Oh Begini Tho Rasanya

Tiap-tiap orang tua akan merasakan yang namanya masuk website pendaftaran sekolah.

Dan tiap-tiap orang tua yang melek teknologi akan merasakan yang namanya menggerutu, “Ini siapa sih yang bikin websitenya?”

Dan tibalah giliran saya hari ini. Hari yang sudah saya tunggu-tunggu semenjak bulan lalu. Bahkan sebenarnya sudah saya nantikan ancang-ancangnya semenjak 6 bulan yang lalu. Yang membuat saya tidak bersuka cita untuk merayakan tahun baru 2022.

Karena sudah ada singkatan yang sudah membuat saya mules. Yaitu PPDB. Penerimaan Peserta Didik Baru.

Entah kenapa, mendengar cerita-cerita teman yang mendaftarkan anaknya masuk PPDB itu nggak pernah ada yang mulus. Hampir semua ceritanya sama: Kudu ngoprek di depan website semenjak jam 12 malem.

Saya selalu heran kenapa ndaftar anak masuk sekolah aja kudu patroli dari jam segitu. Bukannya tiap-tiap anak itu udah dijamin boleh masuk sekolah negeri selama umurnya sudah cukup? Kenapa mesti dulu-duluan buat ndaftar?

Hari-hari kemaren saya berusaha keras menenangkan diri. Saya jalan sama suami saya mengelilingi kecamatan, mengamati sekolah-sekolah SD negeri yang ada di sekitar rumah kami. Berusaha menekan ekspektasi serendah mungkin, mikir yang penting anak kami sekolah. Udah deh, nggak usah memvalidasi guru sekolahnya itu kreatif apa enggak. Saya ngoprekin blog seperti biasa, melatih keluwesan saya bikin infografis dan riset keyword lagi, sambil sesekali memelototi anak saya yang ribut banget kalau lagi main balapan mobil.

Tapi sesungguhnya dalam hati, saya cemas. Saya takut nggak bisa daftarin anak masuk sekolah negeri karena websitenya kacau.

Suami saya sudah berhari-hari tegang. Masalah mertua saya sendiri sudah cukup membuatnya stress, dan suami saya melewatkan hari-hari dengan bersihin rumah sambil meneliti berita balapan entah apa yang di Jakarta itu.

Malam ini adalah hari H-nya. Suami saya membangunkan saya menjelang tengah malam, “Waktunya ndaftar.”

Kami duduk di depan laptop. Laptop yang biasa dipakai anak saya untuk sekolah TK online. Kami buka website PPDB Surabaya itu.

Oke, bisa masukin NIK. Oke, bisa masukin kecamatan. Kelurahan alamat kami. RW. RT. Sekarang, halaman memilih sekolah.

Bug. Halaman milih sekolahnya nggak keluar.

Kami tekan Back. Masukin NIK lagi. Kecamatan lagi. Kelurahan lagi. Alamat email lagi.

Bug. Tetep halaman milih sekolahnya nggak keluar.

Saya masukin NIK lagi. Coba iseng masukin kecamatan yang berbeda. Kelurahan yang berbeda. Lalu keluarlah itu tulisan, Alamat tidak cocok.

Suami ambil handphonenya. Buka websitenya. Masukin NIK. Kecamatan. Kelurahan. Keluar tulisan, NIK tidak terdaftar di Dispendukcapil.

Oh jadi gini tho rasanya masukin anak ke sekolah SD negeri. Bukan masalah takut nggak diterimanya. Tapi masalah teknologi yang panitia pihak sananya ternyata belum siap.

Menjelang jam 1 malam, dan belum berhasil daftarin anak. Saya melirik ke kamar tidur, di mana anak kami sedang tertidur nyenyak. Tadi dia menangis karena saya marahi lantaran dia berusaha menyentuh pipi saya yang masih sakit lantaran baru dilaser. Astaga, Nak, sampai tidak mampu aku mendefinisikan penyebab keteganganku sehingga aku melampiaskan emosi ke sasaran yang salah.

Lalu tengah malam, saya mengeluh di WhatsApp Group orang tua di sekolah anak saya. (Padahal selama ini saya hampir-hampir nggak pernah bersuara di WAG.) Cuman naruh screenshoot nggak bisa masukin rekomendasi sekolah.

Enam menit kemudian, tahu-tahu orang tua lain nyahut. Ternyata dos-q juga nggak bisa masukin rekomendasi sekolah. “Sama, kirain saya doang.. Udah pake PC, lapie, HP, sama aja..”

Mendadak saya jadi sedikit lega..

Saya mengirim pesan komplain ke Instagram Dispendik Surabaya. Suami saya mengirim pesan komplain ke WhatsApp mereka.

Sambil berharap semoga Allah menolong kami.

Ya Tuhan, semoga Fidel bisa sekolah SD.

