Kalau mendengar tentang kamar suite, bayangan saya mesti aja berupa kamar yang luas dengan macam-macam fasilitas keren dan bikin nyaman tamu yang nginep di dalamnya. Tapi di Ramada Suites dekat hotel Ramada di Colomadu ini, saya melihat bahwa kamar suite dan kamar superior itu sama enaknya. 🙂
Menggapai Hotel di Colomadu
Pada bulan ini, alhamdulillah pernikahan saya dengan bapaknya Fidel menginjak ulang tahun ke-7. Untuk merayakannya, saya kepingin ganti suasana sebentar dengan ngelencer ke luar kota. Salah satu tempat yang agak bikin saya penasaran adalah De Tjolomadoe, yang selalu aja diceritain sama sepupu-sepupu saya sebagai tempat keren buat foto-fotoan. Akhirnya saya agendakan bulan ini buat ke museum itu, sekalian ambil kamar di hotel terdekat. Dan pilihan hotelnya, saya jatuhkan pada Ramada Suites by Wyndham Solo.
Sebetulnya memang ada banyak hotel bagus di sekitaran De Tjolomadoe ini, cuman nama Suites pada Ramada lumayan menarik perhatian saya. Akhirnya saya booking-lah sebuah suite di hotel itu, kemudian kemaren kami pun melesat dari Surabaya menuju barat. Jawa Tengaah..kami dataang!
Alamat Hotel Ramada by Wyndham Solo
Ini adalah alamat dan lokasi Ramada Suites by Wyndham Solo. Deket kan dari Segi Tjolomadoe yang ngehits itu :))
Nomor Telepon Hotel Ramada by Wyndham Solo
0271-768-5616
Ini Hotel atau Perumahan Sih?
Sebetulnya waktu kami tiba di sini kemaren, saya sempat menyangka kami kesasar. Plang hotelnya sih bener di depannya, tapi gerbang pinggir jalannya kok kelihatan seperti gerbang perumahan? Kami tanya ke satpamnya, dijawab bener kok ini Ramada Suites, terus diarahkan ke lobby yang ada di bangunannya yang paling depan.
Saya masuk ke lobby, dan ternyata bener nama saya sudah terdaftar buat check in di situ. Saya dapat kamar Junior Suite.
Ternyata ya, hotel Ramada Suites ini bukan berupa bangunan tinggi guede yang terdiri dari petak-petak kamar gitu lho. Tapi konsepnya adalah resort, berupa kompleks yang terdiri atas banyak cottage. Masing-masing cottage (hotelnya menyebutnya Residence) terdiri atas 2 lantai, mengandung kamar-kamar, dengan alokasi setiap cottage kira-kira terdiri atas 6 kamar. Namun, biarpun ini resort, tapi kompleksnya nggak gede-gede amat kok, dari cottage paling ujung menuju resepsionis masih bisa dicapai dengan jalan kaki 🙂
Resort ini juga dibikinnya nggak sengaja lho. Jadi sejarahnya, dulu tempat ini merupakan cluster perumahan biasa aja yang sudah siap huni dengan lingkungan yang sudah asri. Tapi kemudian properti cluster ini dibeli oleh grup Sun Motor untuk dijadikan resort. Karena turis datang ke Solo itu umumnya ingin merasa nyaman di rumah sendiri, jadi dibikinlah resort yang bikin tamu berasa tinggal di kompleks perumahan tapi tetap dilayani a la hotel. Beberapa bangunan bahkan direnovasi untuk dijadikan restoran, ruang pertemuan, kolam renang, arena bermain, dan fasilitas-fasilitas yang disediakan hotel pada umumnya. Asyik ya?
Saya pun nyoba jalan-jalan di area resort yang lintasannya dibentuk kayak huruf T ini. Ada tamu yang lagi jogging, ada yang lagi sepedaan. Di ujung kompleks ada taman bermain yang luas, dan anak saya, Fidel, 4 tahun, langsung antusias nyobain semua ayunan yang ada di sana. Saya berasa kayak lagi nemenin anak main di taman kompleks rumah, wkwkwkwk..
