Pulang dari trip dua minggu mondar-mandir Bogor-Bandung minggu lalu bikin saya kecapekan banget. Tapi saya nggak sempat istirahat. Gimana mau selonjoran, lha saya sudah mulai harus balik jadi ibu rumah tangga lagi.
Yang cukup signifikan, semenjak balik dari sana, saya jadi rajin masak-memasak. Pasalnya, sepanjang di Bandung saya dapet inspirasi banyak menu dari nyokap. Makanya langsung kepingin dipraktekin semua supaya ilmunya nggak lupa.
Sebetulnya memasak di rumah (mertua) saya bukan kegiatan yang menyenangkan. Saya hampir selalu kepanasan deket-deket kompor. Memasak di Surabaya adalah cara efisien untuk membuka pori-pori segede-gede lobang gorong-gorong (dan kesempatan untuk menjejalkan masker ke atasnya).
Entah kenapa, baru rehat sedikit dari kompor, Fidel sudah keburu manggil-manggil minta dipasangin rel kereta api. Alhasil terpaksalah saya alih profesi menjadi pegawai dinas perhubungan supaya kereta si buyung bisa berjalan.
Dengan segala kesibukan ini, saya pun bertanya-tanya, “Kapan saya mau sempat merawat wajah saya?”