Ritual untuk Orang Kurang Tidur

Facial di Gloskin Aesthetic Clinic

Review treatment di Gloskin ini saya tulis setelah saya jalanin facial untuk melembabkan wajah di cabang Gloskin di Mayjen Sungkono, Surabaya.

Selamat malam!

(saya sotoy, padahal yang baca blog ini baru bangun pagi, wkwkwkwk..)

Jadi, saya baru iseng buka-buka laporan Google Analytic saya. Dari sana saya dapet insight bahwa ternyata pengunjung terbanyak blog ini paling sering dateng malem-malem. Yaa kira-kira antara jam 10 malem sampai subuh gitulah. Setelah jam enam pagi, traffic mulai menurun. Membuat saya terbengong-bengong, emangnya kaleyan nggak pada tidur, ya?

Malah yang lebih ajib lagi adalah data yang saya dapet dari data pengunjung mingguan. Kunjungan paling banyak terjadi pada malam Jumat, atau lebih tepatnya Jumat dini hari. Karena saya tahu sebagian besar dari pengunjung blog ini sudah pada punya pasangan sah semua, saya pun makin tercengang, atau lebih tepatnya tersanjung. Jadi..kalian habis melakukan sunnah rosul itu rame-rame pada baca blog saya, gitu? (Why me? Why my blog..?)

Yang membuat saya menarik sebuah kesimpulan penting: My visitors mostly are insomniac.

Baca Selengkapnya

Bius Dulu Sebelum Menghilangkan Komedo

Klinik kecantikan di Surabaya barat

Pulang dari trip dua minggu mondar-mandir Bogor-Bandung minggu lalu bikin saya kecapekan banget. Tapi saya nggak sempat istirahat. Gimana mau selonjoran, lha saya sudah mulai harus balik jadi ibu rumah tangga lagi.

Yang cukup signifikan, semenjak balik dari sana, saya jadi rajin masak-memasak. Pasalnya, sepanjang di Bandung saya dapet inspirasi banyak menu dari nyokap. Makanya langsung kepingin dipraktekin semua supaya ilmunya nggak lupa.

Sebetulnya memasak di rumah (mertua) saya bukan kegiatan yang menyenangkan. Saya hampir selalu kepanasan deket-deket kompor. Memasak di Surabaya adalah cara efisien untuk membuka pori-pori segede-gede lobang gorong-gorong (dan kesempatan untuk menjejalkan masker ke atasnya).

Entah kenapa, baru rehat sedikit dari kompor, Fidel sudah keburu manggil-manggil minta dipasangin rel kereta api. Alhasil terpaksalah saya alih profesi menjadi pegawai dinas perhubungan supaya kereta si buyung bisa berjalan.

Dengan segala kesibukan ini, saya pun bertanya-tanya, “Kapan saya mau sempat merawat wajah saya?”

Baca Selengkapnya