dipakai rame-rame. Masih enak macan-macan di kebun binatang, sudah ruang gerak di kamarnya super luas, sehari dikasih makan daging berkilo-kilo, mau pup aja nggak usah nunggu ngantre bareng temen-temennya.Barangkali kebun binatang jangan cuman jadi ajang karyawisata buat anak sekolah. Mbok sekalian kebun binatang dijadikan ajang studi banding buat para sipir penjara. Sebagai sesama pemegang gembok, siapa tahu para sipir penjara bisa belajar sama para penjaga kebun binatang tentang gimana caranya mengunci gembok yang baik dan bener. Dan jangan lupa kunci gembok itu mesti dipegang di saku penjaganya, bukan malah disimpen sama penghuni kurungannya..
http://laurentina.wordpress.com
www.georgetterox.blogspot.com
Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Huahaha, setubuh Jeng. bagus juga idenya.
benar2 ide yang fantastis 😀 kita liat beneran gak mereka mau studi banding… hihihihi
Lhoo..Pak Eko yang nyimpulin itu lho ya, bukan saya.. :p
jadi mendingan binatang dibanding manusia dong bu..? hehe
Mungkin bukan otak maksud Mbak Sylvia, tapi akal.. 🙂
Eh…… binatang jug punya otak yah, tp seharusnya manusia lebih pinter gituh 🙂
Se-liar2nya binatang, mereka gga se-bahaya para kriminals sebab para kriminals ini punya otak. Sayang otaknya gga dipergunakan untuk hal2 positif.
Sudah kubilang dirimu jenius, Sam.
*wink*
Jeejeje siap juga diposting 😆
Ya, nanti saya main ke sana. Ke blog sampeyan, bukan ke kebun binatang. ^^
Bahasanya itu lho mbak yu. Gaul bgt. ^___^. Ciamik abis dah….
Mungkin si om napinya tak usah di tempatkan ke kebun binatang. Keenakan dia, dipenjara sekalian refreshing lihat pengunjung yg wira wiri. Byk yg cakep2 pula. Hehehehehe
Penjaganya aja, disuruh studi banding. Studi banding ke kebun binatang. ^___^
Oh ya, perkenalkan saya bloger dari blog baru, commoncyber. Blog dg dua bahasa.Indonesia dan Inggris. Salam kenal.
Saya ndak bisa lebih setuju lagi, acungkan dua jempol 😀
masalahnya binatang ga punya duit. ghehehe.
Di Indonesia nggak kebiasaan narapidana kabur lalu ditembak, Kut. Kalau narapidana itu mati, siapa yang mau gelontorkan uang buat ngelap penjaga penjara?
kebun binatang yang aneh..
hehehehehe
eh kirain duitnya dah di beku7kan semua
ternyata ada juga yg cair ya
buat ngelap para pawang bodoh..
narapidana nya kok masih kureng puas membuat onar terusan mau bolos dari penjara..di luar lagi teruk kalau temuin aja terus di tembak.
Mikirin gimana caranya supaya manusia nggak tertarik dengan uang, bisa bikin pusing tujuh keliling. Jadi mikir lebih enak jadi pawang kebon binatang, nggak usah pusing mikirin kemungkinan disogok macan.
selama manusia masih tertarik dengan uang, yang selama ini akan terus berlangsung…
Komentarku sama dng Mila Said. Karena hewan2 di kebun binatang itu gak punya uang buat nyogok penjaganya.
Jadi mikir, gimana caranya biar sipir2 penjara kita itu tidak mudah tergoda uang sogokan? Kalo udah seperti sekarang kan yang rugi mereka juga. Eh tapi, kasus Gayus ini bukan yang pertama sih. Tawanan bisa keluar-masuk, bahkan ada yang punya sel khusus lengkap dengan sushi bar dan heli. Meh.
Oh.. Aku lupa faktor itu!
*pura-pura tepok jidat*
Hihihiy,,, soalnya klo macan ga pny duit milyaran hasil korupsi jd ga bs nyogok pawang nya.
Permasalahannya, gimana kalo penjahat gini punya anak kecil? Siapa tega morotin aset milik anak kecil yang nggak nanggung dosa bapak-ibunya? Apakah lantas serta-merta anak ini dianggap fakir-miskin yang mesti dibiayai negara?
Wahhh…bagus sekali saya suka, kalau bisa mah orang2 yang seperti itu jangan di penjara dalam beberapa tahun kayaknya lebih pas seumur hidup dan menarik semua aset sampai ke anak cucu….
Kalo gitu, baiknya dokter mata diterjunkan aja ke penjara buat ngoreksi retina-retinanya para sipir yang pada ijo. Repot kalo mata sipirnya ijo semua, apa gunanya penjara dikunci kalo sipir-sipir gampang disogok?
Masalahnya hanya satu, penjaga kebun binatang matanya tak ijo seperti mata binatang yang dijaganya, tak sekalap penjaga tahanan yang doyan duit sogokan. Di sini lah kecerdasan Gayus memainkan perannya, tahu memanfaatkan situasi, dan tahu para penjaga disana mudah sekali disogok.
Ini bukan sekali dua kali ada kejadian seperti begitu. Dulu jaman Tommy Suharto masih di penjara juga pernah diisukan begitu. Bisa keluar dari penjara. Praktek-praktek seperti ini sebenarnya sudah lama. Hanya mungkin sekarang bom waktunya harus meledak pada Gayus.