Di antara deretan rumah ini ada bangunan aula besar, dan di dalam aula inilah adanya restoran dan arena fitness. Restorannya keren sekali, menghadap kolam renang besar, yang kadang-kadang bisa disulap menjadi gedung rapat dan arena pesta. Persis di sebelah restoran adalah gym yang berdampingan dengan ruang massage plus sebuah kolam renang kecil khusus anggota klubnya Wyndham.
Yang perlu saya tandain di sini adalah resort ini punya banyak common ground alias arena publik yang masing-masing didesain dengan serius. Common ground pertama adalah sebuah taman bermain berisi macam-macam mainan kayak ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, dan panjat-panjatan. Seingat saya kayaknya ayunannya doang itu ada 4 biji, dan Fidel kemecer nyobain semuanya.
Common ground kedua ada di depannya, berupa arena barbeque yang dikelilingi taman teduh dan bangku-bangku. Tamu-tamu seneng bikin pesta pernikahan di sini karena situasinya yang lebih santai dan intim. Kalau nggak lagi ada pesta, taman ini bisa jadi jogging track yang lintasannya lumayan panjang lho.
Arena main ketiga adalah instalasi tiruan candi kerajaan Mataram. Di depannya banyak bangku taman buat berteduh di bawah pohon, cocok buat emak-emak yang tepar sembari ngawasin anaknya yang pencilatan naik turun lintasan candi.
Intinya, staycation di resort sini berasa kayak jadi penduduk kompleks perumahan yang asri banget. 🙂
Kalian mungkin bertanya-tanya, kalo hotelnya model resort gini, apakah jaraknya cukup jauh dari kamarnya tamu menuju fasilitas publik macam restoran atau minimal lobby? Menurut saya sih, enggak ya, karena sebetulnya kompleks ini nggak luas-luas amat.
Mobil bisa diparkir dekat cottage Residence tempat pengunjungnya bermalam. (Malah kadang-kadang bisa di depan cottagenya langsung.) Jalan kaki paling-paling ya 5 menit lah menuju restoran, dan 10 menit menuju lobby. Pun teduhnya pepohonan di resort juga bikin lintasan terasa nyaman. Lagian kalau tamunya punya masalah dengan jalan kaki, bisa telepon ke lobby dan satpam akan datang menjemput memakai boogie car..
Kamar Junior Suite Milik Saya
Dari tadi saya cerita tentang lingkungan resortnya terus ya? Kali ini saya mau cerita tentang kamar saya sendiri.
Kamar saya adalah tipe kamar Junior Suite. Lokasinya bukan di cottage tadi, melainkan di bangunan utama hotel setinggi 3 lantai. Karena bangunannya nggak bersebelahan sama taman, maka kamar saya sendiri menghadap jalan raya Adi Sucipto.
Kamar saya luasnya kira-kira 47 m2, cukup lebar buat Fidel untuk lari-lari di dalam kamar tanpa kuatir nubruk bapaknya yang sibuk nyolokin gadget di sana-sini.
Lucu deh, waktu saya masuk, ada kue dan surat selamat datang segala dari manajer hotelnya. Di sebelah surat itu ada handuk yang dibikin jadi mirip boneka gajah. Fidel saya suruh duduk sambil makan kuenya dulu, supaya saya bisa motret boneka gajahnya, padahal anaknya sudah gemes banget pingin ngodal-ngadil gajah itu, wkwkwkwk..
Interiornya didominasi perabotan nuansa Jawa. Bisa dilihat di foto di atas, pas masuk kamar tuh saya disambut lukisan Candi Prambanan segede gaban di kepala tempat tidur. Ada kursi malas bergaya Renaissance di pinggir jendela buat duduk-duduk. Tapi kalau saya bosen, saya lebih suka leyeh-leyeh di sofa sambil ngeliatin jalan tempat bis-bis lalu lalang (ada halte BRT di depan hotel ini).
