Belajar Cara Investasi Saham Syariah

 

Pasar modal syariah mulai semakin populer semenjak topik keuangan syariah menjadi trending dalam beberapa tahun terakhir. Selain sifat saham syariahnya sendiri yang amanah dengan bebas riba, belajar saham syariah juga cukup mudah karena praktek berbisnis sahamnya sendiri di pasar modal tidak berbeda dari berbisnis saham non-syariah. Kali ini saya ingin membagi pengalaman saya berbisnis salah satu saham syariah dalam rangka investasi.

Baca Selengkapnya

Dari Pasar Modal Syariah Menuju Korea

pasar modal saham syariah

Sama seperti Anda, saya juga senang jalan-jalan. Kalau ditanya apa investasi terbaik yang pernah saya lakukan, jelas saya akan bilang jalan-jalan alias travelling. Karena dengan jalan-jalan, saya akan dapat pengetahuan baru, belajar pengalaman baru, dan mendapat wisdom yang manfaatnya sendiri akan berlaku seumur hidup, dan itu semua tidak diperoleh dari bangku sekolah.

Sudah banyak tempat yang saya datangi, tapi ada satu tempat yang belum pernah saya injakkan kaki, yaitu negeri Korea. Jauh sebelum drakor-drakor merajalela di Indonesia, saya sudah tergiur ingin jadi backpacker ke Korea ketika guru saya mendongeng tentang negeri ini di kelas SMA saya 18 tahun yang lalu. Tentang orang-orangnya yang punya etos kerja bagus, manajemen negara yang tertata rapi, teknologi yang canggih, landscape negeri yang indah, dan sejarah negerinya yang cepat bangkit meskipun sudah diobrak-abrik oleh perang saudara.

Apa daya, saya belum punya cukup modal untuk ke sana sampai sekarang. Uang sih ada, tapi saya punya banyak prioritas lain yang saat ini lebih diutamakan ketimbang jadi backpacker ke Korea; saya punya anak yang masih bayi, saya sibuk mengurus bisnis penulisan saya, dan lain sebagainya. Namun saya masih pasang tekad bahwa saya ingin mengincipi liburan ke Korea maksimal #10TahunLagi, sehingga saya pun getol mengumpulkan modal tambahan untuk itu.

Merencanakan Keuangan

Dengar-dengar jadi backpacker ke Korea itu makan uang banyak, saya pun pasang amunisi. Yang pertama, saya berusaha baca-baca pengalaman orang lain yang sudah berada duluan di Korea. Salah satu referensi favorit saya adalah bukunya Claudia Kaunang (@ClaudiaKaunang), yang berhasil menerbitkan bukunya Rp 3 Juta Keliling Korea dalam 9 Hari. Selain itu, saya juga memantau harga tiket pesawat ke Korea dari newsletter agen-agen perjalanan yang saya langgani (sebagai pecinta piknik, saya langganan newsletter dari 3-4 biro travel online). Dari itu semua, saya berhasil menyimpulkan bahwa saat ini biaya backpacker ke Korea secara backpacking selama sembilan hari ialah sekitar Rp 11 jutaan. Sebagai bandingan, kalau kita liburan ke Bali, dengan pesawat Jakarta-Bali pp, menginap di hotel bintang lima untuk dua orang, harga Rp 11 jutaan itu hanya cukup untuk melancong selama tiga hari saja.

Karena saya ingin liburan ke Korea maksimal sekitar #10TahunLagi, jadi saya pun memulai perencanaan keuangan dengan mengumpulkan uang. Yang jadi problem, harga-harga pasti selalu naik setiap tahunnya kan? Saya kira-kira saja, jika rerata tiap tahun inflasi sekitar 10%, maka dalam 10 tahun lagi, bisa-bisa biaya backpacker ke Korea sudah melonjak ke angka Rp 23 jutaan.

Saya mungkin bisa mengumpulkan uang tabungan dengan bekerja. Tetapi tabungan deposito nggak akan bisa mengejar harga yang naik 10% setiap tahunnya, karena bunga deposito di bank paling-paling cuma 8%/tahun. Jalan keluarnya, saya pilih berinvestasi. Karena kalau saya bisa merencanakan investasi dengan bagus, saya bisa dapat profit minimal 12%/tahun. Sehingga inflasi 10%/tahun pun akan bisa saya lewati, dan akhirnya, saya pun bisa jadi backpacker ke Korea dalam #10TahunLagi, bahkan mungkin lebih cepat.

Baca Selengkapnya