Kemaren saya kopdar. Dengan komunitas WordPress Surabaya. Saya kirain yang dateng cuman do-re-mi doang. Ternyata saya salah..
Saya belum lama di komunitas WordPress Surabaya ini. Komunitas ini sebetulnya dibuat untuk melokalisasi pengguna WordPress, supaya jelas gitu lho siapa-siapa aja yang (masih) memakai WordPress di Surabaya.
Saya diajak masuk komunitas WordPress Surabaya oleh seorang kawan bernama Sinar Hadi Wijaya, seorang aktivis dari komunitas WordPress Indonesia. (Komunitas WordPress Indonesia ini adanya di Facebook.) Hadi sendiri tinggalnya di Gresik, yaa sebelahan lah ya sama Surabaya. Saya bersedia masuk karena.. yaa blog saya vickyfahmi dot com ini memakai WordPress sebagai CMS.
Baru beberapa minggu saya di grup Telegram-nya komunitas WordPress Surabaya, Hadi ngajak seluruh anggota buat kopdaran. Yang diajak nggak cuman anggota-anggota grup yang tinggal di Surabaya, tapi juga yang tinggal di seluruh Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, ya ampun kok bisa seh ada akronim itu, ahahaha).
Penghuni grupnya ini nggak terlalu berisik (setidaknya kalo dibandingin sama WAG keluarga besar saya), jadi ketika Admin-nya ngajak kopdaran, sambutannya tenang-tenang aja. Tapi saya sendiri langsung bilang mau datang.
Saya menyanggupi buat kopdaran karena..saya butuh perspektif baru. Temen-temen saya selama ini yang ketemu saya cuman blogger lagi, blogger lagi. Sedangkan Telegram WordPress ini, anggotanya yang blogger cuman dikit, tapi juga ada profesi-profesi lain, misalnya digital marketer, webmaster, application creator, dan mbuh apa lagi, tapi sama-sama pemakai WordPress. Saya pikir kalo saya ikutan kopdar ini, saya bisa mendengarkan profesi lain bicara tentang kerjaan mereka, kerepotan mereka pakai dalam menggunakan WordPress, and so on. Kan enak buat saya, jadi membuka pengetahuan baru gitu lho.
Maka pergilah saya kemaren ke lokasi yang disepakati, yaitu sebuah kedai kopi di Darmahusada, Surabaya. Saya kirain saya cuman bakalan ketemu 3 orang di sana, karena yang memang declare mau dateng itu cuman empat orang aja (termasuk saya). Tapi ternyata, tiba di sana, sudah ada minimal 4 orang di meja.
Dua wajah nampak familiar buat saya, yaitu Hadi (tentu saja), dan Aris Setia (eh bener kan ini nama belakangnya?). Saya familiar sama Aris karena saya nyimak webinarnya Aris pada dua bulan lalu tentang per-server-an. Lain-lainnya itu: Fitho sama Kunto baru pertama kali ketemu saya.
Makin siang, ternyata makin banyak yang dateng.
Abdul Ghafur, marketer asal Madura yang ngelola perusahaan digital marketing. Dia nunjukin saya website perusahaannya, dan dari dia saya jadi ngerti, “Oh gini ya caranya bikin elemen-elemen sing ciamik buat nggawe halaman depannya website itu.”
Ilham Prasetia, tinggal di Surabaya juga. Kami segrup di suatu grup blogger dan di suatu grup digital marketer, baru pertama kali ketemu sekarang. Saya hafal muka Ilham karena dia pernah open cam dalam suatu webinar yang videonya saya puter bolak-balik, dan saya terperangah karena mukanya beda banget sama di webinar, sampai-sampai saya numpahin kopi saya saking terkejutnya, ahhaha. (Memang efek lighting ruangan itu ternyata mempengaruhi sekali.) Ilham bukan blogger, tapi ngelola website perusahaan.
Dian Kusumawardani, blogger drakor penjaga Surabaya area selatan. Saya terakhir kali ketemu Dian, kayaknya waktu kami ditugasin motret sebuah hotel yang baru launching sekitar 3 tahun lalu. Kedatangannya kemari bikin saya terkejut, karena Dian ini nggak pakai WordPress. Dian ngaku ke kita semua bahwa dia dateng buat cari ilmu tentang WordPress. Saya langsung bilang bahwa kita-kita ngumpul di kedai ini bukan buat ngelmu, tapi buat ngopi-ngopi doang dan buat numpahin kopi, hahahaa..
Frenavit Putra datang agak siangan. Saya terakhir kali ketemu Frenavit sekitar 5 tahun lalu, di sebuah acara kumpul-kumpul para blogger di rapat pemerintah kota. (Ya ampun, lama banget!) Frenavit cerita bahwa selama ini dia kerja di sebuah rumah sakit, ngurusin website-nya rumah sakit itu. Sekarang Frenavit berusaha ngeblog lagi, dan dengan berseri-seri dia bercerita bahwa dia sudah mulai update blognya seminggu sekali. Saya seneng dengernya. Frenavit itu jagoan lho kalo udah cerita-cerita tentang tekno.
