Tetangga yang Iri

Sebenarnya nggak maksud bikin diri nampak sombong, tapi yah, kadang-kadang ada aja orang yang mengira diri kita begitu.
Seorang kolega saya, sebut aja namanya Aretha, mengeluh ke saya bahwa dia malu lantaran dia dikata-katain sama temennya. Jadi, temennya itu bilang ke Aretha, nggak tau persisnya ngomongnya gimana, yang intinya adalah Aretha kebanyakan gaya di Facebook-nya semenjak masuk sekolah spesialisasi kami. Indikasi “kebanyakan gaya” ini adalah foto-foto yang rajin ter-update di profil Facebook-nya Aretha akhir-akhir ini, yang intinya menggambarkan kehidupan baru Aretha di Surabaya, yang tentu saja beda jauh dengan kehidupan lamanya di kampung halamannya di penghujung Sumatra sono. Oh ya, tentu aja temennya yang ngomong gini ini adalah temen Aretha di kampung halamannya.
Ada banyak alasan orang lain untuk iri kepada kita. Entah karena kita memenangkan sesuatu, atau mungkin hanya sekedar karena kita lebih keren. Tapi kita tidak pernah harus bertanggung jawab atas rasa iri orang lain kepada kita.  Gambar: http://metro.co.uk
Oh dear, ini adalah topik yang sangat maha nggak penting. Siapa peduli sih kalau ada temen yang iri?
Yah, tapi Aretha jadi sungkan sama temen-temen lamanya, yang tentu aja masih berhubungan dengannya via Facebook dan SMS. Kesannya, semenjak masuk sekolah spesialisasi di Jawa, dia kayak Bimbi gitu lho.. “Bimbii..tidak ingat lagi kampungnya.. huowoo.. Bimbi..tidak kenal lagi sodara.. oh, oh, oh..” *Ini Vicky lagi nyanyi, nggak usah tutup kuping.*
Lalu, sebenarnya, karena saya tahu Aretha itu gaptek setengah mampus, jadi dia jarang ng-upload fotonya sendiri ke Facebook. Hanya kalau dia lagi sangat senang sekali, dan itu sangat jarang. Sisanya, kalau sampek foto-fotonya di Facebook-nya itu bejibun, itu bukanlah dirinya sendiri yang masang, tapi karena kolega-koleganya yang nge-tag foto-foto itu atas nama dia. Memang di sekolah baru kami, teman-teman sepermainan kami adalah orang-orang narsis yang banci kamera. Dikit-dikit senengnya foto rame-rame, terus di-upload ke Facebook, terus di-tag ke setiap orang yang ada di dalam foto itu. Nggak heran profil kita semua penuh dengan foto-foto kita semua yang narsis. Yaah..biasalah, saya rasa kebanyakan orang juga gitu, lha emangnya kalian enggak kayak gitu, Sodara-sodara Jemaah?
Rasa dengki itu alamiah, khas kanak-kanak. Jadi kalau kita tukang ngiri, berarti sikap kita masih kayak anak kecil. Gambar: http://hubpages.com
Tentu saja kita sering lupa bahwa di dunia ini temen-temen kita nggak cuman orang-orang narsis yang seneng foto-fotoan, tapi ternyata masih ada temen-temen kita yang jarang banget fotonya ter-update di dunia maya. Kita lupa rasanya berada di sepatu golongan yang nomer dua itu, yang kehidupannya begitu-begitu aja (sinonim dari “monoton”), sehingga bikin dirinya jadi merasa terintimidasi kalau ngeliat news feed teman-temannya yang kehidupannya nampak dinamis. Maka reaksi normalnya adalah dia jadi “berteriak” kepada temannya yang lebih dinamis itu, “Heh, lu nggak usah keseringan update ‘napa, gaya banget sih lu semenjak masuk sekolah lagi..”
Padahal kalau dipikir-pikir, si teman yang iri itu sebetulnya lebih beruntung, tergantung dari sudut pandang mana ngeliatnya. Coba bayangin, si teman yang iri itu kan dokter umum, di pelosok barat sono, enak dia tinggal duduk di ruang prakteknya dan dapet penghasilan mengalir ke dompetnya setiap hari. Lha kami-kami yang sekolah spesialisasi ini, udah disuruh ngobatin pasien seabrek, nggak dapet bayaran pula selama lima tahun. Bandingkan, sesudah lima tahun, dokter umum yang berpraktek seharusnya sudah bisa bayar umroh sendiri. Tetapi dokter umum yang bersekolah untuk menjadi dokter spesialis, uang tabungannya akan habis untuk bayar biaya sekolahnya selama lima tahun itu, dan setelah lulus maka dia akan memulai karier dari nol sebagai pengangguran. Jadi ya mestinya nggak usah ngiri lah..
Jadilah seperti si Untung Angsa. Yang tidak pernah peduli kalau dia punya sepupu yang iri. Gambar: http://cbarks.dk
Tapi tentu saja, teman yang iri itu nggak bisa dihindarin, coz memang kita nggak selalu bisa milih dengan siapa kita ingin berteman, ya toh? Jadi ini tip-tipnya buat menghadapi teman yang iri:
1.    Teman yang iri, biasanya karena dia melihat kita nampak lebih “beruntung”, jadi dia merasa “ditinggalkan”. Kuncinya, rangkul dia supaya dia nggak merasa ditinggalin. Misalnya, kalau dia update status, tinggalkanlah komentar. Atau sesekali tulislah sesuatu di wall-nya. Buat dia merasa eksis!
2.    Kalau pulang kampung, adakan reuni kecil-kecilan dengan si Iri. Bawakan oleh-oleh, ajak dia makan makanan kesukaan di warung tempat kita sering nongkrong jaman dulu. Supaya kita keliatan seperti “Bimbi”.
3.    Kalau dia masih ngiri juga ke kita seperti Donald Duck cemburu sama si Untung Angsa, ya udah..cuekin aja! Emangnya temen cuman dia doang? Bilang ke dia, “Suruh siapa hidup lu ngebosenin? Wake up and get a life!”

