
Gambar diambil dari sini
Anda ingin punya tukang kebun pribadi seperti halnya pembantu rumah tangga di rumah? Sama, saya juga. Zaman sekarang ini, saya lebih sering menemukan keluarga yang punya asisten rumah tangga sebanyak 2-3 orang, tapi menemukan orang yang punya tukang kebun itu susahnya minta ampun.
Lha apakah orang nggak butuh tukang kebun untuk rumahnya? Pasti butuh. Rumah-rumah tapak pasti perlu tukang kebun, biarpun cuma punya halaman seuprit yang hanya cukup buat main gundu. Tukang kebun diperlukan untuk memotongi pohon-pohon yang dahannya sudah tumbuh sampai keluar pagar rumah dan daunnya berguguran mengotori jalan. Tukang kebun diperlukan untuk memangkas rumput secara manual dan kita pikir mesin pemotong rumput itu kemahalan. Tukang kebun diperlukan untuk menyabuti gulma yang liar dan kita curiga kalau di antara bebungaan itu bersembunyi seekor ular. Dan lain sebagainya.
Tapi tidak semua orang gampang menemukan tukang kebun. Mertua saya, contohnya, cuma sanggup menghonori satpam kompleks untuk jadi tukang kebun dadakan di halaman rumahnya. Sepupu saya, yang luas tanah rumahnya cuma sekitar 96 m2 dan halamannya cuma sedikit, kalang kabut waktu tukang kebun langganannya pulang kampung dan nampaknya nggak balik kota lagi. Tetangga saya, pengusaha yang rada parnoan, selalu punya ritual rutin saban kali mau manggil tukang kebun yang nomornya dia temukan dari googling. Alasannya, takut tukang kebunnya nyolong besi-besi yang ia geletakkan di garasi.