Bayangkan rasanya kalau kita bangun setiap pagi dengan menghirup hawa segar. Melangkah dari tempat tidur, membuka jendela, memandang halaman luar rumah yang asri. Membuka pintu rumah sembari menyesap kopi, saling menyapa dengan tetangga yang sedang jogging.
Tiba-tiba anak kita menyusul kita dan menarik-narik tangan kita sambil bawa sepedanya. Ternyata dia ingin ditemani main sepeda di taman bermain depan rumah sambil keliling perumahan. Ketika akhirnya kita keluar dengan anak kita, tetangga yang lain lewat sambil mengayuh sepedanya juga. Mereka melambai mengajak bersepeda juga, dan kita bingung mau pilih ikutan yang mana.
Dan ini terjadi setiap pagi.
Dongeng seperti ini mungkin jarang terjadi di kalangan keluarga masa kini, apalagi di lingkungan perkotaan. Setiap pagi, orang terpaksa bangun pagi karena mereka harus pergi cepat-cepat untuk cari nafkah. Semua orang takut kemacetan, dan tak ada yang ingin terlambat tiba di tempat kerja. Pulang ke rumah seringkali terlalu sore, karena lagi-lagi macet di jalan.
Begitu terus sampai puluhan tahun, sampai orang tidak sadar betapa banyak umur yang dihabiskannya di jalan. Rumah yang ditinggali cuma jadi tempat untuk menumpang tidur, tak ada waktu senggang untuk keluarga. Apalagi waktu untuk menyenangkan diri sendiri.
Kita mungkin perlu membeli waktu dengan menyingkat perjalanan dari rumah ke tempat kerja. Itu sebabnya kenapa orang seringkali memilih tempat tinggal dekat tempat kerja mereka. Karena mereka sadar, semakin singkat waktu yang dihabiskan di jalan, semakin lama juga mereka bisa berada di rumah. Dan semakin lama waktu yang dihabiskan di rumah, semakin tinggi juga kualitas hidup mereka.
Mendapatkan tempat tinggal yang nyaman dekat tempat kerja bukan perkara gampang. Sering orang harus mengorbankan rumahnya untuk bisa mendekati tempat kerjanya. Kadang-kadang, mereka terpaksa hanya memperoleh rumah di lingkungan hunian yang sempit. Atau lingkungannya kurang terawat.
Faktor biaya juga seringkali jadi problem dalam mendapatkan rumah di hunian yang nyaman. Mendapatkan rumah sering butuh biaya tinggi, dengan skema cicilan yang rumit dan sulit terjangkau. Padahal semestinya waktu tidak bisa menghambat orang untuk bisa dapat tempat tinggal enak. Karena kualitas hidup yang baik, layak jadi prioritas dan tidak bisa menunggu.
Memilih Rumah yang Nyaman di Surabaya
Di Surabaya, ternyata masih ada lingkungan hunian yang berdedikasi terhadap hawa segar dan bersih. Deretan rumah yang berjajar di depan taman, dengan pepohonan rindang yang sejuk, ternyata bukan mitos. Dan orang-orang yang tinggal di sana, ternyata tidak butuh waktu lama untuk bisa mencapai tempat kerjanya.
Kawasan selatan Surabaya kini makin sering disorot oleh para keluarga muda yang sedang mencari rumah. Daerah ini jadi tempat strategis lantaran bisa menjangkau banyak sekali jantung perekonomian: Surabaya pusat, Surabaya sebelah barat, dan daerah perindustrian Sidoarjo. Kunci menemukan rumah di sini adalah bertemu developer yang tepat. Karena developer inilah yang bisa memberikan hunian yang strategis sekaligus mengelola lingkungan dengan profesional.
Citra Harmoni, contohnya, merupakan contoh perumahan yang berhasil menciptakan lingkungan bagus di selatan Surabaya ini. Developernya, Ciputra Group, telah sukses menyulap kawasan pinggir perindustrian menjadi perumahan ideal yang diimpikan banyak orang. Berdiri semenjak tahun 1997, perumahan ini kini menjadi tempat tinggal orang-orang yang senang hidup sehat. Dan bahagianya, sangat singkat waktu yang harus mereka habiskan untuk pergi bekerja setiap hari.
Tengoklah 2.500-an rumah yang berada di sini. Setiap cluster ditanami deretan pepohonan rindang di tiap sudutnya. Burung-burung hinggap di pepohonan dan beterbangan ke sana kemari sembari berkicau merdu. Menciptakan konser musik alami yang indah dan jadi sensasi rutin penghuninya setiap pagi.
