Alergi Protein Susu Sapi Bisa Makan dengan Normal

Obat alergi pada anak ternyata adalah buah simalakama. Di satu sisi meredam penderita supaya nggak terlalu sensitif terhadap pemicu alerginya. Tetapi di sisi lain, bisa bikin anak nggak tumbuh besar.

Seandainya saya punya kesempatan jadi pengusaha farmasi, mungkin saya bakalan naruh modal banyak buat kulakan obat alergi pada anak. Riset saya di Google Search menunjukkan kalau para peminat penyakit alergi lebih konsentrasi mencari obat alergi ketimbang mencari cara untuk mencegah gejala alergi.

Padahal, yang namanya obat pasti punya efek samping. Dan sayangnya, pada anak-anak yang meminumnya, aspek yang paling terganggu pasti adalah tumbuhkembangnya.

Sari Husada nampaknya ngerti banget potensi kerugian akibat alergi ini, makanya mereka menggelar talk show tentang alergi protein susu sapi tadi siang di JW Marriott Hotel, Surabaya. Acara ini jadi bagian dari program NutriTalk mereka yang kali ini mereka juduli Dasar-dasar dan Pedoman Praktis Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak dengan Alergi Protein Susu Sapi. Saya dapet kesempatan untuk diundang ke sana, nonton talk show yang di-host oleh Lula Kamal dan menampilkan Anang Endaryanto plus Ahmad “Wawan” Suryawan sebagai pembicara. Kedua nama terakhir ini adalah kolega senior saya, di mana yang pertama adalah dokter dengan keahlian alergi pada anak, sedangkan yang terakhir adalah dokter ahli tumbuh kembang anak.

Alergi protein susu sapi
Kata dr Anang Endaryanto, 1 dari 25 anak di Indonesia itu alergi terhadap protein susu sapi. Yak, toko susu protein terhidrolisat parsial, peluang datang!

Dr Anang berkisah bahwa alergi adalah penyakit yang diturunkan melalui gen orang tua penderitanya. Jika Anda tidak alergi, dan kedua orang tua Anda sendiri pun tidak punya alergi, Anda tetap menanggung risiko 5-15% untuk mengalami gejala alergi.

Sayangnya, di Indonesia, banyak gejala alergi pada anak yang tidak ditangani dengan baik. Para orang tua berbondong-bondong mengantre bikin janji di klinik alergi lantaran putus asa kepingin obat alergi untuk anak mereka. Padahal penanganan alergi pada anak nggak sekedar mengatasi alergi dengan obat.

Penanganan alergi pada anak meliputi
1) memastikan diagnosis bahwa anak itu memang pasti mengidap alergi, bukan sekedar terlalu sensitif pada hal-hal tertentu,
2) usaha untuk menghindari hal-hal yang terbukti menjadi pemicu gejala alergi,
3) menjaga supaya pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak tidak sampai terganggu hanya gara-gara point nomer 2),
4) memberikan sumber gizi yang mendukung point nomer 3) tanpa harus memicu timbul kembalinya alergi,
dan akhirnya 5) obat-obatan yang diperlukan bila sewaktu-waktu alergi timbul.

(Catatan saya: Sepanjang saya sendiri menjadi dokter, memang ada beberapa obat yang sering beredar di kalangan profesi kami untuk kasus alergi pada segala umur. Obat yang pertama adalah obat golongan steroid, diberikan pada pasien yang gejala alerginya kumat hampir setiap hari, dan tanpa obat ini bisa dipastikan hajat hidupnya terganggu. Kami biasa memberikan ini hanya selama beberapa hari, dan jika pasien kembali dengan testimonial bahwa alerginya lebih jarang kumat, kami menyetop steroidnya dan kami lebih memilih membekali sang pasien dengan jenis obat lainnya, yaitu antihistamine.

Antihistamine lebih sering kami resepkan, karena memang populasi pasien yang alerginya jarang kumat masih lebih banyak daripada populasi pasien yang hobi kumat alergi. Fungsi mudahnya hanya untuk anti bersin atau anti batuk. Tapi efeknya bikin ngantuk. Saya nggak pernah meresepkannya banyak-banyak, karena saya tidak mau pasien saya jadi tukang molor sepanjang hari.)

Alergi protein susu sapi
Kata Dr Ahmad Suryawan, alergi protein susu sapi adalah jenis alergi yang paling sering bikin sengsara penderitanya lantaran bikin penderitanya jadi rendah diri dan gampang di-bully oleh lingkungan.

Dr Wawan bilang bahwa sebagai dokter tumbuh kembang, beliau kurang senang pada obat alergi yang berupa steroid. Kortikosteroid yang diminum anak terus-menerus akan menyumbat lempeng tulang anak itu. Akibatnya lempeng tulang tidak bisa terisi, sehingga tulang tidak tumbuh. Bisa ditebak, anak yang alergi dan terus-menerus minum steroid, badannya akan mentok kecil terus.

