Travelling hari gini boleh dikata gampang asalkan punya duit. Duit nggak banyak pun sebetulnya masih bisa diakalin untuk bisa travelling, karena yang penting sebetulnya adalah alasan kita untuk travelling, bukan berapa budget yang kita miliki untuk travelling. Tetapi kesulitan yang umumnya dikeluhkan orang adalah biaya tempat tinggal yang nunggak, apalagi di musim liburan. Masih enak kalau di tempat travelling ada sanak yang bisa diinepin, lha kalau yang ada cuman hotel? Mosok batal travelling cuman gegara nggak sanggup bayar penginapan? Ah, cupet banget sih.
Kali ini saya akan bagi-bagi tips merencanakan penginapan buat calon-calon pelancong yang ogah nginep di pom bensin atau di mesjid di tempat liburan nanti. Senjata saya apa lagi kalau bukan koneksi internet, dan sedikit pengalaman.
Rencanakan mau travelling ke mana, kapan, berapa hari, dalam rangka apa. Misal: Mau travelling ke Bandung, tanggalnya sekitaran liburan Lebaran, kira-kira selama tiga hari. Pertanyaan bego adalah dalam rangka apa yang dijawab “yaa..mau liat-liat Bandung aja.” Gini aja udah salah besar. Seorang pelancong mesti sudah tahu dari awal apa yang mau dia lakukan di tempat tujuan, apakah mau anjangsana ke tempat sanak saudara, atau mau belanja baju, atau mau lihat orang main angklung, atau mau ngedaki gunung. Kalau mau ke tempat sanak sodara itu, catet alamatnya di jalan apa. Belanja di toko mana, jalan apa. Karena kalau sampek di tempat tujuan ngga jelas tujuannya mau ngapain, niscaya yang ada malah kebingungan dan stress sendiri karena mati gaya dan ngira kemacetan di jalan. Padahal aslinya ya karena kesasar lantaran buta pengetahuan akibat mindset yang ketinggian yang penting sudah nyampek di kota tujuan seperti yang pernah saya tulis di sini.
Buka Google Maps dan cari hotel yang kirakira di dekat target tempat tujuan. Misalnya mau pergi ke Semarang dan tujuannya adalah jalan-jalan ke Gedung Lawangsewu, ya carilah hotel yang posisinya di deket-deket gedung itu. Biaya transportasi menuju target tempat adalah alokasi yang paing makan banyak biaya nomer 3 setelah biaya transpor ke kota tujuan dan biaya penginapan. Kalau bisa ke target tujuan dengan cara jalan kaki lantaran tempat targetnya di seberang penginapan, ngapain harus nginep di penginapan yang kalau mau ke tempat targetnya harus dijangkau pakai taksi?
Jika Google Maps terasa merepotkan karena waktu kelas empat SD dulu kita ketiduran pas Bu Guru ngajarin cara baca peta, buka website broker hotel. Masukkan tanggal liburan yang kita inginkan, dan jangan sekali-kali mengira bahwa harga hotel di bulan Juli sama dengan harga hotel di bulan Februari. Buka kolom filter di website ini, dan tentukan toleransi kita bersedia nginep dengan harga kamar berapa, kita bersedia ambil hotel di dekat landmark apa. Dengan memasukkan kriteria pencarian kita akan ngeh dengan pasaran harga hotel di tempat tujuan, sehingga kita tahu berapa yang harus kita alokasikan untuk pos penginapan.
Biasakan baca review-review yang ditulis tamu-tamu yang pernah nginep di hotel-hotel incaran. Kalau terlatih baca review hotel, kita akan terbiasa buat menilai mana review yang kira-kira bener dan mana review yang cuman fitnah belaka. Perhatikan kata-kata kunci seperti saya tidak bisa tidur nyenyak, air di kamar mandi nggak keluar, sarapannya cuman nasi goreng, atau bantalnya bau. Rumus saya simpel: tamu dari Eropa nggak pernah bohong soal kebersihan, tamu dari India nggak pernah bohong soal makanan.
Ada kalanya harga di website broker hotel lebih murah ketimbang harga di website hotelnya sendiri. Selalu perhatikan apakah harga yang tercantum di website broker sudah termasuk fasilitas sarapan. Boleh juga konfirmasi langsung ke nomor telepon hotel bersangkutan tentang kondisi kamar. Karena kadang-kadang di website itu tidak tercantum bahwa kamarnya itu nggak ada jendelanya. Jaringan hotel F*ve kamar standard itu, saya hapal sering banget kasih kamar nggak pakai jendela.
Review kamar di Google juga punya banyk foto-foto yang diunggah sendiri oleh tamunya. Kadang-kadang foto tamu lebih “real” ketimbang foto yang diunggah dari website hotelnya, coz ada foto-foto candid seperti noda kopi di sprei, sudut kamar yang ada laba-labanya, atau furnitur kamar mandi yang udah berkarat.
Beberapa fasilitas yang cukup penting untuk travelling: Sarapan sangat berguna buat Anda yang buta daerah tujuan. Meskipun cuman makan nasi goreng bikinan hotel, tapi pengisian perut di pagi hari sangat menentukan mood buat ketgiatan travelling hari itu. Airport transfer yang disediakan hotel sangat berguna untuk menghindari taksi bandara yang doyan morotin turis.
Nah, deretan tanggal merah sebentar lagi lho, Jemaah. Anda mau jalan-jalan ke mana?
Mau dapat discount untuk travelling? Silakan pesan di balik gambar berikut ini:
Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
ada dua deretan tanggal merah ya mbak 🙂
Akhir mei mau ke Malang. Langkah-langkah di atas sudah diberesin sama istri. Aku kebagian ngurus cuti sajah 😀
Selamat jalan ke Malang, Mas. Mau mampir mana di Malang? 😀
Kalau pengalamanku booking hotel: telpon hotelnya tanyakan rate normalnya kemudian coba gunakan fasilitas diskon kantor tp bayar cash. Biasanya cuma diminta kartu nama aja sih yg ada logonya perusahaan. Kadang harga per telpon dan website "jualan hotel" jauh lebih murah via telpon (dgn atau tanpa coorporate rate). Ini banyak berlaku u/ hotel di Bandung, Bekasi, Bogor, Semarang, Surabaya, dan beberapa kota besar lainnya 😀
Dan mendadak aku jadi minder karena nggak punya kantor 😀
Untung sekarang banyak website broker. Bikin traveling kita jadi makin mudah 😀
Iya 🙂
kalau memang pengen menikmati kota yang dikunjungi, mending memang jangan cari hotel yang mahal2. Karena gak akan dinikmati juga fasilitasnya 🙂
Tergantung sih. Hotel yang banyak fasilitasnya juga kadang-kadang cukup murah kok. Asal mau pintar nyarinya. 🙂
mari jalan2, sudah jalan2 ke pelosok2 jogja belum, hehe
Saya berencana ke Jogja tahun depan, Mas. Mau dateng ke museum kreatif yang ada di deket kawasan Prambanan itu.
Hahaha….jadi inget keriweuhan gw sendiri pas kemarin nyari2 hotel. Pusing banget bacain review-review yang masuk ampe tebal muka tanya langsung ke para reviewer di TripAdvisor.
Iyaaa…banget, vic. Step2 yang gw pake juga kayak loe di atas itu :))
Sebetulnya penyebab pusingnya kan karena review yang dibaca terlalu banyak. Dan isi masing-masing review saling kontradiktif. Kan jadi bingung mau percaya yang mana.