Lingkungannya terjaga asri dengan juru kebersihan yang menyapu jalan setiap hari. Satpam menjaga portal selama 24 jam, membuat keamanan selalu terpelihara. Anak-anak bebas berkeliaran bermain sambil tertawa riang, tumbuh sehat di lingkungan yang bersih.
Hampir setiap pagi, kita bisa menemukan penghuninya sedang jogging sambil membawa anjingnya jalan-jalan. Adalah biasa menemukan orang-orang yang sedang berolahraga sambil menikmati fasilitas fitness di taman. Atau orang-orang yang hanya duduk-duduk saja di taman sambil bercengkerama dengan tetangga. Sembari mengawasi anak-anak mereka yang sedang bermain mengejar kupu-kupu.
Bahkan di sudut-sudutnya kita bisa menemukan para pengontel menikmati jalur bersepeda. Atau para mamah muda yang sedang mengajari anaknya menghitung ikan di kolam koi depan rumah. Rekreasi ternyata tidak perlu jauh-jauh meninggalkan rumah sendiri.
Citra Harmoni, Strategis dari Segala Penjuru Kota
Pertanyaannya, jauhkah tempat ini dari tempat kerja?
Kawasan selatan Surabaya bisa dibilang sangat terjangkau bagi mereka yang biasa bekerja di pusat kota Surabaya dan kawasan Surabaya barat. Tinggal di Citra Harmoni bahkan terasa lebih dekat ke pusat kota Surabaya daripada tinggal di kota Sidoarjo.
(Di masa depan, area kawasan Trosobo tempat Citra Harmoni ini juga akan terasa lebih lengang lantaran potensi sumber polusi akan teralihkan ke tol Surabaya-Mojokerto.)
Deretan cluster baru yang telah dibangun di Citra Harmoni juga tidak membuat para penghuninya merana kesepian. Dari sekitar 1.000 unit rumah yang dibangun, tinggal 80 unit saja yang belum terjual. Lain-lainnya sudah laris, sudah dihuni, bahkan sudah ada yang dikontrakkan. Jadi tinggal di sini pun sudah punya banyak tetangga.
(Citra Harmoni sudah bangun sekitar 2.500 rumah sejak berdiri tahun 1997. Dan sekitar 80%-nya sudah dihuni. Mau lihat bagaimana hidup di antara barisan rumah di lingkungan yang asri ini? Cek video 4 menit di bawah.)
Kebanyakan penghuni di Citra Harmoni saat ini ternyata mencari nafkah di kota Surabaya. Sebagian juga bekerja di kawasan industri Sidoarjo dan Mojokerto dengan level posisi setingkat manajerial.
Bahkan untuk yang mengincar daerah bebas polusi untuk buka usaha, kawasan ini juga menarik. Saking larisnya deretan ruko di Citra Harmoni, developer Ciputra terpaksa membuka lahan baru untuk mendirikan ruko lagi. (Dan mereka baru akan jual bulan Maret depan lantaran masih membangun fly over antara perumahan menuju kawasan ruko ini.)
Jelas kalau perumahan ini memang menyasar konsumen yang biasa bekerja di Surabaya, sekaligus mendambakan tinggal di lingkungan perumahan yang hijau dan asri.
Lingkungan Indah dengan Biaya Terjangkau
Mendapatkan rumah di sini sebetulnya tidak susah-susah amat. Cluster teranyar Citra Harmoni dijual dengan rumah-rumah yang masih berukuran medium saja, supaya terjangkau kalangan ekonomi menengah. Rumah-rumah ini berisi 1-3 kamar tidur dalam lahan seluas 90-180 meter persegi. (Dan minimal 1/3 lahannya berupa halaman, bukan dicor dengan semen.)
Konsumen yang ingin membeli rumahnya bisa mendapatkannya dengan cicilan bank selama 15-20 tahun. Uang mukanya bisa terbayarkan minimal dengan dana Rp 35 jutaan yang dicicil selama 10 bulan. Kalau pun konsumen ingin membeli secara tunai, rumah di sini bisa diperoleh dengan membayar sekitar Rp 600 jutaan saja.
Dibandingkan dengan harga perumahan di Sidoarjo kota yang mungkin lebih rendah namun lokasi masih cukup jauh, tentu hal ini merupakan pilihan yang patut dipertimbangkan bagi konsumen yang masih mencari nafkah di Surabaya.
Peta lokasi Citra Harmoni bisa dilihat di bawah ini.
Pindah Kemari?
Surabaya saat ini adalah pusat perekonomian terbesar kedua di Indonesia. Sehingga, Surabaya menjadi tujuan terbesar kedua pula bagi orang yang menginginkan rumah. Rumah di lingkungan hunian hijau yang asri sekaligus strategis, masih bisa terjangkau di Surabaya. Dengan memilih rumah pada developer profesional yang berpengalaman, bertempat tinggal dengan kualitas hidup yang baik bukan sekedar impian semata-mata.