Kamar mandinya juga luas, tipe minimalis dengan shower room di pojok dan arena wastafel yang panjang. Sebuah hair dryer tergantung di pojok, jarang saya pakai. Saya biasa dandan di sini karena lampunya paling terang untuk memasang make up, sambil memakai jubah tidur yang disediain oleh hotel. Jubahnya motif batik, bahannya adem sekali. Bahkan suami saya yang nggak suka pakai jubah pun jadi seneng makenya.
Berenang di Kolong Jembatan
Saya sudah kadung janjiin Fidel mau kasih dia hotel yang ada kolam renangnya, jadi sore-sore pun dia minta ditemenin berenang. Saya ini kepingin jalan kaki aja dari gedung kami ke kolam gitu, biar gaya, wkwkwkwk.. tapi Fidel gemes lihat boogie car. Jadi dengan noraknya pun kami naik boogie car sambil pakai jubah mandi ke kolam, dan Fidel sangat bangga!
Kolamnya sendiri punya kedalaman sekitar 1,5 meter. Tapi ada area khusus anak-anak di kolam ini yang cuma sedangkal 80 cm. Fidel senang main air di sini. Sebetulnya dia juga kepingin sok-sokan berenang di kolong jembatan yang melintang menuju pelaminan tadi, kayak saya yang bolak-balik sprint di kolong jembatan itu. Tapi berhubung area itu lebih dalem, ya nggak jadi deh..
Oh ya, sebenarnya di deket kolam ini ada area fitness yang mengandung kolam juga. Kolamnya lebih pendek sih, lebih sepi, dan lebih tertutup. Dalamnya sama, 1,5 meter juga, tapi nggak ada area anak-anaknya. Saya sempat berenang di sini, tapi airnya berasa lebih dingin.
Makan di Ramayana Restaurant
Nggak lengkap ngomongin suatu hotel kalau nggak ngomongin restorannya ya. Restorannya hotel Ramada yang menghadap kolam renang ini bernama Ramayana Restaurant. Berupa aula besar bergaya Eropa, tapi dekornya didominasi dekor nuansa Jawa. Bisa muat sekitar 500 orang nih, dengan meja-meja yang masing-masing berkapasitas 4 orang.
Waktu saya sarapan, menunya rerata didominasi masakan Jawa yang netral-netral aja, macam nasi goreng, ayam bumbu kecap, dan bihun. Sebuah sisi meja didedikasikan buat nyediain macam-macam bubur, kayak bubur kacang ijo dan bubur mutiara. Selain mengawali sarapan dengan salad, saya juga bisa menikmati snack khas Indonesia, kayak kletikan dan pisang goreng.
Ada seorang trainee lagi numis omelet di ujung ruangan, sementara itu sebuah saung disediain buat menyajikan bubur ayam. Beberapa roti keluaran bakery ditata di sisi dinding, dengan condiment mentega dan selai yang bisa kita olesin sendiri.
Sejauh yang saya incip sih, taste makanannya pas sarapan ini enak-enak lho. Ayam kecapnya cukup manis meskipun masih ada asin-asinnya dikit, sementara bubur mutiaranya juga nikmat. Bubur ayamnya juga sebetulnya lezat, meskipun saya ngambil bumbu ikannya kayaknya kebanyakan sehingga jadi keasinan. Saya cuman ambil nasi gorengnya dikit, karena udah kenyang sama potato wedges duluan yang disediain di sebelahnya. Fidel seneng sama omelet, nasi goreng, dan suka makan roti.
Kalau kalian kepingin nyobain suasana Ramayana Restaurant di hotel ini tanpa nginep, bisa lho coba datang di waktunya makan malam. Suasana yang cenderung lebih tenang bikin kita bisa memilih menunya lebih leluasa. Makan malam di sini dengan penyajian a la carte, di mana kita bisa ngincipin menu Indonesia dan Barat.
Saya malemnya sempat nyobain selat Solo, di mana sepotong daging cincang disiram brown sauce disajikan manis dengan salad. Sementara suami saya sendiri makan beef blackpepper, di mana daging has dalam yang cukup empuk dipanggang dengan saos lada hitam. Fidel saya pesankan sosis ayam gulung, yaitu sosis yang dibungkus dengan fillet dada ayam goreng tepung lalu digoreng dalam minyak banyak.
