Parents! Ada Kompetisi Menggambar di Grand City Surabaya!

Apa yang bisa kita lakukan kalau kita punya macam-macam spidol warna di tangan kita? Sebagian besar di antara kita tentu akan jawab, bisa dipakai buat mewarnai gambar. Tapi di tangan Faber-Castell, beberapa batang spidol bisa dipakai buat bikin seni instalasi.

Yupz, produk spidol mereka yang bernama connector pen ini sedang mereka promokan besar-besaran dalam roadshow keliling Indonesia yang dikemas dalam event bernama Pameran Seni Faber-Castell “Kreativitas Tanpa Batas”. Minggu ini, pameran seni rupa keliling Faber-Castell mendarat di Grand City Surabaya setelah sebelumnya melanglang Jakarta, Bandung, dan Jogja, dengan acara utama menggelar ekshibisi karya-karya seni rupa yang dibikin dari bahan-bahan produk Faber-Castell.

Saya keasyikan melanglang atrium Grand City Surabaya yang dipenuhi macam-macam karya seni dari Faber-Castell ini. Sebut aja gambar-gambar coretan anak-anak sekolah yang tentu saja dibikin dengan pensil warna (atau krayon? I don’t know, you should name it) Faber-Castell.  Faber-Castell juga membuktikan bahwa cat akrilik mereka juga gape ketika dipakai menggambar pada bermacam-macam media selain kertas, misalnya pada sepatu, helm, cangkir keramik, atau batu.

Faber-Castell pameran seni rupa Eddy Fahmi
Patung Mona Lisa karya Kerstin Schulz yang dibuat dari rangkaian pensil Faber-Castell setinggi 50 cm.

Saya sempat berlama-lama menyuting instalasi patung manusia yang dibikin dari tumpukan pensil bikinan Kerstin Schulz. Dan primadona dari pameran seni rupa ini adalah instalasi berbentuk gaun pesta karya Schulz juga yang lagi-lagi dibikin dari pensilnya Faber-Castell.

Faber-Castell Kerstin Schulz Eddy Fahmi
Patung gaun pesta setinggi 170 cm karya Kerstin Schulz yang disusun dari rangkaian pensil Faber-Castell.

Sepertinya Schulz rada kebanjiran pensil di rumahnya sehingga beliau cukup selo untuk membikin gaun ini. Gaun beginian siapa yang mau pakai, coba..?

Faber Castell Grand City Surabaya Eddy Fahmi
Miniatur kapal pinisi yang diekshibisikan dalam pameran seni rupa Faber-Castell di Grand City Surabaya.

Tapi nggak ada yang bikin saya lebih melongo ketimbang instalasi kapal pinisi warna-warni. Miniatur kapal ini dibikin dari seribuan connector pen Faber-Castell warna-warni yang ditancapkan satu sama lain. Di sinilah keistimewaan connector pen-nya Faber-Castell bikinan Bekasi ini, spidol mereka punya desain tutup yang bisa saling ditancapkan, dan ini menjadi alat untuk bikin prakarya baru. Jadi, kalau kita punya connector pen ini dan kebetulan isinya udah habis, jangan dibuang. Tapi tancapkan satu sama lain sehingga menjadi sebuah prakarya tiga dimensi. Kreatif kan?

Silakan tonton video acara pameran seni tersebut di sini (durasi 1:37 menit)

Sepertinya itulah yang sebetulnya jadi agenda tersembunyi Faber-Castell dalam pameran seni rupa ini. Produk connector pen yang baru dirilis Faber-Castell beberapa tahun terakhir ini, diharapkan memicu ide bagi para pengguna supaya tidak melulu memberdayakan spidol menjadi sekedar alat mewarnai, tetapi juga dipakai untuk mewujudkan ide menjadi sebuah karya. Ini yang disebut sebagai creative making. Ketika orang dirangsang untuk bikin karya, maka di situlah terciptanya sumber daya manusia  yang kreatif. Dan menurut Tri Rismaharini, walikota Surabaya yang membuka acara ini, sumber daya manusia kreatif itu lebih berdaya untuk bikin suatu negara jadi maju, daripada negara yang cuman unggul di sumber daya alam doang. Ini hampir mirip dengan pernyataan Managing Director-nya PT Faber-Castell International Indonesia, Yandramin Halim, dalam siaran persnya, “Proses  kreatif telah berubah dari creative thinking ke creative making. Artinya kreativitas bukan lagi diukur dari ide, tetapi produk secara nyata.”

Dan sampai di sini saya mulai menyimpulkan, jadi dengan menyusun-nyusun spidolnya Faber-Castell, maka Indonesia bisa jadi negara maju? 😀

Beragam Acara Edukasi Kreatif a la Faber-Castell

Memang benar bahwa Faber-Castell akhir-akhir ini rajin bikin acara edukasi untuk merangsang kreativitas para pengguna produknya. Karya-karya seni gambar yang diekshibisikan pada pameran seni rupa di Atrium Grand City Surabaya ini adalah hasil perlombaan gambar untuk anak-anak sekolah se-Indonesia yang diadakan sepanjang tahun lalu.

