Hari Bumi Sulit Dipraktekkan

Mereka bilang kemaren adalah hari bumi, dan sibuk menggembar-gemborkan kampanye anti kantong plastik. Kalau sudah gini yang jadi sasaran adalah ibu rumah tangga, karena salah satu pos yang menghasilkan kantong plastik banyak-banyak adalah rumah-rumah kita sendiri.

Saya mungkin pernah cerita bahwa kalau ke supermarket saya bawa tas sendiri untuk ngantongin belanjaan. Maksudnya supaya supermarketnya nggak buang kantong plastik hanya untuk bungkus belanjaan.

Tapi itu dulu. Sebelum saya menikah dan menjelma menjadi menteri keuangan.

Banyak item yang sebetulnya kalau dibeli di pasar tradisional jauh lebih murah ketimbang beli di supermarket. Misalnya, ikan, daging, sayuran. Dan sayangnya, item-item itu basah kalau ditaruh di dalem tas.

Bahkan pedagang-pedagang pasar yang membungkus dagangannya, nggak pernah terpikir bahwa habis nyawil-nyawil ikan dan masukin ikannya ke kantong plastik, mestinya cuci dan ngeringin tangan dulu, baru kasih kantong plastiknya ke pembeli, supaya pembeli nerima kantong ikannya dalam keadaan kering, bukan bau amis.

Kalo kata pedagang pasarnya kira-kira begini, “Emang gw pikirin?”

Sampek di rumah, item-item belanjaan itu dikeluarin satu per satu dari kantongnya, terus dicuci, dibersihin, sebagian dimasak dan sebagian lagi disimpan. Lha kantong-kantong plastik tadi ke mana? Ya dibuang. Atau sekurang-kurangnya, ditimbun untuk jadi alas keranjang sampah. Jelas tidak mungkin digunakan lagi untuk ngantongin barang bersih. Lha bau amis..

Bahkan saya kalau mau nyimpen item di dalem kulkas, sebisa mungkin pake kantong plastik baru. Coz kulkas yang bau amis bekas kantong plastik lama lebih berbahaya daripada ngirit kantong plastik. Tuh kan, boros kantong plastik lagi..

Sehingga, mengedukasi ibu rumah tangga untuk pergi ke pasar bawa tas sendiri, mungkin buat saya adalah pekerjaan omong kosong.

http://laurentina.wordpress.com

http://georgetterox.blogspot.com

13 comments

  1. Nah… aku sama spt Mamanya Keke Naima,
    Aku selama ini juga masih pakai kantong plastik untuk mewadahi sampah2 termasuk sampah organik. Memang lebih mudah membuangnya karena gak tercecer kemana-mana.

  2. Keke Naima says:

    selain itu, kebanyakan yang tetap memilih kantong plastik karena plastiknya bisa dipakai untuk tempat sampah. Karena kalau langsung buang sampah ke tempat sampah, lebih ribet. Lebih enak di alasin kantong plastik dulu.

    Kayaknya pengganti kantong plastik untuk sampah ini yang jarang dibahas.

    1. Ya, misalnya keranjang sampahnya berbahan dasar plastik yang ada lobangnya di dasar buat ventilasi. Persoalannya kan keranjang sampahnya pasti kudu dicuci dan disikat juga. Kalau kebetulan kena bahan sampah yang lengket, tentu susah bersihin keranjang sampahnya. Makanya kalau dialasin kantong plastik kan lebih praktis. Keranjang sampah akan tetap bersih dan nggak usah sering-sering disikat.

  3. Walaupun udah bawa tas keranjang plastik yg bisa dicuci tetap ikan dan kawan-kawan dikantongin kantong plastik juga, kecuali barang-barang di supermarket yg sudah dikemas lebih dahulu.

  4. Saya mendadak datang lagi bu dokter, hahaha. Lha wong manusia itu hidup di bumi sebenarnya kan sudah "merusak" bumi, paling ga manusia berdiri saja sebenarnya kan sudah makan tempat bumi. Menurut saya, mau ga mau bumi bakal rusak. Tapi rusaknya jangan kecepetan, makanya diadakan hari Bumi supaya orang-orang dalam sehari ngerem perilakunya dikit supaya Bumi rusak ga terlalu banyak… pada hari itu. :p

    1. semenjak Google Reader ditutup saya jadi malas blogwalking mbak, soalnya data2 daftar blog yg saya follow ilang, hahaha. Sekarang udah punya alternatif Google Reader di Feedly jadi bisa aktif lagi.

  5. profijo says:

    Belanja di pasar tradisional, Klo daging, ikan, udang dan barang2 basah lainnya malah dikasih 2 plastik! Jadi tas yg dibawa dari rumah hanya mempermudah dalam membawa kantong2 plastik berisi belanjaan.

    Tapi Klo mau masuk kulkas, itu belanjaan tak masukkan ke toples. Plastiknya? Yg bersih disimpan, yang kotor? dibuang!

    Jadi Klo seandainya, setiap penggunaan kantong plastik mengurangi nilai kemanusiaanku, maka nilaiku saat ini minus!

Tinggalkan komentar