Oh ya, saya ketemu Didik Purwanto juga, seorang blogger yang saya lupa di mana tempat tinggalnya. Saya sendiri lupa-lupa inget apakah dulu-dulu pernah ketemu Didik, tapi yang jelas saya baru intense bicara dengan Didik akhir-akhir ini karena kami saling ngobrol di Instagram. (Saya ini cuma inget orang kalo orang tersebut pernah nyapa nama saya, ahahaha..) Didik ternyata lebih jangkung daripada yang saya bayangkan..
Dan ada beberapa orang lainnya yang dateng, tapi saya nggak inget namanya karena kami nggak duduk bersebelahan. Yang jelas, akhirnya peserta kopdaran ini belasan.
Kami ngobrol ngalor-ngidul, ngabisin bergelas-gelas kopi sembari ngemil menu-menu platter-an. Dari pertemuan itu saya jadi ngeh bahwa WordPress Indonesia sebentar lagi mau bikin semacam simposium gitu untuk pengguna WordPress sebangsa setanah air, biar WordPress semakin bisa bantuin masyarakat untuk jadi rakyat yang produktif (misalnya bikin website, bikin media, bikin toko online, dan lain sebagainya).
Saya juga jadi ngeh bahwa banyak temen yang nama pekerjaannya adalah digital marketing, tapi ternyata prakteknya jadi superman CEO alias chief everything officer (termasuk jadi public relation, marketing conceptor). Ini merepotkan karena beban kerja dengan reward seringkali nggak seimbang.
Saya juga jadi ngeh bahwa nggak semua blogger yang pakai WordPress itu sudah paham bahwa kalau pakai plugin itu masih kudu di-setting, bukan cuman berharap plugin-nya jalan sendiri otomatis, hahaha..
Dan saya jadi ngeh bahwa nggak semua blogger atau pelaku website media yang memonetisasi usaha mereka itu ngerti bahwa mereka harus punya rate card, dan bahwa bikin rate card itu segampang membuka account Canva. Karena sesungguhnya yang susah dari bikin rate card itu bukan mendesainnya, tapi menuliskan angkanya, baik angka statistik maupun angka rupiahnya, ahahaha..
Terus saya juga jadi paham bahwa orang di luar WordPress itu sering menyangka bahwa WordPress itu isinya orang teknik, teknik, teknik melulu, yang membuat citranya jadi agak rumit, ahhaaha.. Mungkin karena selama ini kalau ada berita tentang WordPress yang menonjol adalah urusan ngoprek-ngoprek plugin-nya, belum lagi diperparah citra bahwa kalau mau pakai plugin itu mutlak kudu mbayar, dan lain-lain. Hihihihi.. padahal selama saya ngeblog pakai WordPress itu, yang saya bayar bukanlah platform WordPress-nya, tapi cuman hosting dan domain doang.. Plugin mbayar? Tema mbayar? Aah.. saya sih belum sampai ke sana..
Saya bangga banget sama keputusan saya menghadiri kopdar WordPress Gerbangkertasusila ini, dan saya senang telah menghabiskan siang saya bersama mereka. Setelah 4 jam saling mengoceh (saya sudah ke toilet 3 kali, Ilham meninggalkan meja untuk sholat, Dian sampai pesan minum 2 kali), kami mengakhiri pertemuan haha-hihi ini dengan foto bareng di halaman kedai memakai smartphone dan tripodnya Frenavit. Semua orang nampak delighted di dalem foto.
This is a wonderful day.

I am a blogger who love making content about planning and optimizing contents. Follow me in my Linked In and Instagram below.
Seneng deh bisa kopdar sama pemakai WordPress di Surabaya.
Sayang waktunya ngga pas, mungkin lain kali bisa ikut sekalian nanya-nanya plug in di WP. Hehe
Oiya..
Uwaaaa kan aku jadi pengen ikutan kopdar wkwk
Pengen kenal profesi2 lainnya selain blogger. Melebarkan sayap
O iya.
Serunyaaa. Bole ndak ya ikutan mbak Vicky, ehtapi saya kudu ganti wordpress dulu yak hihi. Menariikk belajar plugin, coding dkk.
Sebentar, saya mbatin setelah kopdar ini akan ada sesuatu didunia blogger. Bener ndak mbak? :p
Hai, Lisa. Kalau Lisa mau ikutan sini, baiknya Lisa gabung dulu sama grup Facebook WordPress Indonesia. Nanti kalau sering hadir di event onlinenya WordPress Indonesia, bisa dapet link buat masuk ke komunitas regional di tiap propinsi. 🙂
Iya, setelah kopdar kemarin, kami mau bikin acara untuk orang-orang yang menggunakan WordPress, termasuk juga untuk blogger yang pakai WordPress. 🙂