Akhirnya, tibalah waktunya saya mengalami hal yang bisa bikin para blogger jadi stress: Report Google lantaran kontennya dijiplak. Dan nggak cuman bikin laporan ke Google, saya bahkan terpaksa report Youtube video juga.
Foto saya dicopy-paste oleh website lain. Sebelumnya, ternyata foto saya dijiplak oleh youtuber. Tak ayal lagi, saya langsung berontak, dan segera menyikat orang-orang maling itu sampai remuk.
Maling Nyuri Foto Saya untuk Youtube
Kejadiannya minggu lalu. Waktu itu saya lagi nemenin anak saya, Fidel, browsing video di Youtube. Tahu-tahu di kolom eksplorasi Youtube, saya lihat di salah satu pilihan video di sana, ada thumbnail foto saya lagi gandeng anak saya menghadap sebuah rumah Hobbit.
Yang membuat saya terkejut, account Youtube dari video yang menggunakan thumbnail berupa foto saya itu bukanlah account saya.
Saya pun buka video itu, lalu nonton sampai habis. Fak fak fak. Video itu sepanjang sekitar 5 menitan, channel pengunggahnya sebuah channel wisata bernama.. ugh, saya tak usahlah sebut nama account Youtuber-nya di sini. Saya sebut aja namanya.. Sontoloyo Id.
Video si Sontoloyo ini berkisah tentang perjalanan sang youtuber-nya jalan-jalan di Farm House Lembang. Yang komen di video itu banyaklah, mungkin ada belasan komentator. Tapi untuk thumbnailnya, dia pakai foto saya, bukan foto dari dia sendiri.
Tentu saja saya tahu dari mana foto itu dia dapatkan. Lha saya sendiri yang meng-upload foto itu ke blog saya tahun lalu, tentang perjalanan saya di Farm House Lembang.
Protes? Semula saya mau drop komentar di videonya, “Itu foto gw jangan lu jadiin thumbnail, dasar penjiplak!”
Tapi saya terus mikir, kalau saya cuman protes via komen, gimana kalau dia nggak langsung baca tapi komen saya baru terbaca besok-besok? Nih orang subscribers-nya sudah 17.000 orang.
Sedangkan foto saya sebagai thumbnail videonya itu masih bertengger di kolom Explore-nya Youtube, di jajaran teratas sebagai keyword “Farm House Lembang”. Dan orang-orang yang penasaran dengan Farm House Lembang akan memencet thumbnail itu. Setiap thumbnail itu kepencet, view akan mengalir. Makin banyak view yang mengalir, maka uang akan mengalir ke rekening Youtube Adsense si Sontoloyo Id.
Setiap menit pasti ada yang memencet thumbnail brengsek itu. Dan saya harus menunggu dia sampai dia sadar bahwa dia sudah dapat duit dengan cara haram?
Ada orang yang dapet duit gegara pasang foto punggung gw? Bayangan itu membuat saya jijik.
Tidak, tidak, tidak. Tanpa pikir panjang, saya pun ngegas. Saya akan report Youtube video ini atas tuduhan plagiarisme!
Plagiarisme adalah penjiplakan yang melanggar hak cipta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Report ke Youtube
Saya buka link video itu di laptop. Saya pencet gambar 3 titik sebelah kanan judul videonya, lalu muncul option Report. Nah, saya pencet icon Report itu.
Di kolom alasan Report-nya, saya pencet Infringes My Right. Next!
Berikutnya terbukalah macam-macam kolom. Kop formulirnya mencantumkan bahwa itu ternyata copyright complaint form Youtube. Saya baca tiap pertanyaan dengan sangat teliti, lalu saya centang jawaban saya. Saya lupa persisnya apa aja pertanyaannya, tapi beberapa hal yang sempat ditanyakan di kolom interogasi itu:
Hak cipta berupa apa dari Anda yang dijiplak oleh uploader ini? Saya jawab Foto.
Karya ini muncul di mananya si uploader? Saya jawab di custom thumbnail.
Di mana Anda pernah menampilkan hak cipta ini? Saya jawab berupa URL dari artikel tentang Farm House Lembang tempat saya mengunggah foto tersebut.
Selanjutnya saya diberi formulir berisi identitas. Nama saya siapa. Rumah saya di mana. Kode pos saya berapa. Nomer telepon saya berapa. Dan laporan ini akan masuk ke hukum.
