Biarpun menjadi Gojek driver sebetulnya nggak butuh tempat mangkal, tetapi saya masih sering nemu titik-titik tertentu di sekitar rumah saya yang akhir-akhir ini telah berubah menjadi tempat mangkal Gojek. Dulu, di tempat mangkal tukang ojek konvensional, saya bisa menemukan bilik dengan balai-balai yang di depannya diparkirin motor-motor, dan kadang-kadang ada warung kopi, dan sebuah pesawat tv yang muterin lagu dangdut. Namun tempat mangkal Gojek nggak seperti itu. Hanya ada parkiran motor-motor, dan semua tukang ojeknya sibuk melototin HP.
Rumah saya kebetulan berada di belakang sebuah mall. Ada dua atau tiga titik di sekitar mall itu yang jadi tempat mangkalnya Gojek. Alexis, temen saya yang saya ceritain jadi supir Gojek di sini, cerita kenapa mereka senang mangkal di sekitar mall.
Banyak cara yang bisa dicapai seorang supir Gojek untuk dapet duit. Duit itu didefinisikan oleh founder Gojek, Nadiem Makarim, sebagai “poin”. Jika seorang supir berhasil menganter penumpang, dos-q bakalan dapet satu poin. Namun, kalau yang dianterkan itu merupakan delivery barang, entah itu berupa belanjaan Go-mart atau pesanan makanan Go-food, maka dos-q bakalan dapet tiga poin. Makanya tukang ojeknya Gojek itu paling seneng nongkrong di deket tempat makan.