Tuhan Mahatahu, Tapi Dia Menunggu

Tuhan itu ada-ada aja.

Seorang sobat keluarga kami yang tinggal di Jakarta, mau beli tanah di Lembang, kawasan sebelah utara Bandung dan sudah mengincar sebidang tanah yang letaknya cukup bagus. Dos-q sudah cocok dengan tanah itu, dan mau bikin deal dengan si pemilik tanah yang bersangkutan.

Suatu ketika, sudah tiba waktunya membahas urusan teknis seperti akta jual-bali dan lain-lain, dan ini tentu harus dilakukan melalui pertemuan empat mata, bukan via kabel telepon. Anehnya, saban kali sobat kami nelfon ke orang yang punya tanah ini, yang njawab selalu asisten pribadinya dan bilangnya “Ibu lagi tidur”. Lha mau bikin janjian gimana antara orang Jakarta dan orang Bandung kalau saban kali ditelfon aja susah banget.

Maka minggu lalu sobat kami ini datang sendiri bertandang ke rumah yang punya tanah itu. Yang nerima ternyata asisten pribadinya pemilik tanah itu, dan dijawab “Ibu lagi pergi” (padahal mobilnya ada di rumah). Nampaknya ada gelagat bahwa pemilik tanah ini nggak mau menjual tanahnya, jadi akhirnya sobat kami pun menyerah dan nggak jadi beli tanah itu.

Tapi sobat kami masih ngotot kepingin beli tanah di Lembang, maka akhirnya dos-q cari lokasi lain. Kemudian dapet juga, posisinya nggak jauh dari tanah incaran yang pertama, cuman bedanya tanah yang kedua ini letaknya rada masuk ke dalam dikit dari jalan lintas, sejauh paling-paling 300 meter. Dan coba tebak, harga tanah yang satu ini jauh lebih murah sampai tiga kali lipat dari tanah incaran yang pertama. Ck ck ck..

Maka kami pun berpikir, kayaknya memang Tuhan sudah ngatur supaya rejeki melimpah kepada sobat kami ini. Bayangin kalau dos-q jadi beli tanah yang pertama, mungkin dos-q kudu bayar tiga kali lipat lebih mahal, padahal kalau dipikir-pikir investasi lokasinya beda-beda tipis. Perkembangan tata letak ruangan di Lembang itu pesat banget lho, punya rumah di tempat mblusuk nggak jadi soal coz pembangunan jalan hanya tinggal masalah waktu. Gw mikir, kadang-kadang kita mengincar sesuatu yang kita idam-idamkan, tapi Tuhan nggak kasih. Ternyata ini cuman masalah timing doang, Tuhan sebenarnya sudah mau kasih incaran itu ke kita, tapi Dia menunggu sampai kita bisa menerima hadiah-Nya pada waktu yang tepat. Kadang-kadang apa yang kita pikir baik, itu bukan yang baik menurut Tuhan, coz sebenarnya Tuhan sudah menyiapkan yang lebih baik lagi buat kita.

Bukan cuman untuk urusan property tanah lho. Tapi juga untuk macam-macam hadiah-Nya yang lain. Nggak dapet kerjaan yang satu, mungkin nanti akan dapet kerjaan lain yang lebih baik. Kelewatan diskon di butik anu, mungkin nanti dapet diskon yang lebih gede di butik lain yang lebih bagus. Putus dari pacar yang satu, mungkin nanti dapet pacar lain yang lebih menyenangkan. Ini hanya masalah waktu. Sekarang tinggal urusan kita mau sabar atau enggak dalam mencari berkah dari-Nya. Gw sudah mengalaminya akhir-akhir ini. Dan gw sedang menikmati kebahagiaan yang Dia ganjarkan buat gw atas kesabaran gw selama ini.

Sebab, seperti kata Leo Tolstoy, “Tuhan Mahatahu. Tapi Dia menunggu.”

31 comments

  1. Anonymous says:

    Dok, tulisan nya aku jadikan pelengkap notesku di FB ya. Pas banget, aku juga baru tidak berjodoh dengan rumah inceranku:"(

    ibudosen

  2. Arman says:

    bener banget tuh vic…
    tapi sayangnya ya kita cuma manusia biasa, yang tetep punya rasa 'kecewa' kalo rencana kita berantakan… padahal Tuhan punya rencana yang lebih besar dari itu, sayangnya kita gak tau kapan…

  3. Sanggup dong, Mbak. Kan kondisi Mbak Yayan sekarang lebih berat daripada aku. Punya suami yang harus diurus, punya anak dua yang harus disekolahin, punya kerjaan kantor yang nggak bisa ditinggal..

  4. PRof says:

    Seperti seorang bapak yang "hanya" membelikan mobil mainan kepada anaknya yang masih Tk, meski sebenernya ia mampu membelikan mobil beneran

  5. mawi wijna says:

    Makin hari blognya mbak dokter ini makin religius aja. 😀
    Saya setuju dengan pepatah tersebut. Masalahnya kadang manusianya yang ndak sabar menunggu. Makanya Tuhan nggak ngasih-ngasih 😉

Tinggalkan komentar