Foto-foto merupakan koleksi pribadi Vicky Laurentina dan Eddy Fahmi.
Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Salah satu alasan saya menunda membeli sejak cluster roterdam 1 di luncurkan hingga cluster roterdam 2 mulai NUP adalah kalimat ini 🙂 “harus bersaing dengan jalur truk” hehehehe..
semoga tol su mo membawa dampak positif pengurangan kepadatan jalur tsb. Bukan hny truk, tapi bus Sumber Kencono, Eka, Harapan Jaya juga akan semakin jarang kita jumpai disitu.
Memang urusan jalur truk ini kekurangan besar dari area perumahan ini. Membayangkan penghuninya yang tiap hari harus pergi bekerja sambil berhadapan dulu dengan gengnya Sumber Kencono memang cukup bikin jiper. Untungnya pengerjaan Tol Sumo sudah makin maju, mudah-mudahan bis-bis itu bakalan lewat sana. Semoga dimudahkan upayanya Pak Leo untuk beli cluster Rotterdam-nya ya Pak 🙂
harus diakui lingkungan yang dibangun oleh ciputra adalah lingkungan yang asri utk kesehatan fisik dan jiwa, inilah nilai plus dari developer ini. Memang masih banyak rumah yg lebih murah namun minus dalam memerhatikan lingkungan sehingga rumah hanya sekedar tempat utk tidur saja dan tidak mendapatkan kenikmatan psikis.
Terima kasih banyak atas reviewnya yang sudah mendorong saya utk semakin lebih dekat merealisasikan rumah di Citra Harmoni. Dan berharap juga dampak aktifnya tol SUMO nanti benar2 bisa menyerap “nething” saya selama ini thd rute menuju Citra Harmoni.
Salam kenal Pak Leo. Rute dari Beringin Indah menuju Ngelom cenderung aman pak, bebas macet dan bebas banjir pada musim hujan kemarin. Nanti saya update testimonial kalau sudah masuk musim hujan periode berikutnya.
Selamat sore,
Saya sedang melirik daerah ini, karena memang daerah ini yang menurut saya paling asri dengan harga yang saya masih mungkin upayakan..
Selain reputasi jalur truk dan bus,
saya betul-betul ingin dapat honest review mengenai banjir yang biasanya terjadi diluar lingkungan citra harmoni.. bagaimana kah kondisi terakhirnya? apakah rute ke Surabaya cukup aman untuk dilewati sedan / kendaraan rendah lainnya?
Terima kasih.
Hai Joy, maaf, saya nggak tinggal di sini.
Artikel ini dibikin tahun lalu, dan ketika itu banjir masih bisa dikendalikan.
Banyak penghuni di sini punya sedan (saya lihat dari luar pagar rumahnya), dan asumsi saya sih mereka nyaman beraktivitas keluar masuk kompleks setiap hari.
Mari kita tunggu komentar dari para penghuninya. Salam 🙂
Sekedar info tambahan, banyak kok jalur alternatif dari Citra Harmoni menuju Surabaya. Karena saya sendiri tinggal di Stamford, Citra Harmoni dan bekerja di Surabaya. Isteri saya bekerja di Embong Malang dan saya bekerja di Nginden, setiap hari menempuh perjalanan total sekitar 20-30KM (sekali jalan) dengan waktu tempuh maksimal sekitar 1,5 jam (rata2 kecepatan normal di bawah 60km/jam). Bisa dicoba jalur melalui Asahimas-Jenek Wetan-Ngelom Rolak, nanti keluar di samping Jembatan besi Sepanjang (jalur ini selama musim hujan periode ini, saya lewati bebas banjir, bebas macet, juga bebas truck). Dari situ bisa dilanjutkan melewati Karangpilang dan Mastrip, atau bisa alternatif jalan lain melalui Pagesangan, Kebonsari, dan Jambangan. Semua jalur tersebut sama2 bisa keluar di Gunungsari dan menuju ke Surabaya Barat atau Surabaya Pusat. Semoga infonya bisa membantu. Terima kasih.
Wew..rumahnya lumayan jauh dari tempat kerjanya, Pak. Tapi boleh juga jalan pintasnya yang keluar-keluar dapet Gunungsari itu ya.
Kalau sudah sampai kota Surabaya-nya, masih bebas macet nggak, Pak? Saya rasa pegelnya malah kalau Bapak pulang dari Nginden lewat Wonokromo yang sering macet panjang itu, Pak..