Dari Kamar Superior hingga Suite
Kamar mana sih di hotel Ramada Suites by Wyndham Solo ini yang kira-kira sesuai sama selera kita? Well, kalau mau booking di sini, saya rasa kita kudu cek dulu ya tipe kamarnya yang kira-kira sesuai kebutuhan. Ada beberapa tipe kamar di sini yang bisa kita pesan melalui online travel agent atau pun melalui pesan langsung ke website hotelnya, antara lain
Kamar Superior
Kamarnya berada di bangunan cottage Residence lantai bawah. Luas kamar sekitar 25 m2. Kamar mandinya pakai shower. View kamar sendiri menghadap taman.
Kalau lagi ada persediaan, bisa dapet kamar yang pakai teras lho. Bahkan kalau lagi untung, bisa dapet kolam renang pribadi juga di dalam cottage. Tinggal minta sama staf reservasinya aja.
Kamar Deluxe Residences
Kamarnya berada di cottage Residence juga, tapi berada di lantai atas yang dicapai dengan tangga. Luasnya sekitar 35 m2. Kalau stok kamarnya masih ada, untuk booking Deluxe Residence ini, bisa dapet kamar yang pakai bathtub.
Sebetulnya tiap cottage pasti berisi 3 kamar Superior dan 3 kamar Deluxe Residence. Jadi kalau tinggal di sini, besar kemungkinan kita akan “serumah” dengan tamu-tamu lain. Tapi bisa banget kita minta satu cottage di-booked khusus untuk keluarga besar yang butuh banyak kamar berdekatan, asalkan yang penting ngomong sama staf reservasinya aja.
Kamar Deluxe Room
Kamarnya berada di lantai atas bangunan utama hotel, yang diakses pakai lift. Luasnya sekitar 28 m2 juga. Kamar mandinya pakai shower doang. Parkir mobilnya di lapangan parkir depan lobby.
Kalau beruntung, bisa dapat kamar yang luasnya 35 m2.
Kamar Grand Deluxe
Kamarnya di bangunan utama hotel juga. Fasilitasnya mirip kayak kamar Deluxe Room, tapi kamarnya lebih besar, kira-kira seluas 38 m2.
Kamar Junior Suite
Ini kamar yang saya inepin. Lokasinya di bangunan utama hotel juga, dengan view menghadap ke jalan. Gede banget, seluas 47 m2. Cocok buat tamu pebisnis, soalnya tempat tidurnya twin (dan gede-gede), plus dikasih bonus penggantung jas.
Silakan lihat lagi di atas tentang cerita kamar saya. 🙂
Kamar Grand Suite
Lokasinya di boulevard, nempel sama bangunan utama, dan tamu bisa parkirin mobilnya, persis di depan kamarnya sendiri. Luasnya 78 m2. Tiap unit kamar pasti punya ruang duduk yang terpisah dan dapet bathtub. Dapet bonus setrikaan uap juga.
Boleh minta kamar yang tempat tidurnya king, dan yang tempat tidurnya twin juga ada.
Jadi kalau bermalam sini, enaknya ambil tipe kamar yang mana? Menurut saya sih, semua kamar sama-sama enaknya. 🙂
Mau nyobain staycation di sini? Kebetulan saya mau bagiin voucher nginep gratis!
Giveaway Staycation Nih buat Kamu
Saya punya hadiah voucher nginep nih di Ramada Suites by Wyndham Solo untuk 1 pembaca yang beruntung 🙂
Caranya:
- Follow account Instagram @ramadasuitessolo
- Buka link Instagram saya tentang hotel Ramada di Colomadu, bisa berupa link tentang suasana kamar saya, atau link tentang balkon salah satu kamar di hotel Ramada
- Repost posting tersebut ke Instastory kalian, sambil sebutkan di Story tersebut tentang alasan kalian ingin staycation di sini, sambil tag @ramadasuitessolo dan @vickylaurentina
- Tag juga minimal 2 orang teman kalian buat ikutan
Pemenangnya adalah follower yang bisa kasih alasan paling bagus buat bermalam di Ramada Suites by Wyndham Solo. Dan kalian boleh posting Story-nya berkali-kali sambil tag teman-teman yang berbeda :). Oh ya, batas posting Instastory-nya tanggal 20 Februari 2020 ya. Pengumuman pemenangnya akan saya umumkan tanggal 24 Februari 2020 di Instagram saya. (Pemenang yang nggak merespons pengumumannya akan saya anggap gugur.)
