![]() |
Fasad cafe dengan pot tanaman besar di tengah foyer membuat penampakan depan cafe tampak homy. |
![]() |
Ruang makan |
![]() |
Siomay |
![]() |
Fettucini |
![]() |

Minuman saya, verse vanille, berupa kopi susu yang di-blend dengan es krim vanilla dan dihiasin kembang gula jeruk. Tapi pesanan suami saya lebih yahud: Affogato, berupa kopi susu dengan float berupa es krim vanilla ditaburin kacang almond nan renyah, yang datang dalam tempo 15 menit saja. Cepet kan? 🙂
Café ini memang diciptakan buat nongkrong-nongkrong. Dengan wi-fi yang melesat cepat, tempat ini ideal buat mahasiswa atau pekerja yang butuh tempat sepi untuk ngerjain pe-er dan perlu download yang kenceng. Cocok juga buat tempat meeting mini dengan partner bisnis karena tempatnya yang cozy sekaligus anti berisik. Kaum yang merokok juga dipisahkan karena pengelolanya bikin smoking area di teras. Nggak takut bosen, soalnya di ruang makan disediain buku-buku bacaan mulai dari resep-resep cokelat premium sampek novelnya Sophie Kinsella. Tempat parkirnya juga cukup buat mobil.
Kalian mau ke sini? Ajak saya dong ah.. Saya juga pengen kok ke sini lagi! :p
Kalian Open Ricers? Kasih komentar di sini aja..

Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Ini kafe jadi tongkrongannya para AkBer Surabaya, kak. Mereka sering mengadakan acaranya di kafe ini
Coba di follow twitternya @ akbersby , kak
Itu Akber Surabaya kapan kumpul-kumpulnya yah? Aku kepingin ikutan belajar..
Restos/cafes berthema Belanda emang lagi in ya di Indo? Pas ke Bandung dan Semarang kemaren kita ke cafes dan restos Belanda2an gitu. Krn bonyok concern ama anak2 aku yg gga terbiasa dan gga mau makan makanan Asia.
Cafe dengan tema Belanda di beberapa kota cukup banyak. Di Surabaya, selain Oost Koffie ini juga ada kesukaanku, Kopi Tiam Oey (biarpun suasananya tema Cina Malaka, tetapi menunya tema Belanda). Di Bandung ada Bloemen, dan di daerah Braga juga ada (aku lupa, namanya Sumber Hidangan atau Braga Permai ya?). Di Malang juga ada Toko Oen. Jadi orang-orang non-Indonesia yang nggak doyan makanan Asia sebetulnya nggak kesasar kalau nggak doyan makanan Asia.