24 comments

  1. Sekarang justru saya yang bingung, Na. Bagaimana caranya menjadi anggota komunitas sepeda bisa menyinggung perasaan teman lain? Apakah teman yang tersinggung itu tidak diajak bersepeda? Atau apakah teman yang tersinggung itu tidak punya sepeda?

    *menggelikan*

    Memangnya Wijna yang mereka kenal dulu seperti apa? Wijna yang nggak naik sepeda?

  2. mawi wijna says:

    Kejadian serupa juga saya alami saat ini mbak Dokter. Saya sudah cukup lama berpisah dari teman-teman kuliah selepas lulus dan seperti yang mbak Dokter tahu bahwa teman-teman saya saat ini berasal dari komunitas sepeda.

    Sebab itu, foto-foto yang saya upload ke Facebook dan juga artikel blog lebih banyak berkutat seputar sepeda. Hal ini rupanya sedikit "menyinggung" beberapa teman kuliah saya bahwa saya sudah bukan seperti saya yang mereka kenal dulu. Beberapa kali sempat adu pendapat dan berakhir dengan Unfriend dari Facebook.

    Entahlah, sepertinya hidup itu harus terbiasa dengan perubahan, kita tak selamanya sama …

  3. Padahal, kalo aku nulis status, "Lagi di Teluk Gaza.."
    Reaksi temen yang over perhatian: "Vicky, udah bosen idup ya, kok mau-maunya jadi sukarelawan perang?"
    Reaksi temen yang iri: "Huh, si Vicky pamer, jalan-jalan ke luar negeri. Beda lah sama gw yang cuman bisa ke Teluk Bayur.."

    Coba aku majang foto ikan caviar..
    Reaksi temen yang haus wawasan: "Si Vicky pasti lagi khotbah tentang pengaruh ikan caviar terhadap kesehatan.."
    Reaksi temen yang iri: "Ah, katrok banget si Vicky, cuman makan caviar aja dipamer-pamerin. Padahal biasanya juga cuman makan pake ikan asin.."

    Memang kalo komentar si sirik gitu dipikirin, nggak akan abis-abis. Daripada waktu kita terbuang buat dengerin si sirik, mendingan dicuekin aja. Percaya deh, lama-lama juga dia capek sendiri kok..

  4. Status dan foto2 di FB memang sering memancing salahpaham. Ada yg nulis status sebenarnya hanya utk memberikan informasi keberadaannya saat itu, tapi yg baca menganggap itu 'pamer' karena bunyi statusnya yg menyebutkan dia ada di luar negeri dsb.
    yang majang foto2 makanan dianggap 'pamer' suka jajan makanan2 mahal (padahal bisa saja foto makanan itu hasil dari nyulik lewat google).
    susah sih kalau harus ngeladenin orang2 yg selalu negatif thinking.. serba salah soalnya.

  5. Gaphe says:

    kalo orang jawa bilang, namanya kudu sawang sinawang. Orang yang diiriin belom tentu se"hebat" yang ngiriin.. asalkan bisa subjektip ngeliatnya nggak masalah sih.. toh jangan digebyah uyah aja yang penting.

    nah lo, kamu ngerti maksudku nggak Vik?. hohoho.

    selama di SBY kita blom pernah ketemuan ya?

