Cara Hidup Sehat yang Lebih Mudah dan Hemat

“Aku males berobat soalnya ogah ngantri,” curhat seorang teman suatu hari ketika dia jatuh sakit.
Saya nggak menyalahkannya. Sebagai dokter yang kekenyangan lihat pasien yang datang sambil cemberut karena kelamaan ngantri, saya bisa mengerti bahwa menunggu itu tidak enak. Di tulisan ini, saya bahkan pernah mengungkapkan bagaimana orang saking sakitnya mau bela-belain ngantri cuma demi dapat obat. Terus, sampai kapan kita mau ngantri terus? Mau sehat saja kok harus susah?
 
Saya kayaknya sudah bolak-balik mengoceh di blog ini tentang bagaimana saya mengatur pola hidup sehat untuk diri saya sendiri dan keluarga. Mulai dari selektif kalau mau beli kosmetik, pola makan sehat, menghitung jumlah air yang diminum setiap harinya, sampai mengurangi ketergantungan pada garam dan gula. Tapi saya nggak pernah cerita bagaimana caranya supaya tidak usah mengantri ketika sakit.
 
Jatuh sakit itu jadi bikin bete lantaran orang harus mengantri. Dan mengantrinya dua kali. Yang pertama mengantri masuk ruang praktek dokternya. Yang kedua adalah mengantri menebus obat di apotiknya.
 
Mengantri yang pertama bisa diantisipasi karena sekarang banyak dokter suruh sekretarisnya bikin janjian dengan nomor antrian yang ada jamnya. Pasien yang dapat giliran nomor 1, 2, 3 disuruh datang lebih awal, sedangkan pasien nomor 10, 15, 20, disuruh datang pada satu sampai tiga jam kemudian. Pasiennya senang karena dia tidak perlu wasiran lantaran kelamaan duduk di ruang tunggu.
 
Tapi mengantre yang kedua tidak bisa ditanggulangi. Kalau memang sudah ditakdirkan mengambil obat di apotik yang itu, ya sudah tidak boleh menebus obat di apotik yang lain. Bagian yang repot, kalau apotik yang didatangi si pasien itu tidak lengkap. Jika obat yang diresepkan si dokter itu tidak dijual di apotik itu, sang pasien harus pergi mencari sendiri ke apotik lain. Lama-lama sakitnya nambah, karena si pasien pegal-pegal lantaran keliling kota mencari apotik yang menjual obat yang tertera dalam resep sang dokter.
 
Untungnya sekarang situasi lebih gampang, karena banyak apotik menjual obat-obatannya secara online. Konsepnya, apotiknya membuat aplikasi yang bisa diunduh dengan Android, dan obat-obatan yang mereka jual pun tercantum di aplikasi itu. Konsumen yang mau membeli obat, tinggal milih-milih obat yang ada di dalam aplikasinya, lalu masukkan ke shopping cart, bayar, dan voila..obat pun dikirim ke rumah.
 

Read more