Biarpun menjadi Gojek driver sebetulnya nggak butuh tempat mangkal, tetapi saya masih sering nemu titik-titik tertentu di sekitar rumah saya yang akhir-akhir ini telah berubah menjadi tempat mangkal Gojek. Dulu, di tempat mangkal tukang ojek konvensional, saya bisa menemukan bilik dengan balai-balai yang di depannya diparkirin motor-motor, dan kadang-kadang ada warung kopi, dan sebuah pesawat tv yang muterin lagu dangdut. Namun tempat mangkal Gojek nggak seperti itu. Hanya ada parkiran motor-motor, dan semua tukang ojeknya sibuk melototin HP.
Rumah saya kebetulan berada di belakang sebuah mall. Ada dua atau tiga titik di sekitar mall itu yang jadi tempat mangkalnya Gojek. Alexis, temen saya yang saya ceritain jadi supir Gojek di sini, cerita kenapa mereka senang mangkal di sekitar mall.
Banyak cara yang bisa dicapai seorang supir Gojek untuk dapet duit. Duit itu didefinisikan oleh founder Gojek, Nadiem Makarim, sebagai “poin”. Jika seorang supir berhasil menganter penumpang, dos-q bakalan dapet satu poin. Namun, kalau yang dianterkan itu merupakan delivery barang, entah itu berupa belanjaan Go-mart atau pesanan makanan Go-food, maka dos-q bakalan dapet tiga poin. Makanya tukang ojeknya Gojek itu paling seneng nongkrong di deket tempat makan.
Kenapa mall? Alexis cerita sama saya bahwa konsumen yang pesen Go-food umumnya seneng menu-menu premium. Di Surabaya sebelah timur, tenant yang sering banget dipesenin adalah Suteki dan Sushi Tei. Tapi paling laris adalah Yoshinoya. Dan menunya Yoshinoya minta yang rice bowl pula. Sekedar info, menu rice bowl Yoshinoya dihargain sekitar Rp 50k/mangkok.
Di kala weekend, jam rebutan orderan di kalangan Gojek melonjak pada jam-jam makan siang dan jam-jam makan malam. Di beberapa tempat, urusan primitif bernama rebutan rantai makanan ini sudah jadi celah untuk persaingan nggak sehat. Alexis cerita ke saya bahwa kadang-kadang GPS di HP-nya diretas, sehingga dos-q seolah-olah berada sekitar tujuh kilometer dari tempatnya berada. (Padahal HP seorang supir Gojek disetel oleh manajemen Gojek supaya ia bisa mendapat notifikasi orderan dari para konsumen sejauh perimeter 2-3 kilometer tempat dirinya sedang berada. Ini tanda bahwa aplikasi Gojek ini masih ada bug-nya.)

Adanya Gojek mau nggak mau telah mengubah pola pikir banyak orang. Gojek membuat para tukang ojek menjadi lebih manusiawi, lebih punya “value”, dan memberi mereka daya tawar yang lebih besar karena argo mereka terkomputerisasi.
Menurunnya honor para supir Gojek (semula Rp 4k/kilometer menjadi Rp 3k/kilometer) yang menjadi bahan protes beberapa supir tempo hari, dimaklumin oleh banyak supir Gojek bahwa sekarang bukan lagi waktunya berburu pekerjaan menjadi karyawan supir, melainkan sekarang waktunya berburu kesempatan untuk jadi partner. Kalau setuju dengan tarif baru ya silakan teruskan ngojek. Tapi kalau nggak setuju ya berhenti aja jadi supir Gojek dan silakan ambil surat berharganya yang udah ditahan di manajemen Gojek (soal surat-surat berharga itu, silakan baca di sini).
Tapi yang lebih penting, Gojek membuat semua orang terpaksa belajar untuk lebih menghargai waktu. Bahwa, daripada membuang energi sia-sia di jalan, lebih baik mendelegasikan sebagian tugas kecil (terutama urusan bensin) kepada orang lain dan memanfaatkan lebih banyak waktu untuk bekerja di kantor atau di rumah sekalian.

Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
dulu sempat mau nyobain jadi drivernya gojek 😀
tapi sudah lemes di tengah jalan, enakan kerja di rumah, haha
Emang Mas Iskandar ini passion-nya kerja dari rumah kok 😀
Hmmm, aku sendiri belum pernah naik gojek tapi menurutku sih bagus sekarang ada mereka. Agar tukang ojek dan bajaj di Jakarta agar ngerem sedikit kalau kasih harga pembuka. Dan buat yang suka nawar gila-gilaan nah kalau pake GoJek ya…mana bisa lagi :)))))))
Aku nyebut ini fair trade. Adil buat tukang ojeknya, adil buat penumpangnya. 😀
Ralat : jangan2 besok mau beli saham gojek
Gak mungkin, Rat. Manajemen Gojek lagi rugi. Gw tunggu sampai mereka profit dulu, baru gw beli sahamnya. :p
Ini part terakhir ya dari serial Gojek. Sekarang gw lagi jalanin serial Admin Socmed 😀
Bu dok, kamyu pemerhati gojek banget, jgn besok mau beli saham gojek :D.
Part gojeknya sampe berapa nih? Ditunggu serial berikutnya yaaa