Mendongkrak Penjualan dengan Konten Marketing Blog

Contoh Konten Marketing untuk meningkatkan penjualan
Konten marketing dapat menciptakan penjualan lebih banyak daripada cara-cara pemasaran tradisional. Gambar diambil dari sini

“Saya sudah membayar blogger buat review produk saya, tetapi penjualan produk untuk kwartal ini masih segitu-segitu saja, tak ada bedanya dengan kwartal kemarin.”

Keluhan begini sering sekali diucapkan oleh para pengusaha. Apa yang salah? Di jaman digital begini mereka sudah rela ikut mainstream, membuka aneka program afiliasi, merekrut aneka blogger dan buzzer untuk kampanye iklan demi mendongkrak sales. Tapi kenapa konsumen belum menoleh kepada produknya?

Luke Kintigh, pakar content strategist Intel, menyebutkan bahwa untuk membuat orang membeli produk kita, kita harus fokus terhadap calon pembeli, bukan fokus terhadap produknya. Coba pusatkan perhatian pada masalah yang dimiliki oleh konsumen, dan buatlah konten yang dapat membuat konsumen tersebut tertarik untuk membaca.

Di sinilah peran blog untuk menciptakan konten marketing. Blog punya posisi strategis untuk membuat pembacanya (alias calon konsumen) terinspirasi memilih produk sebagai solusi. Untuk itu, alih-alih menggurui pembaca agar memilih suatu merk, blog perlu memperbanyak produksi artikel yang memberikan manfaat untuk pembaca. Bagi pembaca, artikel dengan konten yang bermanfaat dan dapat menyelesaikan masalah yang mereka miliki, akan terasa lebih menarik. Konten manfaat ini akan menimbulkan kesadaran pada diri pembaca untuk memilih suatu produk (bukan memilih karena termakan oleh iklan). Dan karena motivasinya untuk memilih produk tersebut timbul dari pembacanya sendiri, maka semakin besar kemungkinan pembaca untuk berubah menjadi penggemar, alias membeli produk itu berulang-ulang.

Konten blog yang bersifat konten marketing, selain lebih efektif dalam menciptakan pembelian yang berkelanjutan (continued purchasing), juga merupakan cara promosi yang lebih irit daripada cara-cara pemasaran tradisional (melalui media massa, memasang baliho, atau menyebarkan brosur produk).

Bagaimana contoh perbedaan blog yang menulis artikel review dengan blog yang menulis konten marketing?
Ambil contoh sebuah perusahaan ingin mengkampanyekan produk susu tinggi kalsium merk X. Perusahaan ini merekrut blogger untuk menuliskan artikel untuk membuat pembacanya membeli susu produksinya itu. Di sini pembacanya adalah orang-orang yang segala kalangan yang dapat terkena osteoporosis alias pengeroposan tulang.

Sebuah artikel review akan menuliskan kelebihan susu merk X. Manfaatnya bisa mencegah pengeroposan tulang. Merk X ini rasanya enak, ada varian rasa vanila, strawberry sampai rasa kacang hijau. Harganya disebutkan murah. Bisa diperoleh di supermarket, di minimarket, di online shop, bahkan ada discount khusus untuk pembelian dalam partai besar.

Tetapi sebuah artikel yang menulis konten marketing akan menulis dengan cara yang berbeda. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana tulang yang sehat adalah jaminan kualitas hidup yang bahagia, misalnya dengan memberikan contoh seorang nenek yang bisa lari-lari sambil pakai high heels sembari menari tango dan seorang kakek yang menggendong cucunya di lehernya ke sana kemari sambil ketawa-tawa. Tulang yang sehat bisa diperoleh dengan rajin berolahraga dan minum susu tinggi kalsium semenjak usia masih muda. Selesai.

Perhatikan bahwa di sini artikel konten marketing akan terfokus pada “kualitas hidup yang bahagia”, karena memang hal itu yang dicari oleh pembaca. Kontennya tidak difokuskan pada “susu untuk mencegah pengeroposan tulang”, karena orang awam umumnya tidak begitu mempermasalahkan pengeroposan tulang. Tetapi orang awam yang merupakan target penjualan, akan terinspirasi untuk minum susu tinggi kalsium bila membaca konten marketing ini. Kesadaran ingin bersenang-senang di hari tua membuatnya setia minum susu itu setiap hari dan di sinilah terjadi pembelian produk yang berulang.

