Bercak Merah Pertanda Alergi Protein Susu Sapi

Alergi menghambat tumbuh kembang

Seorang teman saya ketika kuliah, pada hari pertama Ospek, berterus terang kepada senior kami bahwa dia punya “alergi susu”. Itu jadi merepotkan, karena kemudian senior kami harus menyiapkan snack pengganti khusus untuk dia seorang diri, padahal sudah ditetapkan bahwa hari itu kami semua yang di-Ospek akan mendapat coklat.

Sepupu saya, panik karena bayinya yang baru berumur belum setahun sudah sering mengalami bercak merah pada kulitnya. Merasa bersalah karena ia tidak memberi anaknya ASI eksklusif, ia menyalahkan susu formula dan sampai hari ini ia belum mengijinkan anaknya itu makan wafer, coklat, dan snack lainnya. Ponakan saya itu kini berumur tiga tahun dan ia cuma melongo kalau melihat teman-temannya makan snack sepuasnya. Ia takut ikutan makan cokelat karena takut gatal pada kulit wajahnya.

Begitulah alergi susu dalam pandangan masyarakat, seolah-olah alergi adalah penyakit kejam yang membuat penderitanya tidak bisa makan yang enak-enak.

Baca Selengkapnya

Alergi Protein Susu Sapi Bisa Makan dengan Normal

Lula Kamal dan Vicky Laurentina

Obat alergi pada anak ternyata adalah buah simalakama. Di satu sisi meredam penderita supaya nggak terlalu sensitif terhadap pemicu alerginya. Tetapi di sisi lain, bisa bikin anak nggak tumbuh besar.

Seandainya saya punya kesempatan jadi pengusaha farmasi, mungkin saya bakalan naruh modal banyak buat kulakan obat alergi pada anak. Riset saya di Google Search menunjukkan kalau para peminat penyakit alergi lebih konsentrasi mencari obat alergi ketimbang mencari cara untuk mencegah gejala alergi.

Padahal, yang namanya obat pasti punya efek samping. Dan sayangnya, pada anak-anak yang meminumnya, aspek yang paling terganggu pasti adalah tumbuhkembangnya.

Baca Selengkapnya