Banjir 20 Bulan

Anak saya, Fidel, sekarang sudah berumur 20 bulan. Ajaibnya, dia masih menyusu sampai hari ini.

Mekar di Antara Tetangga yang Layu

Buat sebagian orang di sekitar saya, ini memang ajaib. Karena banyak orang sekitar saya nggak menyusui selama itu. Sebagian sepupu saya berhenti menyusui sebelum anak mereka bisa berdiri. Sebab mereka merasa ASI (Air Susu Ibu) mereka makin mampet, dan mereka menyangka anak mereka jadi jengkel karena ASI yang dinanti-nanti nggak sebanyak request. Kakak ipar saya malah berhenti menyusui sebelum anaknya duduk. Sebab sangkanya, anaknya tidak mau menyusu.

Saya sudah kenyang semenjak saya hamil mendengarkan keluhan-keluhan mereka tentang urusan persusuan. Dan saya menarik pelajaran penting, saya nggak kepingin gagal seperti mereka. Jadi saya pun pelajari misteri cara melancarkan ASI agar ASI mancur terus seperti air terjun Niagara. Dan saya juga belajar kenapa ASI bisa mampet seperti pintu air Manggarai di musim kemarau.

Mengapa ASI bisa banyak?

Agar ASI banyak, hormon oksitosin di badan saya harus melesat tinggi. Hormon penambah ASI ini naik kalau perasaan saya sedang senang. Jadi kalau saya mau ASI lancar, perasaan saya harus selalu happy.

Semula saya kira membahagiakan diri itu gampang. Tapi ternyata setelah melahirkan, being happy ternyasa masih lebih sulit daripada membuka pintu air Manggarai. Tiap hari, dengan punya bayi, selalu ada aja yang bisa bikin saya sebel. Anak bayi yang sedikit-sedikit gumoh, berantem dengan kakek-neneknya yang doyan ikut campur mengurus anak, sampai kewalahan mengurusi diri sendiri.

Suami Membantu

Saya sadar, bahwa kalau saya nggak happy, ASI saya akan seret, dan Fidel akan jadi korban. Maka saya pun bilang kepada suami saya, kalau saya sebal. Lalu suami saya pun turun tangan dan dia mencoba jadi ibu kedua bagi Fidel.

Kalau Fidel habis nyusu dan saya sakit punggung, suami saya dapet kerjaan bagian nepuk-nepuk punggung Fidel supaya Fidel nggak gumoh. Suami saya ngurusin laundry popoknya Fidel (gila, cucian bayi itu banyak bener yah). Ketika HP saya dibombardir nasehat dari emak-emak (yang katanya senior) dan sibuk menggurui saya tentang babysitting, suami saya bagian menghalau mereka persis orang-orangan ngusir burung gagak di sawah.

Bangun dan Membebaskan Diri Sendiri

Saya juga nggak tinggal diam membiasakan diri dalam kesebelan. Saya melakukan apa saja yang bikin saya senang: mentraktir diri di bazaar-bazaar gaul, nonton Malam Minggu Miko, dan pakai lipstik. Saya juga menghapus semua kontak yang kirim saya khotbah-khotbah sok menggurui, sehingga lama-lama pidato mereka yang mirip tausiyah karbitan itu berhenti sendiri. (Di dunia ini, tidak ada orang yang senang kalau copas-nya dicuekin. Dan tidak ada orang yang senang terima copas terus-menerus juga.)

Setelah saya melakukan hal itu beberapa lama, baru saya nyadar bahwa saya merasa lebih senang ketimbang tetangga-tetangga saya yang juga pernah jadi busui. Tetangga saya sudah menyerah pada susu formula, sementara anak saya masih ngenyot saya hampir setiap jam. Anak-anak tetangga saya sudah jadi pelanggan obat batuk-pilek, sementara saya masih ndeso karena anak saya memang nggak pernah pilek. Tetangga-tetangga saya sudah mulai ninggalin bayinya di rumah mertua masing-masing, sementara anak saya yang sudah mulai lari-lari itu masih ikut saya ke mana-mana. Bukan karena anak saya manja, tapi karena dia memang masih menyusu kepada saya.

Saya sering dimintai tips agar ASI banyak. Dan orang nggak percaya bahwa cara melancarkan ASI yang saya gunakan hanyalah pakai lipstik dan delete chat Whatsapp (bwahahahahaha..).

Bonding Itu Nomor Satu

Tapi saya rasa kunci ampuh cara memperbanyak ASI itu cuma satu. Semakin sering bayi mengisap, semakin sering ASI keluar. Semakin ibu happy, semakin banyak ASI keluar. Ibu jarang diisap, jangan harap ASI lancar. Ibu sebel, ASI tidak keluar.

Eh, itu kuncinya bukan satu ding. Tapi empat. 😀

Ketika bayi mengisap, saraf di puting susu ibu akan terangsang dan saraf ini mengirim sinyal ke otak ibu. Bagian otak yang bernama hipofise akan menerima sinyal ini, lalu bereaksi dengan memproduksi prolaktin. Hormon prolaktin inilah yang akan merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI.

Jadi, akibat bayi mengisap puting susu ibu, otak ibu jadi terangsang untuk membantu ASI lancar.

ASI Booster yang Bagus

Agar ASI banyak
Saya dan Fidel bareng ASI booster yang bagus

Beberapa tetangga saya memakai cara melancarkan ASI a la saya yang isinya cuma “yang penting happy-happy aja” itu, dan mereka mengakui itu benar dan saya merasa harus pasang copyright. Sebagian tetangga saya pakai ASI booster yang bagus, dan mereka merasa ASI Booster Tea bisa bikin ASI lancar.

Memang ASI booster tea mengandung sari biji halba yang merupakan booster ASI alami potensial. Di Iran, berdasarkan penelitian Ghasemi tentang khasiat biji halba sebagai makanan pelancar ASI alami (2015), sekitar 39 orang bayi perempuan diajakin menyusu selama empat minggu pada ibu mereka, yang masing-masing meminum teh hitam tang mengandung 7,5 gram sari biji tanaman asal India ini. Setelah empat minggu, ternyata ASI ibunya bertambah sekitar 60 persen. Bayi-bayi itu sendiri, berat badannya bertambah sekilo.

Malah nggak cuman mengandung sari biji halba, ASI booster tea juga mengandung booster ASI alami lainnya, yaitu adas dan kelor. Dua tanaman terakhir ini memang merupakan fitoestrogen poten buat bikin ASI lancar.

Menyusui anak sampai umur dua tahun bukan hal yang mustahil. ASI booster yang bagus, selalu bonding dengan anak, dan membahagiakan ibu, bisa jadi strategi yang pas agar ASI banyak untuk mendapatkan anak yang sehat.

BliBli
Use me!

6 comments

  1. Ratusya says:

    Hahahaha part berantem sama kakek neneknya bikin saya senyum2.
    Btw, sy juga pernah minum ini, tapi karena reaksi tubuh tiap org beda2, sy memilih menghibahkannya ke sesama busui dan ternyata beneran menjadi booster asi untuknya.
    Ya gitulah, cocok2an 🙂

Tinggalkan komentar