Term and condition hadiah voucher:
- Berlaku untuk booking kamar Superior selama 1 malam
- Tanggal booking maksimal 28 April 2020
- Tidak berlaku untuk booking pada weekend dan tanggal merah.
- Dapat fasilitas sarapan untuk 2 orang
Nah, tunggu apa lagi? Yuk repost sekarang, dan semoga kamu yang menang buat ngincipin nyamannya hotel Ramada Suites by Wyndham Solo di Colomadu 🙂
Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Kepo aku dengan Instagram hotelnya dan langsung meluncur ke link di artikel ini. Duh enak juga ya staycation di hotel Ramada. Apalagi hotel berasa rumah, seru pastinya
Iya, Cit, cocok banget buat tamu-tamu yang kepingin santai-santai. Kalau sudah sampai sini, jadi ogah mau keluar-keluar dari hotel 🙂
Ramada ini agak terlalu nyaman buat ukuran hotel di sekitar solo. Bahkan makan malam pun cukup di restorannya hotel aja, gara2 jadi terlalu mager buat sekedar jalan2 keluar hotel. Padahal kalo niat kulineran, banyak situs2 makan di sepanjang jalan adi sucipto situ. Within walking distance from the hotel..
Semua itinerary yang udah disusun sebelum berangkat ke Solo langsung bubar begitu sampai di hotel Ramada. Tadinya sudah mau keluyuran ke sana-sini, tapi saking magernya di dalam hotel, jadi males keluar. Baru sungguhan bisa menggok ke De Tjolomadoe setelah check out dari hotel, wkwkwkwk :))
Kunjungan perdana ke blog yang luar biasa ini. Ramada hotel bintang 4 ya… Setau saya keunikan hotel ini ada di bangunan yang lebih mirip perumahan elite/cottage, ada golf car pengantar tamu, taman bermain, & instagrammable juga. Dab nilai plus ada GA-nya juga hehe… Soal GA saya juga baru dapat hadiah GA (twitter) nginep di Sheraton Bandung (memang harus testimoni & foto juga di medsos) dan sekarang ada GA lagi nih… Sukses terus untuk blog ini
Terima kasih, Mas Vicky.. Memang golf car itu yang disukai anak saya. Berasa keren dia kalo naik itu 😀
Akhirnyaaa ya Vic, setelah pusing nyari berbagai hotel di solo, aku pun book ramada suite ini utk 3 hari pas ke solo besok :D. Aku inget kamu sempet pajang foto2 di sini di IG. Trus aku buka2 dulu. Tp wkt itu blm book Krn msh galau antara hotel Alila , solia zigna , swissbell hotel ato royal heritage. Tapi hotel2 yg internasional chained kok ya std bgt kamarnya, bagus tapi ga istimewa gitu.
Trus ada yg berbau etnik, tp pas liat foto kamar kok ya penarangan suram, dan aku baca review bbrp tempatnya memang agak gelap. Jd males, Krn spooky yg begitu. Mana banyak bgt hiasan patung2 etnik wkwkwkwkwk.
Kalo Alila cakep, tp hrgnya utk pesen 2 kamar lumayan bangetttt, hahahaha.akukan bawa asisten soalnya. Kalo cuma 1 kamar ga masalah.
Akhirnya liat si ramada, lgs suka. Penerangan kamar terang, trus aku bisa pesenin si mba asisten superior residence, dan buatku junior suite juga.
Eh btw yg junior suite ga pake bathtub ya? Soalnya aku pilih ini Krn di fotonya ada bathtub yg kamar ini wkwkwkwk. Yaaa kecele deh :p. Aku kuatir pool nya ga bisa dipake selama pandemi soalnya. Makanya cari yg pake bathtub.
Btw, lucu juga yg pake private pool justru yg tipe dibawahnya yaaa.