30 comments

  1. Yayat says:

    Mbak… web PPDB nge bug gitu udsh dari jaman anakku masuk SMK 6 tahun yg lalu.. jadi emang gak ada pembenahan hahahha.. saya udah bebas dari acara daftar2 an gini krn anak bungsu udh kuliah.. tapi ikutan mantau krn tiap tahun diminta bantuan sama tetangga yg anaknya masuk sekolah dan mereka gaptek sama web nya hiksss…

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Healaaah! Jadi bugs begini udah dibiarin selama bertahun-tahun?!
      Padahal Mbak Yayat kan ndaftarnya untuk PPDB Jakarta, sedangkan aku ndaftar untuk PPDB Surabaya. Kok sama aja sih penyakitnya?

  2. Rahmah says:

    Salfa kegeser karena usianya kurang 2 bulan aja di zona kelurahan
    Sabar menanti zona kecamatan akhirnya rezekinya sekolah di zona kecamatan
    Kalau ingat tengah malam nangis karena namanya sudah tidak ada di hari kedua, bikin mules hahah

  3. Budiono says:

    sebuah keputusan yang perlu diapresiasi, menyekolahkan anak di SD Negeri, ketika sekarang kebanyakan orang tua di kota berlomba-lomba menyekolahkan anak di sekolah “al apa al apa” yang masuknya saja puluhan juta, yang pendaftarannya sudah ditutup beberapa bulan sebelum PPDB SD Surabaya dibuka

    mengapresiasi diri sendiri, heheh….

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Hahaha.. Dion kan dah hafal sama aku.. Sudah belasan tahun aku itu nggaaaak suka banget sama yang namanya “al”-“al”-“al” ditaruh sebagai nama sekolahnya itu. Aku sih bukan karena sebel sama jumlah biaya pendaftarannya, tapi karena memang aku nggak pernah setuju sama ideologi sekolah model gituan.

      Untung akhirnya anakmu udah dapet sekolah negerinya ya? Dapet berapa kilometer dari rumah?

  4. Kita samaaaaaa sakit kepalanya ada . Duluuuu zaman anakku yg pertama, suami LGS datang ke sekolahnya, daftar manual, dan Alhamdulillah fylly diterima. Giliran adeknya nih, berhubung aku udh resign, jadi suami minta aku yg urus semua . Aku ogah lah kalo datang ke sekolah, kalo bisa online ngapain juga DTG kesana.

    Ternyataaaa, ini website rada2 memang . Antara pengen kliatan udah digital, tapi teknologinya masih mleot. Awalnya pas pengajuan akun, itu aja udah bbrp kali eror, walopun akhirnya berhasil. Tapi aku sempet bingung, kirain di saat itu juga pilih sekolah ternyata 13-15 Juni kan

    13 Juni aku LGS mantengin dari jam 00.01, ga bisa kebuka, ternyata hrs jam 8 .

    Jam 8 aku buka lagi, eror dong, mssg nya, error apaaaaa gitu. Udah mikir apa, ini servernya down diserbu emak2 online daftar sekolah . Tapi untungnya 9 menit kemudian berhasil.

    Tapi masalah barunya, samoe skr nama anakku ga muncul di seleksi . Umurnya kalah kurasa Ama murid2 lain. Yg tertua aja 9 THN, yg termuda diterima 6 THN 10 bulan . gila aja…. Lah anakku msh 6 THN 4 bulan .

    Pokoknya sih kalo gelombang 1 ga masuk, bakal coba gelombang 2 dan 3 kalo perlu. Ga masuk juga, Yo wislaah , antara swasta atau nunggu THN depan. Cuma papinya ga mau THN depan. Hrs SD skr .

  5. auqri says:

    Wah sayang banget ya kalau dalam masa penerimaan murid baru websitenya error seperti itu, apalagi kalau ada batas waktu untuk bisa memasukkan data itu apa tidak bikin khawatir. Semoga bisa cepat diperbaiki dan anak-anak yang lain pun bisa mendaftarkan anaknya ke sekolah itu..

  6. Saya tahun depan nih mbak anak sulung masuk SD. Sudah nanya-nanya sih sama tetangga SD negeri yang bagus di zona tempat saya tinggal. Tapi nggak tahu nih soalnya saya kerja juga jadi harus prepare ke swasta juga

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Sebetulnya, selain menyesuaikan dengan zona tempat tinggal, anak bisa mendaftar ke sekolah yang lebih dekat tempat kerja orangtuanya juga, asalkan ada surat tugas yang menyatakan ortunya memang kerja di zona sekolah itu.

  7. Mungkin karena aku tinggal di desa ya. Jadi, aku masih belum menemukan ketegangan orang tua yang pusing dengan teknologi untuk daftar masuk sekolah. Beda sama saat tinggal di Semarang. Yang teman kantorku juga sempat pusing mau daftar masuk sekolah.

    Semoga langkah Fidel masuk sekolah akan dimudahkan ya, Kak. Aamiin Ya Rabb…

  8. Prima says:

    Aku denger cerita serupa ini pas ponakanku daftar ke SMA. Bener-bener sampe harus dipantengin gitu memang ya Mbak, untuk memastikan kursinya tersedia dan ga terdepak sama calon siswa lain.