Dan cara konten marketing ini bisa diaplikasikan oleh produk apapun lainnya. Asalkan konten marketing ini ditulis dengan baik oleh blogger yang tepat. Peran blogger dalam menulis konten marketing di sini, antara lain:

  1. Membuat konten blog yang tersegmentasi. Dan Faggela, konsultan konten marketing, mengatakan bahwa konten blog yang tersegmentasi akan mampu meningkatkan lebih banyak penjualan.
  2. Menciptakan kepercayaan oleh keahlian yang dimiliki oleh blogger. Blogger niche cenderung menuliskan konten yang bertemakan sama terus-menerus. Akibatnya timbul kepercayaan terhadap sang blogger dari para pembaca. Merasa memperoleh konten dari blogger yang dianggap ahli akan mendorong pembaca untuk membeli produk yang disebutkan oleh sang blogger.
  3. Meningkatkan eksistensi perusahaan dalam mesin pencari. Kerry Jones, manajer agensi konten marketing, bilang bahwa sekitar 88% konsumen membeli produk karena menemukan produk tersebut paling banyak dicari (antara lain terbukti sering disebut di halaman pertama hasil pencarian search engine). Blog perusahaan yang rajin update dengan konten yang segar akan membuat produk perusahaannya selalu nampak menonjol di search engine, dan hal ini akan menciptakan banyak penjualan.

88% konsumen membeli produk karena menemukan produk tersebut paling banyak dicari.

 

Nah, bagaimana pengalaman Anda? Sudahkah Anda menaikkan penjualan produk dengan merekrut para penulis konten marketing? Cari yuk, tanda-tanda konten marketing yang keren di sini..

11 comments

  1. Akarui Cha says:

    Ah iya banget tuh mba, mencari blogger niche yang seirama dengan produk yang ingin di-marketing-kan. Nah, kalo blogger nich kan pastilah sudah dengan tema-tema tertentu, mba. Bagaimana dengan blogger yang memilih berada di jalur personal dengan bahasan yang random? Apakah bisa si blogger tadi juga memasang posting dengan content marketing untuk tujuan yang sama, seperti blogger dengan niche? Duh, aku belum paham banget tentang niche nih mba.

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Wah, ini bahasannya pakar psikologi dan pakar pemasaran, saya cuma bisa komentar sedikit-sedikit 😀

      Menurut saya sih, blogger random bisa kok nulis content marketing. Karena content marketing itu menekankan pada content-nya, bukan siapa blogger-nya. Tapi yang jadi masalah, apakah pembaca mau percaya pada isi tulisan sang blogger random? Bisa jadi dia lebih percaya pada isi tulisan blogger niche daripada blogger random.

      Mungkin PR buat seorang blogger random untuk menulis content marketing adalah, bagaimana membuat pembaca percaya bahwa apa yang dituliskannya itu benar, bukan cuma karya jiplakan dari sang produsen produk itu. Soal bagaimana membuat pembaca percaya, ada di tulisan saya “Tanda-tanda Konten Marketing yang Keren” 😀

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Hmmm..menurut saya, sikap kepingin mengambil semua pengunjung itu bagus ya. Karena sikap ini bisa bermanfaat memuaskan banyak orang.

      Tetapi memang perlu ada prioritas, terutama prioritas jenis pengunjung mana yang baiknya didahulukan sebagai pembeli potensial, dan mana pengunjung yang “hanya ingin berkunjung saja” tanpa membeli.

      Salam balik dari blogger yang mondar-mandir Surabaya-Bandung ini.

  2. Mugniar says:

    Waaah keren bingit tulisannya Mbak Vicky …. saya dapat pemahaman baru di sini. Ke depannya saya akan berusaha lebih baik lagi dalam menulis konten marketing.

    makasih yaa 🙂

Tinggalkan komentar