Tx banget infonya Vic, berguna bener buatku yg kalo milih hotel itu bisa pake acara semedi wkwkwkwkwk . Berangkat besok, baru td malam akhirnya booking :p
Apaaa.. kamu mau nginep di sini 3 hari?? Gak sekalian aja ganti KTP-mu jadi KTP kecamatan Colomadu?? Hahahaha..
Iya, Fan, kamarku yang Junior Suite itu nggak ada bathtubnya. Kalo mau bathtub, ya persennya yang tipe Grand Suite.
Ini nggak pa-pa nih Mbak asistennya dipesenin Superior Residence? Padahal letaknya jauh lho dari Junior Suite, beda bangunan. Tapi moga-moga kaleyan sekeluarga bersenang-senang yaa..
Hotel ini, jadi ingat rencana mudik yang gatot karena corona. Jadi kami sekeluarga sudah menyusun rencana trip ke beberapa kota saat mudik nanti. Mampir-mampir gitu sekalian jalan. Lha De Tjolomadoe ini udah masuk list dan akan kami booking pertengahan Maret kemarin. Lha njilalah awal bulan dah feeling corona bakal sampai Jakarta. Bener deh, untungnya belum booking sih. Cuma jadi gatot aja rencana pepotoan di kolamnya. btw aku mupeng kolamnya juga karena review-mu ini Mbak. Tapi emang sering baca aja sih, gak komen.
Nah, menyambung komen di postingan soal foodblogger, yang mana aku bilang jarang baca review tempat makan dari blog, kalau hotel justru wajib buatku biar lebih nyaman.
Iya, aku juga merasa begitu. Berapa kali nyewa hotel karena terpesona sama harga murah di Online Travel Agent, tapi begitu disambangi ternyata servisnya meh….
Semoga lain kali kesampaian ke sini, Damar. Ramada dekat De Tjolomadoe Ini sangat menyenangkan 🙂
Ih, kok bagus sih penginapannya? Konsepnya agak beda gitu. Jadi nyesel deh waktu ke Tjolomadoe nggak nginep di sini, padahal rate-nya lumayan murah juga menurutku.
Thanks ya, Mbak. Bisa jadi referensi nih kalau mau ke Tjolomadoe lagi.
Hahahaha.. iya, memang hotel ini bukan hotel biasa, lebih unik karena sifatnya resort.
Wuaaa hotelnya bennar-benar nyaman
Dengan konsep ala perumahan gini jadi berasa betah dan pastinya bikin mager
Apalagi kalau sebelah-sebelahan juga ada isinya ya, jadi berasa di komplek dan punya tetangga trus ngobrol bareng di halaman sambil nemenin bocah sepedaan
Seru banget sih ini. Gak pengen kemana-mana lagi rasanya
Makanya kalo bawa rombongan banyak, mending nginep di sini. Seneng kalo kumpul bareng di tamannya 😀
Luas kamar junior suitenya 47 m2, cocok nih buat liburan sekeluarga bareng eyangnya juga. Suasana kamarnya juga romantis, pas deh buat merayakan Anniversary.
Anak anak pasti seneng bisa naik golf car rame rame.
Bener, saking luasnya itu makanya aku happy banget 🙂
Sampek pangling kak, kirain rumah ternyata hotel yaah haha. MEwah dan nyaman banget karena suasananya rumahan banget. Aku langsung kepo dong sama hotelnyaa haha
Hihihi.. follow Instagram hotelnya aja, Pul. Nanti kalo hotelnya lagi bikin event atau promo, Ipul bisa tau duluan 🙂
Penginapannya macam komplek perumahan beneran. Suka deh karena playground-nya nampak menyenangkan buat seseruan sama anak anak di sana. Semoga kalau ada kesempatan ke Solo, bisa mampir ke mari.
Iya, di-bookmark aja, Cha. Pasti keluargamu seneng nginep di sini 🙂
Kamar-kamarnya memang besar-besar semua yah…Engga kayak hotel dug-deg…Itu hotel yang ketabrak-tabrak, saking sempitnya. Hehe…
Dari Solo kira-kira berapa km ya? Soalnya aku biasanya naik KA dari Bandung.