Saya jawab aja identitas saya yang bener. Dan saya teken di situ bahwa saya bersumpah saya ini orang baik-baik, hak cipta foto yang sedang saya gugat ini adalah milik saya sendiri.
Submit!
Beberapa menit kemudian, nongol email dari YouTube Copyright di inbox saya. Bilang bahwa report saya sedang dalam review-nya Youtube. Kalau mereka sudah mengambil tindakan, mereka akan memberi tahu saya.
Saya menenggak air mineral dalam-dalam. Apa yang mau dilakukan orang-orang Youtube itu kepada si Sontoloyo? Memberinya peringatan bahwa dia nyuri foto? Memberi tahu dia bahwa dia kepergok nyuri dari vickyfahmi.com? Saya mendesah, pesimis Youtube akan memberi tahu bahwa si maling telah mencuri foto saya. Akankah si maling sadar?
Lalu saya sampai di pertanyaan menakutkan.. Kalau foto saya sudah jadi top video untuk pencarian keyword Farm House Lembang di Youtube, apakah ada orang-orang lain yang juga menjadikan foto saya sebagai thumbnail video Youtube?
Saya browsing video lagi dengan kata keyword Farm House Lembang. Nggak sampai dua detik, perut saya mulas. Ada channel lain, yang juga pakai foto punggung saya dan punggung anak saya.
Fak fak fak.
Maling kedua ini, sebut aja nama channel-nya Motorvlog. Sama, dia pakai foto saya juga sebagai thumbnail. Videonya sih pakai video dia. Saya berdecak gusar.
Kaleyan ini bisa nyuting, tapi gak mau pakai foto footage kaleyan sendiri sebagai thumbnail dan malah ngegaet foto saya? Dan subscriber orang ini ada 12.000. Subscriber-mu setumpuk tapi kaleyan males bikin foto thumbnail sendiri?
Tanpa banyak cingcong, saya pun ulang report Youtube video lagi. Pencet Infringed My Right lagi. Bikin laporan lagi.
Nih orang pake foto saya sebagai thumbnail-nya lho, Tub, gak keterlaluan kah orang ini? Kalo se-Youtube penuh video dengan thumbnail copasan, mau jadi apa dunia? Punggung saya lho gak bagus-bagus amat, kok enak aja dirampok buat bikin orang mencet video dia?
Submit.
Nongol email dari Youtube Copyright lagi di inbox saya. Bilang laporan saya akan di-review. Format balasannya sih sama aja kayak email yang tadi.
Saya menyilangkan jari-jemari saya di dada. Ya Allah, saya mungkin banyak dosa, tapi jangan biarkan orang lain menyalahgunakan foto punggung saya dan punggung anak saya dengan semena-mena.
Saya menghela napas. Berusaha menenangkan diri sendiri. Ayolah, Youtube tidak bodoh. Begitu mereka menyadari bahwa mereka telah menayangkan foto jiplakan, foto thumbnail itu akan segera lenyap.
Memberi Pelajaran kepada Maling
Rasanya saya kepingin mengeplak muka para maling. Dasar penjiplak! Kamu dulu SD-nya di mana? Kamu pasti tukang nyontek ya? Siapa nama guru wali kelas kamu? Sini saya seret kamu ke mukanya, gagal mendidik murid! Siapa menteri pendidikannya waktu kamu dulu sekolah?
Oke, jangan-jangan dia dulu gak lulus SD.
Bodo amat, orang macam gini harus diberi tahu bahwa saya sakit hati. Berani-beraninya orang ini ngerampok foto saya dan menjadikannya thumbnail untuk meraih penghasilan Adsense dari Youtube!
Saya oprek-oprek channel-nya si Sontoloyo. Ternyata orang ini seneng banget ng-upload video-video tentang tempat wisata. Saya cari-cari jejak tentang dia ini siapa. Laki atau perempuan? Masih ingusan atau sudah bangkotan?
Akhirnya ketemu juga halaman About-nya. Ada alamat email-nya segala. Nah, terbuka jalan untuk komunikasi menjitak si maling.
Saya pun mulai ngetik email kepada adminnya si Sontoloyo Id. Pakai bahasa seformal mungkin, seolah saya lagi mengirim surat kepada seorang pimpinan perusahaan.