    Moga2 lancar lah prosesnya.

    Berurusan dengan web berekstensi go.id atau sch.id itu denger2 memang cukup menguras saldo kewarasan ya Mbak.

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Iyaa.. urusan dengan websites “go.id” ini bikin saya akhirnya mutusin untuk nggak masak dulu di rumah.
      Karena kalau lagi mumet gini, jadi nggak bisa bikin masakan yang enak.

  9. hamimeha says:

    Luarbiasa ya, setahun lalu aku dicurhati sama kakak ipar terkait balada masuk SD ini.

    Anaknya ke tolak gara-gara umur dan jarak. Yups, jarak lho. Akhirnya si anak dapat sekolah yang cukup jauh sih dari rumah mereka karena untuk sekolah dengan jarak yang direkomendasika dk sekitarnya sudah full. Kakak iparku nyaris nyerah tapi akhire keterima.

    Semoga Fidel pun sama ya, bisa segera daftar SD dengan lancar

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Harusnya semua anak itu ndaftar sekolah negerinya lancar, selama umurnya sudah cukup.

      Yang bikin pendaftaran nggak lancar itu kalo mama-papanya terlalu kritis dengan lingkungan sekitar lokasi calon sekolahnya :))

  10. Semoga setelah di complain via DM IG bisa segera ada jalan keluarnya yaa…kak Vick.

    Apakah terpikir untuk mendaftarkan mas Fidel ke sekolah swasta?

    Biasanya pendaftaran semakin cepat, biaya dan kemungkinan diterima juga semakin besar peluangnya.

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Memang saya tidak mau sekolahkan Fidel di sekolah swasta. Bukan karena urusan biayanya, tapi karena saya mau Fidel merakyat. 🙂

      Ini pendaftaran ke sekolah negerinya sudah berhasil.

  11. Yeni Sovia says:

    Ya Allah teteh aku ikut deg degan bacanya. Ikut tegangnya. Aduh tahun depan Erysha juga mu masuk SD juga. Tpi kk kami masih di bandung klo ganti kk ribet. Masa tiap ayahnya dimutasi kerja hrus gnti kk trs . Bingung

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Yen, selama orangtuanya punya Surat Tugas yang menjelaskan bahwa keluarga anak ini perlu pindah domisili karena alasan pekerjaan, maka sebetulnya anak ini boleh mendaftar ke zona tersebut. Hanya memang jadwal untuk pendaftaran anak-anak yang mendaftar karena pekerjaan orangtuanya, berbeda dengan jadwal untuk pendaftaran anak-anak berdasarkan kartu keluarga orangtuanya.

      Sebelum Erysha masuk sekolah SD, Yeni perlu cari tahu dulu, kapan jadwal pendaftaran SD untuk anak-anak yang tinggal di zona tersebut karena orangtuanya pindah tugas. Umumnya jadwalnya didahulukan, dan mereka lebih diprioritaskan untuk masuk sekolah.

  12. Liza says:

    Tahun lalu, Naqiya aku masukin MIN kak, kebetulan ada jalur prestasi yang ga perlu daftar online. Tinggal ikutan serangkaian tes dan alhamdulillah lulus. Kalau enggak, bakalan harap-harap cemas gini juga

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Enak dong ya, ada jalur prestasi. SD di kelurahan sini nggak ada jalur prestasi. Kalau ada jalurnya, aku nggak tahu anakku bisa masuk apa enggak. Soalnya anakku itu prestasinya bikin video YouTube, dan prestasinya itu belum ada yang memvalidasi..

  13. Sylvia Natalia says:

    Aku ikut tegang liat temen2ku berjuang kayak di medan perang. Semoga Fidel segera dapat sekolah ya..

  14. Aku belum jadi orang tua, tapi ngerasain betapa ribetnya daftar sekolah itu sebab ponakan, anaknya sepupu, ya daftarnya lewat aku (yang dianggap gape komputer, internet blabla, walau ujung-ujungnya emosi jiwa karena situsnya error mulu, gak kejelasan info, di mana pihak sekolah ditanya cuma jawab “Liat ajalah di situsnya”) hahaha. Yang sedih, terakhir pas daftarin ponakan sendiri masuk SMA jalur lokasi, eh gak diterima padahal jarak rumah ke sekolah sekitar 700 meter aja.

    Rasanya gak masuk akal ratusan siswa lain rumahnya kurang dari 700 meter semua. Untungnya pas tes jalur tertulis keterima.

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Mungkin.. mungkin ya, Yan, sodara-sodaramu itu mendelegasikan urusan pendaftaran anak mereka itu kepadamu bukan karena kamu lebih mahir komputer. Tapi karena mereka tidak sanggup mengatasi emosi jiwa mereka kalau lihat situs yang error..

      1. Fidel udah mau sekolah lagi. Waktu begitu cepat berlalu. Emang kalau akses website ppdb tengah malam atau dini hari soalnya kalau siang servernya suka gak jangkau atau penuh gitu hihi.

Leave a Comment