Nggak cuman mempromosikan penggunaan pensil warna, krayon, dan cat dalam lomba menggambar, Faber-Castell juga memberdayakan senjatanya yang lain, yakni pensil 2B. (yeaaah..inget pensil ini kan, yang dikejar-kejar oleh kita buat dipakai UMPTN pas jaman purba dulu?) Mereka sempat bikin lomba menulis cerpen dan membukukan cerita-cerita yang menjadi pemenang dalam buku berjudul Best Adventure, dan syarat ikut lomba ini adalah ceritanya harus ditulis tangan pakai pensil, bukan diketik. “Anak sekolah sekarang jarang banget nulis tangan,” kata Fransiska Remila, Brand Manager PT Faber-Castell International Indonesia, sewaktu jumpa pers hari ini.

Pensil yang sama juga dipakai sebagai amunisi untuk lomba lain, yakni lomba bikin gambar komik strip. Komik hasil lomba ini juga sudah diterbitkan oleh Faber-Castell dalam bentuk buku berjudul Cuma di Indonesia.

Kenapa Pakai Produk Faber-Castell?

Nggak salah ketika Remila bilang pada jumpa pers bahwa saat ini lebih dari 50% pangsa pasar untuk alat tulis dan alat menggambar dikuasai oleh Faber-Castell. Kualitas produk mereka memang boleh diadu dengan merk lain yang selevel.

Tengok saja Faber-Castell Classic Colour Pencils. Kalau kita iseng membully pensil yang tersedia dalam kemasan 12, 24, 36, dan 48 warna ini untuk mewarnai gambar grayscale (bukan gambar hitam-putih doang lho ya), kita mungkin cuman butuh sekali untuk meraut pensilnya, nggak berkali-kali harus meruncingkan pensilnya lagi kayak merk lain. Warna-warnanya juga gampang nge-blend-nya, dan hampir-hampir nggak nampak guratan lilin yang kadang-kadang muncul kalau kita terlampau emosional waktu mewarnai bidangnya. Kalau kebetulan bahan kertasnya kurang bagus pun, nggak nampak bintik-bintik putih pada hasil pewarnaannya.

Connector pen Faber-Castell pun juga cukup yahud. Lepas dari urusan spidol yang kalau disusun-susun bisa jadi prakarya tiga dimensi ini, barang ini juga disukai para orang tua karena ngirit kalau dipakai oleh anak-anak mereka yang masih ceroboh. Jika spidolnya ditutup kembali, tutupnya harus bunyi klik sehingga anak pun tahu bahwa spidolnya sudah betul-betul tertutup (sehingga nggak gampang mengering seperti merk lain hanya karena kurang rapat menutupnya). Dan kalaupun si anak nggak cukup kreatif buat merangkai-rangkai spidolnya menjadi prakarya, setidaknya mereka tetap bisa merangkai-rangkai tutup spidolnya karena tutup spidolnya bisa nancap satu sama lain. Keuntungannya pun jelas, spidolnya jadi nggak gampang hilang!

Bahkan meskipun Anda bukan peminat hobi kekinian itu, yang senang mewarnai gambar seperti orang stress, Anda masih akan bisa paham kenapa pensil 2B 9000 Faber-Castell jadi barang paling laris yang dijual para pedagang asongan saban kali musim ujian masuk sekolah. Pensil merk yang satu ini, kalau diguratkan di lembar jawaban yang diperiksa pakai scanner komputer, penulisnya yang nggak pede membulatkan jawaban dan hanya menghitamkan buletan dengan lemah pun, arsirannya akan tetap terbaca. Pun, kalaupun hasil arsirannya dihapus, merk ini nggak meninggalkan sisa guratan sehingga tidak merusak kertas.

Pameran Seni Faber-Castell Kreativitas tanpa Batas

Faber-Castell pameran Eddy Fahmi
Suasana pameran seni rupa Faber-Castell

Pameran ini masih berlangsung di Atrium Grand City Surabaya semenjak hari ini sampai 5 Juni nanti. Ada banyak acara interaktif yang bisa diikuti anak-anak dan bahkan orang dewasa juga, antara lain:

  • doodling bareng Dhony Teguh (30 Mei)
  • workshop menggambar desain karakter bareng Dhony Teguh (31 Mei)
  • mewarnai gambar dalam buku colouring for relaxation (31 Mei, 4 Juni)
  • kelas prakarya (1, 2, 4, 5 Juni)
  • demo cara menggunakan connector pen dan cat akrilik (1, 2, 4 Juni)
  • workshop menggunakan creative marker (5 Juni)
  • kompetisi menggambar dengan menggunakan connector pen (5 Juni)

Ada hadiah langsung buat pengunjung yang udah mengikuti minimal empat acara atau sekedar foto-fotoan di titik-titik pameran yang sudah ditentukan. Info lomba dapat dilihat di Twitter @FaberCastell_ID.

Lepas dari Grand City Surabaya, Faber-Castell akan menggotong seluruh instalasi ke arena pameran selanjutnya di Cambridge Mall, Medan. Kalau Anda nggak bisa mengincipi senangnya menggambar dan mewarnai dengan Faber-Castell di sana, Anda tetap bisa merasakan connector pen Faber-Castell dengan mendapatkannya di sini.

Semua foto oleh Eddy Fahmi.

7 comments

Tinggalkan komentar