Bilang saya nemu video dia di Youtube. Bilang saya keberatan dengan videonya karena dia telah pasang foto saya sebagai thumbnail-nya. Bilang bahwa foto itu saya upload duluan di blog saya dan di Instagram saya, saya cantumin URL blog post saya juga. Bilang foto itu hak kekayaan intelektual saya, dia nggak boleh ambil tanpa ijin. Dan saya mohon dia supaya copot tuh foto, atau kalau enggak, saya akan seret dia ke pihak yang berwajib lengkap dengan dakwaan pidana atau tuntutan perdata.
Email sent!
Kepada admin maling satunya, si Motorvlog, saya kirim surat serupa.
Beberapa jam kemudian, nongol balasan dari mereka satu per satu. Bilang mereka minta maaf. Foto saya sudah dihapus dari thumbnail mereka, dan diganti foto lain.
Saya recheck ulang. Eh, ternyata bener. Foto saya sudah nggak jadi thumbnail video di channel mereka lagi.
Hm.. secepat itu mereka ganti thumbnail.
Saya pun nulis surat ke Youtube Copyright. Bilang admin-adminnya Sontoloyo Id dan Motorvlog sudah minta maaf. Mereka sudah nggak pasang foto saya sebagai thumbnail mereka lagi. Saya anggap masalahnya sudah selesai.
Fiuuhh..
Kali Ini, Website yang Jadi Maling
Malamnya saya ngelonin anak saya sebelum tidur. Ooh ini hari yang melelahkan buat saya. Saya ini jarang banget ngancem orang mau menyeret mereka ke polisi. Cuman nulis email protes mengancam aja kok bisa bikin saya capek setengah mati ya?
Saya iseng ngetik Farm House Lembang di Google. Di bagian Video Search, sudah nggak nampak lagi foto saya berkeliaran sebagai thumbnail orang lain. Bagus.
Saya scroll bagian websites. Satu, dua, tiga, empat, li..
..ada foto saya. Untuk website yang asing namanya.
Tulisan judulnya, “Harga Tiket Farm House Lembang”. Ada foto saya sebagai preview image. Lho kok? Website ini bukan punya saya nih.
Saya buka link menuju artikel itu. Saya scroll, kemudian saya hampir muntah. Ada foto saya dua biji, dan ada foto Fidel di situ. Seseorang telah bikin artikel tentang Farm House Lembang dengan menggunakan foto-foto saya dan foto anak saya!
Dan link menuju website itu ada di halaman pertama Google??
Saya balik ke Google Search lagi, lalu buka halaman kedua hasil pencarian Google untuk Farm House Lembang. Oke, tak ada yang istimewa. Saya buka halaman ketiga. Deg. Ada artikel saya di halaman ketiga Google Search untuk keyword itu.
Padahal sebulan yang lalu, waktu saya mengecek rutin, artikel saya ada di halaman kedua.
Kepala saya pusing nyut-nyutan. Coba saya kronologikan dulu. Jadi, saya yang udah nulis capek-capek tentang pengalaman saya pribadi ke Farm House Lembang dengan foto-foto saya sendiri, ditaruh oleh Google di halaman 3.
Sementara itu, ada maling brengsek copas foto-foto saya di artikel itu, lalu dijadikan images ilustrasi untuk artikel website-nya sendiri, dan website itu sekarang ada di halaman 1 Google Search?
Google, how can you be so idiot?? Gw yang punya foto aslinya, tauuk!
Buang napas. Tarik napas. Buang napas. Tarik napas. Ayolah Vic, berpikirlah jernih. Sabar. Sabar. Enaknya kita lapor siapa dulu? Polisi?
Saya menyeringai. Saya belum paham apakah kejadian ini bisa masuk cyber crime. Foto emak-emak lagi pakai pakaian Belanda yang ditaruh di diary online lalu dicuri dan diakui sebagai ilustrasi website pencurinya, apakah bisa diakui sebagai kejahatan di dunia maya?
Saya browse tentang “cara menghapus konten di Google”, dan nemu beberapa link berguna dari beberapa content creator lain. Saya pun buka halaman Support Google, lalu membuat pengaduan.
Report Google untuk Foto yang Kena Plagiarisme
Ada formulir khusus untuk report Google tentang konten kita yang dijiplak. Untuk dapat formulir ini, kita perlu buka https://support.google.com/legal/troubleshooter/1114905?hl=en dulu.