Dari Stasiun Solo Balapan ke resort ini cuman 8 kilometer, Teh. 😀
Makanya waktu itu saya sempat menyangka ada garasi karena disangka kayak perumahan hehehe. Kayaknya kalau menginap di sini gak cukup semalam. Hari-hari pertama buat mager di hotel dan menikmati segala fasilitas. Berikutnya baru jalan-jalan keliling Solo
Nah, itulah masalah besarnya, Mbak Chi. Hotel ini murni ngajak mager banget :)) Aku berada di sini 22 jam tanpa keluar-keluar karena menjajal segala fasilitas di sini. Baru besok siangnya aku mulai ke kota Solo untuk menikmati peradaban :))
Pertama lihat, memang seperti komppleks perumahan. Masuk lagi ke area residence, ternyata cottage2nya disusun cakep sekali ya. Ada common ground berbeda2 pula, kan jadi bikin kita lumayan bergerak body ya, Mbak Vicky hehehe. Seneng lihat kolam renangnya, berasa di kerajaan gitu hihihi…. Apalagi kamarnya yg luas 47m2 itu kasurnya juga tebel bener. Bobo manis manja deh sekeluarga ya 🙂
Bener, Teh Nurul. Aku sendiri bimbang, mau ngabisin hari dengan tidur-tiduran di kamar aja atau mau berenang di kolam sejuk itu, hihihih..
nginep di sini berasa jadi sultan sehari ya mbak. kirain arstitekturnya ala eropa aja, ternyata di bagian kolam renang juga masih ada sentuhan ornamen rumah joglo khas Jawa gitu. kalo menurutku tempatnya enak sih buat self-healing sambil ngademin pikiran, tenang juga suasananya. jadi pengen ngajak staycation sekeluarga ke sini.
Hihihi.. nggak berasa jadi sultan sih. Paling jadi orang rileks aja, soalnya segala hiburan ada di sini, nggak perlu keluar-keluar dari resort demi leisure 🙂
Aku kebetulan lumayan sering ke Solo, dan baru tahu hotel ini dari tulisanmu Vick. Uapik tenan, dan emang gak nyangka ya kalo hotel. Macam kompleks perumahan aja. Aku mupeng dong nginep sini. Haha….
Hahhaha.. Ayo Mbak Wid, coba nginep di sini. Terus halus deh ngira komplek rumah kita memang sebagus ini..
Kirain mbak nginep biasa di sini. Setelah baca kata, “Saya dapat kamar …”
Oke, mbak menginap sebagai influencer rupanya. Keren!
Resort-nya memang bener-bener kayak komplek perumahan ya, ternyata memang tadinya mau jadi perumahan. Jadi wondering kenapa ada perubahan rencana. Btw mbak, aku nggak nonton videonya, tapi foto kamarnya cuma satu aja nih? Penasaraaannn 😀
Aih, kamu :)) Foto kamarnya 2 biji itu lho, yang satu tipe Junior Suite, yang satu lagi kamar tipe Deluxe Residence.
Dulunya hotel ini kompleks perumahan baru. Model cluster, siap jual. Tapi terus kompleksnya dibeli oleh perusahaan Sun Motor, lalu direnovasi sana-sini dan dijadikan hotel.
Wah kalau kayak gini, ngga cukup eksplore Solo sehari doang, lhaa si hotelnya aja udah bikin pengin mager duluan… Apalagi bisa buat jalan2 kek gitu
Iya, memang bener, Mbak Nia. Kalau ke hotel sini, minimal ideal nginepnya 2 malam, hahaha…
Saya juga pernah menginap disini. Bener, pertama kali dateng, waktu temen saya lagi ngurus administrasi saya jalan2, loh kok seperti perumahan. Waktu jalan pagi mau sarapan (kebetulan dapurnya rada jauh, tapi tenang kita disediakan speda gratis) kita ngelewatin candi2an, cakep dah.
Iya, saya juga suka candi-candian itu meskipun saya merasa atap candinya masih kurang tinggi. 😀