Jadi, daripada berkutat mencari-cari obat alergi terbaik, jauh lebih elok jika para orang tua mempelajari bagaimana memberikan gizi kepada anaknya supaya anak bisa tetap tumbuh dan berkembang normal meskipun harus berkawan setiap hari dengan alergi. Bahkan, kalau jenis makanannya dijaga, dan anak dihindarkan dari pemicu alerginya, akhirnya anak yang alergi pun bisa toleran terhadap penyebab alergi dan akhirnya mampu makan normal seperti anak-anak lainnya.

Acara yang dihadiri sekitar 50 blogger dan beberapa wartawan ini rame karena saking banyaknya pertanyaan yang timbul dari para undangan. Satu-dua beberapa undangan memang punya bakat alergi dan concern untuk mewaspadai alergi ini pada anak-anak mereka. Tetapi lebih banyak lagi tamu yang mulai sadar bahwa anak-anak mereka mungkin juga alergi, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang keluar pun cenderung kritis, terutama tentang menu makanan dan cara pengasuhan untuk anak alergi. Beberapa orang tua penasaran, “Kenapa anak tetangga yang bermain sembarangan jarang sakit, sedangkan anak saya rasanya demam hampir setiap bulan?” Ada yang tanya, jika anak yang alergi protein susu sapi (publik sendiri masih lebih sering menyebutnya alergi susu sapi) disarankan untuk minum susu soya, gimana efek samping dari susu soya terhadap hormon kelamin si anak? Bahkan ada juga yang tanya, gimana ngatur anak supaya nggak alergi bahkan semenjak ibu masih hamil dan anaknya masih di dalam kandungan.

Lula Kamal dan Vicky Laurentina
Lula Kamal ini nggak kompakan sama saya. Saya sudah pura-pura nggak lihat kamera, e-eh..dos-q masih aja nyengir ke lensa. Wah wah wah.

Tahu bagian yang menarik buat saya? Semenjak awal saya sudah penasaran apakah acara ini sebetulnya adalah strategi Sari Husada untuk mempromosikan susu, setidaknya susu untuk anak alergi. Saya meneliti tiap banner, mendengarkan setiap statement. Memang kata susu soya maupun susu terhidrolisat parsial banyak sekali disinggung sepanjang acara, tapi ternyata tidak sedikit pun Sari Husada menyebut merk sampai acara berakhir. Acara ini murni penyuluhan.

Sari Husada sebagai produsen susu sudah memainkan perannya dengan cantik untuk menyebarkan pendidikan tentang nutrisi anak ke masyarakat luas. Mereka memanfaatkan media, terutama blogger yang kini menjadi kanal utama masyarakat untuk mengakses informasi, untuk menyebarkan pesan mereka bahwa alergi makanan pada anak, terutama alergi protein susu sapi, punya jumlah kejadian yang cukup signifikan untuk mengacaukan kualitas hidup anak-anak di negeri kita.

NutriTalk, program edukasi gizi terhadap publik karya Sari Husada, masih diharapkan lagi untuk menyebarkan tema-tema kampanye nutrisinya yang lain untuk membuat para orang tua di negeri ini lebih sadar akan gizi.

Semua foto oleh Eddy Fahmi

11 comments

  1. Hari says:

    Bagus dan informatif sekali mbak artikelnya. 🙂

    Saya sepakat dengan kegiatan promosi dan penyuluhan kesehatan (terutama kesehatan anak) seperti ini memang harus digalakkan apalagi ke orang tua, karena banyak yang tidak tahu dan ujung-ujungnya mencari solusi dengan mengonsumsi obat yang mungkin bisa berefek buruk ke anak. Padahal ada cara lain untuk mencegahnya.

    Terima kasih mbak. 😀

  2. melissa says:

    anakku juga alergi susu sapi, keju, dan dairy produk lainnya. kasihan gak bisa diajak ke restoran itali karena pasti ada unsur susu/kejunya…
    kl boleh tanya, sampe kapan ya biasanya alergi ini hilang? kayaknya jarang dengar orang dewasa alergi dairy product..

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Kapan hilangnya alergi protein susu sapi pada tiap anak itu beda-beda, karena tiap anak punya perjalanan sistem imunitasnya yang beda-beda juga. Umumnya sistem imunitas menjadi matang setelah umur dua tahun, jadi mungkin alergi bisa hilang setelah itu. Meskipun untuk tiap individu itu ada yang lebih lamban hilangnya, karena lamban dapat imunoterapi atau hal lain.

  3. Keke Naima says:

    saya beberapa kali ikut acara Nutritalk karena Sari Husada termasuk yang rutin mengundang blogger. Dan, rasanya memang mereka belum pernah mempromosikan produk. Mereka konsisten sama penyuluhan.

Tinggalkan komentar