Awal pertama kali pindah sih memang ngerasa jauh banget, tapi sebulanan aja uda adaptasi. Ga kerasa jauh lagi kok. Dari pengalaman saya menuju ke Surabaya, masih jauh lebih baik berangkat dari arah Trosobo, dibandingkan perjalanan dari arah Sidoarjo kota. Karena dari arah Sidoarjo kota ga ada jalur alternatif, dan sepanjang jalur juga penuh kemacetan.
Biasanya macetnya di Gunungsari Bu, tapi ga parah2 amat kok. Soalnya naik motor. Hahaha..
Jalur lewat Asahimas itu memang sempat masuk ke gang kecil satu kali, mungkin itu yang agak ga enak kalo naik mobil, tapi gang kecil nya pendek banget kok, sekitar 200 meter aja..
Kalo pulang saya lewat Ngagel-Darmokali-Diponegoro-Ciliwung-Hayam Wuruk-Gunungsari-Mastrip, lanjut lewat jalan yang sama ke arah Asahimas. Dari analisa waktu tempuh selama ini nyoba beberapa jalur, kurang lebih sama sih. Meski jalur yang saya lalui agak berbelit dan berputar2, tapi waktu tempuhnya setara. Kalo saya lebih memilih putar2 daripada stuck di kemacetan yang bikin pegel dan banyak menghirup gas pembuangan kendaraan.
Oya, sebagai tambahan.. Kalo lewat ke arah Asahimas dari Cimon, pas di Beringin indah I itu ada tarikan sumbangan jalan oleh warga setempat. Yang ditarikin cuma mobil aja, nominalnya saya juga kurang tahu. Tapi mereka juga memberi semacam karcis/struk gitu sih. Di atas Gapura besinya juga ada spanduk himbauannya, dan ada pos penjaga yang narikin iuran tersebut. Setau saya, mereka narik iuran cuma sampe sore aja sih, kalo malam uda ga ada yang jaga.
Waah informasi yang sangat berguna pak Andreas, akan saya coba survey rute itu. Karena itu bakal jadi rute yang akan dilalui oleh putri saya setiap hari bersekolah di salah satu SMU swasta di Surabaya. Cukup cemas juga melepas putri saya naik motor di Jalan Raya Kletek yg harus bertemu muka dengan Bis dan Truck. Dari Ngelom hingga Gunungsari bahkan wonokromo melalui pagesangan dan kebonsari saya sdh paham karena dulu menjadi akses utama saya ke surabaya.
Tinggal memastikan rute dari beringin indah menuju ngelom melalui asahimas.
Salam hormat dari calon warga Rotterdam 2.
Lingkungannya kelihatan nyaman ya buat tempat tinggal keluarga muda 🙂
Memang. Banyak mahmud yang sering keliatan lagi berolahraga di sini 🙂
enaknya bisa tinggal disana, tapi budgetnya tidak mencukupi :'(
Ooh..tinggal di tempat yang sesuai budget aja, kalo gitu 🙂
Tunai, 600jutaan di Surabaya Selatan itu bisa dikatakan murah. Scaraaa, sekarang susah dapat rumah di lokasi yg strategis dengan harga di bawah 1M
Ya, tempat ini memang lumayan strategis meskipun kendala yang cukup signifikan adalah lokasinya yang masih lumayan harus bersaing dengan jalur truk 🙂
Perumahan model cluster memang menyenangkan. Meski kadang berada di perkotaan, tapi suasana di dalamnya terasa asri. Cuma harganya biasanya bikin kantong prihatin. 🙂
Sekitar setengah kilo dari tempat tinggalku juga ada cluster gitu, di tengah perkotaan, tapi suasananya sejuk dan asri. Tiap lewat sana, rasanya pengin pindah. Tapi rata-rata harga per unit 1 M. Baru mikir duitnya aja, rencana pindah udah buyar.
Memang harga properti di kawasan perkotaan begini semakin naik dari tahun ke tahun. Pertama-tama Citra Harmoni dulu dibangun, sasaran pasarnya adalah kalangan ekonomi bawah. Baru beberapa tahun terakhir ini saja mereka bikin cluster baru untuk kalangan ekonomi menengah.
Sekarang, cluster yang baru dibangun dijual dengan harga per unitnya mulai dari Rp 600 jutaan. Mudah-mudahan nggak bikin yang pingin pindah ke sini jadi mengurungkan niat.
Bagus citra harmoni ini, apalagi ada kolam renangnya. Makin betah disana heheehehe
Mbak Atiqo kok tau? Langganan di Citra Harmoni Waterpark ya?
apalah aku, cuma anak kos wkwk, tapi lumayan terjangkau sih citra harmoni ini
Kalau suatu hari nanti Nizam terpaksa kerja di sekitar kawasan industri Sidoarjo, coba cari rumah kos di Citra Harmoni ini. Enak lho lingkungannya, dan strategis pula..