  6. aaSlamDunk says:

    wiiiii iri… alhamduilih bisa mensyukuri nikmat yg diberikan, sekarang jarang uplod foto sendiri, kebanyakan malah di tag,

    tapi misal ada yg ngetag, tapi gak ada foto saya ya dihapus aja tagnya *narsis hehe*

    oya kayanya udah add fb belum nih?

  7. Iya ya, Mbak. Nasib orang kan lain-lain. Apa yang untung di mata dia sebetulnya belum tentu untung di mata kita.
    Ada yang doyannya upload foto anaknya melulu. Mungkin bikin yang jomblo jadi iri.
    Tapi kalau yang jomblo bolak-balik foto dirinya terus, yang bodinya masih cakep binti semlohay, mungkin malah bisa bikin ibu-ibu yang gemuk jadi iri.
    Sudahlah, nasib masing-masing itu mbok diterima aja.. Tuhan sudah kasih rejeki-Nya sendiri-sendiri kok buat setiap orang.

  8. IbuDini says:

    Iri karna tak bisa menjadi beruntung, Iri karna tak bisa sebahagia beruntung.
    Padahal kalau si iri bisa lebih dewasa belum tentu siberuntung hidupnya beruntung terus.

    Kata Vicky benar…emang temen cuma elo aja hehehhehe, kalau masih iri juga ya tinggalin aja…toh kita tidak menyusahkan siapapun.

    Ngomong2 saya suka upload foto di FB tapi lebih sering Foto anak saya..semoga temen2 gak pada ngiri bagi yg belum punya anak.

  9. Itulah setan. Dia cuman mau menampilkan yang bagus-bagusnya doang. Yang jelek-jelek nggak nampak. Dan orang yang iri tuh memang biasanya cuman mau lihat yang bagus doang, nggak mau lihat yang jeleknya.

  10. Saya jadi ingat dulu waktu memutuskan buat kuliah lagi. Betul, selama dua tahun waktu tersita habis, dan biaya yang dipakai sudah bisa buat umroh bolak-balik sampai tiga kali kalo mau. Yeah, orang kadang-kadang hanya tahu sisi glamor-nya saja tanpa mau menyadari bahwa selalu ada dua sisi dalam setiap pencapaian.

  11. mikhael says:

    terlepas dari cerita poto2…
    bisa masup PPDS obgyn itu luar biyasa lho … banyak dokter yg jg bermimpi bisa keterima tapi ndak kesampean … (dalam kasus ini si dokter umum yang ngiri itu termasuk ke dalam golongan barisan sakit hati krn ndak keterima kali ya?)… 😀

  12. Ini urusan sepele tapi penting. Nahan-nahan diri untuk nggak iri sama orang lain mungkin sulit, tapi lebih sulit lagi nahan orang lain agar nggak iri sama kita. Emang bener kata bocah-bocah ABG, "Sirik tanda tak mampu!"

    Tapi, meski tahu begitu, bocah-bocah ABG itu pun tetap aja masih suka iri.

  13. Saya termasuk yang jarang upload2 foto di facebook jadi gak ada yang ngiri. Kalau ada yang ngiri sama saya pasti saya sumpahin aja agar lekas naik haji biar tak ngiri lagi ke saya. 😀

    Hem, tapi nggak tahu, ya namanya orang kadang antara di depan dan di belakang bisa beda.

  14. Coba diimbangi dengan foto-foto lain, Mbak. Misalnya foto-foto pas Mbak Ira lagi mandi, lagi nawar sayur, lagi tidur..

    Buktikan bahwa Mbak Ira nggak cuman jalan-jalan melulu..

  15. itikkecil says:

    barusan tadi pagi dibilangin sama teman kuliah dulu pas ketemu di bis. katanya saya jalan-jalan mulu gara-gara foto-foto di FB. padahal bukan cuma saya yang upload.

  16. Beberapa orang masih risih, Mas. Risih kalo terlalu banyak di-tag, karena mau nggak mau fotonya jadi ada di mana-mana, dan muncul terlalu sering daripada yang diperkirakannya sebelumnya.

  17. Rawins says:

    kayaknya wajar aplot aplot foto di pesbuk. toh account kita bisa dibilang properti pribadi walau nebeng di server orang. kayaknya bebas aja tuh bu
    nah kalo dah semua orang ditag, semua orang dikirimin link, baru namanya narjis…
    suka sebel tuh kalo ditag foto yang ga nyambung blash..

Tinggalkan komentar