Sudah 20 menit pembicaranya mengoceh di depan seminar, dan pesertanya kelaparan, menguap, dan mulai mengintip rundown acara, mencari-cari kapan waktunya coffee break. Sementara itu panitianya juga berderak-derak gelisah di pos masing-masing, bolak-balik lihat jam tangan masing-masing, berharap segera waktunya coffee break, karena mereka merasa ada yang nggak beres dengan amplifier sound-system-nya. Plus seorang pembicara berikutnya barusan nyolek-nyolek, ngeyel minta gladi resik Power Point sebelum giliran dia ngoceh sungguhan nanti. Dan dia akan melakukannya pas waktunya coffee break.
Di sini kelihatan bahwa coffee break adalah saat yang didambakan semua orang yang ikut seminar atau konferensi. Panitia seringkali memperalat coffee break ini untuk membenahi sesuatu yang kurang. Seringkali event organizer begitu terburu-buru menjadwal coffee break yang cuman 10-20 menit ini. Orang belum selesai ngantre minum di coffee break, sudah dipanggil lagi untuk acara berikutnya. Seolah-olah panitia kepingin acaranya buru-buru segera selesai. Mungkin buat ngirit tarif sewa ruangannya yang dihitung jam-jaman.
Padahal, saya melihat peluang orang begitu banyak ketika coffee break tiba.