Sering ribet sendiri mau beli maem apa kalau mau naik kereta? Well..nggak lagi-lagi deh, coz sekarang ada café yang cozy banget di stasiun. Yupz, bulan ini jadi istimewa, coz ada tempat nongkrong di Surabaya yang baru berdiri dan bikin betah banget. Namanya Loko Cafe (@lookocafe_sby), letaknya di Stasiun Gubeng, Surabaya. Cafenya senyaman cafe bandara dengan setumpuk kuliner ciamik keren. Eits..ati-ati, bisa ketinggalan kereta nih, hahaha!
Loko Cafe di Surabaya ini adalah gerai tenant kuliner yang ketiga bikinannya PT Reska, anak perusahaannya PT Kereta Api Indonesia. Sebelumnya PT Reska udah buka café di Stasiun Tugu Jogja dan café di Stasiun Poncol Semarang. Café di Tugu berkonsep restoran dine in, sama kayak café yang di Gubeng ini. Sedangkan café di Poncol berkonsep take away. “Di Poncol, orang datang ke café untuk beli minum, lalu langsung dibawa pergi. Di Surabaya ini, kami ingin orang datang ke café untuk makan (di tempat),” jelas Decil Christianto, manajer dari Consumer Business Directorate PT Reska kepada saya.


Selama ini Reska baru aktif menggarap katering untuk kantor-kantor daerah operasinya PT KAI dan katering untuk penumpang kereta. (Dan saya baru ngeh dari penjelasan Decil kalau ternyata nggak semua hidangan yang disajikan di kereta untuk penumpang itu produknya PT Reska.) Semenjak tahun 2014, Reska berusaha memperluas usahanya dengan merambah bisnis restoran lantaran makin hari usaha kuliner rumah makan ini makin menarik.
Karena itu mereka mencoba menggarap cafe-cafe di Jogja, Semarang, dan pada akhirnya mereka mendirikan cafe juga sebagai tempat nongkrong di Surabaya ini.


Pasar yang diincar, tentu aja para calon penumpang dong. “Kami mengincar 80% customer kami adalah calon penumpang kereta,” kata Decil. “Tapi kami juga ingin orang luar yang bukan mau naik kereta juga ikut makan di sini.” Kebetulan banget Stasiun Gubeng membuka akses menuju Loko Café ini supaya bisa didatengin orang-orang luar, termasuk mereka yang memang nggak punya tiket kereta.
“Kami ingin orang-orang nongkrong di sini, kalau perlu orang-orang dari komunitas juga menikmati makan di sini,” ujar Decil. Untuk mewujudkan venue-nya sebagai tempat nongkrong di Surabaya yang kekinian, Loko Café membangun café berkapasitas sekitar 30 orang di indoor dan sekitar 15 orang di outdoor-nya. Ke depannya, pengelolanya juga kepingin pasang wi-fi dan colokan listrik yang banyak di sana. Mereka sudah mengincar sebuah provider layanan internet yang cukup beken di Indonesia untuk itu.
Soal menarik hati para tukang makan, tim Loko Cafe di Surabaya bela-belain bikin survey selama sebulan untuk cari tahu menu favorit di seluruh tempat makan enak di Surabaya. Setiap café-nya PT Reska disesuaikan dengan selera penduduk lokal. Kalau di Tugu PT Reska pasang menu mie godog dan tengkleng ayam kesukaan rakyat Jogja sebagai menu andalannya, maka untuk gerainya di Gubeng ini menu andalannya adalah bebek mayor. Menu lainnya yang juga jadi andalan adalah lontong kikil dan nasi goreng rawon.
Menu-menu khas anak nongkrong juga ada di sini, mulai dari fritter-fritter-an sampai pasta-pastaan. Loko Café memamerkan kepada saya fritter-fritter-nya, antara lain fritter dari cumi dan kakap.
Ada pula spaghetti bologna, yaitu spaghetti dengan topping daging cincang yang dibumbui saos tomat dan dibubuhi peterseli dan bawang putih yang dicincang kasar.
Tapi favorit saya justru chicken wings barbeque, berupa tiga potong sayap ayam yang dibaluri saos barbeuque dan dilengkapi nasi putih. Ini enak!
“Kami sudah buka dari jam enam pagi dan tutup jam sepuluh malam,” kata Decil bangga. Ini untuk mengincar para penggemar kuliner malam dan penumpang kereta yang berdatangan di stasiun pada sekitar jam enam pagi ini. Saya nyengir dalam hati.
Horee..saya bisa dapet nasi goreng tuna dan menenggak mojito pada waktu sarapan!
Mereka jual aneka macam mojito dengan berbagai rasa, tetapi saya milih mojito rasa strawberry.
Ngomong-ngomong, jika Jemaah Blog nggak suka mabok kayak saya, bisa milih float atau teh. Seperti di foto ini, Loko Cafe di Surabaya ini menyajikan es kopi yang dibubuhin sirup hazelnut dan ditimpuk es krim vanilla. Sirupnya boleh diganti sirup karamel lho. Adapun untuk tehnya tersedia rasa english breakfast, rasa kembang cammomile, rasa peach, rasa leci, dan rasa jasmine (bunga melati).
Anda di kota-kota lain yang kepingin juga disambangin cafe-nya PT Reska, nggak perlu ngiler. Tahun ini akan dibuka gerai mereka bernama Loko Kitchen di Jalan Bengawan Bandung, yang juga sama-sama mengincar anak-anak nongkrong sebagai pangsa pasar mereka. Malah PT Reska berniat bikin kegiatan interaktif untuk pelanggannya di situ, seperti bikin kelas memasak dan kelas gambar.
Wah, dengan adanya cafe-cafe begini, kayaknya stasiun kereta sekarang nggak cuman jadi tempat persinggahan kendaraan doang ya, tapi bisa jadi tempat meeting dan tempat untuk dine in. Anda kepingin stasiun kereta di kota Anda juga ada café gaul nan ciamik begini? Mention dong ke @PT_RMU, siapa tahu mereka mau buka gerai di tempat Anda juga.
Semua foto karya Eddy Fahmi, saya cuman bagian ngebacot doang 🙂

Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Wah cakep nich kalau mau naik kereta. Bisa nangkring di cafe yang menyenangkan. Semoga nggak cepat kotor.
Terma kasih infonya
Salam hangat dari Jombang
Lho? Ngapain ke Jombang, Pak?
Buka di stasiun purwokerto juga dong
Situ bikin cafe-nya di Purwokerto dong..
waaah aku baru tau nih.. ketauan jarang naik kereta. hahahaha
Di Semarang adanya di Poncol ya mbak, mudah-mudahan buka di Tawang juga. Aku biasnaay ke Tawang soalnya :). Menunggu kereta lebih asyik ya ngafe dulu
fotofotonya mas fahmi kerennnn… dan cafe ini mirip salah satu setting di kdrama secret garden 😀
Huh? Cafe-nya Korea kayak gini?
what!? Kenapa bisa yg Stasiun Gubeng ada di luar peron? Yang di Stasiun Tugu adanya di dalam peron… cuma yg punya tiket doang kereta yg bisa makan… huhuhu… tidak adil ini T.T
Mbok yaa, Na..coba kau beli itu lahan di luar peron, terus kau investasikan lahannya buat bikin cafe di situ. Jadi yang nggak punya tiket bisa ikut makan juga..
cafenya cakep banget, keknya dulu ke surabaya lom ada deh 🙂
Memang baru dibuka tahun ini, Pit 🙂