Saya tulis aja di situ. Foto-foto saya di-infringe oleh website orang lain. Saya jabarkan masing-masing foto tersebut. Foto saya yang pertama, lagi gandeng anak lihat rumah bertuliskan Hobbit. Foto saya yang kedua, lagi berdiri di antara taman kembang. Foto saya yang ketiga, adalah anak saya lagi berdiri di sebelah domba.
Foto-foto saya dimuat pertama kali di blog saya, ini URL-nya, http://blablabla..
Seseorang telah menjiplak foto-foto saya dan memuatnya di halaman http://tariftiketmurah.com/blablabla.. (ini bukan alamat malingnya, tentu saja. Saya ogah nulis alamat website maling itu).
Saya nulis nama saya juga. Plus alamat saya. Dan nomer telepon. Dan lagi, saya bersumpah bahwa saya orang baik-baik dan foto-foto itu adalah sungguhan milik saya.
Laporan ter-submit.
Saya menghela napas dalam-dalam. Ya ampun. Foto saya yang cuman kelihatan punggung itu ternyata cukup menarik bagi banyak orang untuk jadi lahan duit.
Saya buka website si maling itu. Si maling ini kayaknya masih ingusan. Dia pasang fotonya sendiri, dan namanya sendiri, mengatakan bahwa dia yang menulis artikel di website itu. Dia adalah mahasiswa pariwisata di Jakarta. Kerudungnya rapat menutupi kepalanya.
Saya menggeleng-geleng. Pasti guru agamanya tidak pernah mengajarinya tentang kejujuran.
Saya sikat aja bocah ini biar dia tahu tentang apa itu autentisitas.
Memaksa Maling Bekerja Sama
Ternyata di website ini ada alamat email-nya. Dia tulis di situ bahwa dia pasang alamat email itu untuk jaga-jaga, siapa tahu ada yang mau kerja sama. Cih! Foto nyolong aja masih ngarep kerja sama?
Di kolom komentar artikel Page One itu, saya tulis, “Ini foto saya semua. Mohon hapus!”
Saya pun tulis email ke alamat email-nya. Pakai bahasa superformal lagi. Saya bilang bahwa ketiga foto itu milik saya, dia merampoknya dari URL saya. Saya suruh dia copot foto-foto itu atau (lagi-lagi) saya akan melaporkannya kepada polisi.
Meskipun sebetulnya saya juga nggak tahu mau lapor ke polisi bidang apa.
Bismillah, tawakal. Persis kata emang-emang penjaga zip bike di The Lodge Maribaya.
Saya memutuskan untuk tidur, dan tidak memikirkan orang-orang brengsek yang udah merampok foto saya.
Si Maling Minta Maaf Juga, Tapi Masalah Belum Beres
Subuhnya, saya dapat email dari pemilik website tariftiketmurah.com itu. Bilang dia minta maaf dan dia telah menghapus foto-foto saya dari website-nya.
Saya cek ke websitenya. Bener, foto-foto saya yang tersenyum lebar dalam gaun Belanda itu sudah nggak ada lagi. Sudah diganti dengan foto-foto lain yang entah dia dapat dari mana.
Saya coba buka Google Search lagi. Ketik “Farm House Lembang”. Eeeh..si maling masih ada di halaman pertama penelusuran Google. Dengan foto saya sebagai preview imagenya..
Iya, saya tahu seharusnya masalahnya sudah selesai karena maling-maling itu sudah nggak pasang foto saya lagi, tapi saya tetap sedih. Pasalnya, website si maling tetap ada di Page One dengan foto saya di Google Search.
Saya bukannya ge-er ya.. Tapi menurut saya sih, linknya si maling itu bisa menarik untuk dipencet ya karena ada foto saya di sebelah linknya. Bukannya saya gak seneng artikel dia di nomer satu, tapi mbok ya kalau mau bikin preview image tuh ya jangan pakai foto saya dong ah, hiks hiks..
Saya mencoba report ke Google lagi, tetapi saya lapor melalui icon Bantuan dari linknya foto si maling di halaman hasil penelusuran Google itu. Saya mencoba menghapus nama website si maling dari pencarian Google dengan mengatakan di kolom komentarnya penelusuran Google Search, bahwa ini sebetulnya adalah foto saya yang diambil tanpa izin.
Terms Youtube Bikin Kehilangan Duit
Tahu-tahu, siangnya saya dapat email. Dari Youtube Copyright. Mereka bilang, konten video yang memuat foto saya itu sudah di-removed.
Saya manggut-manggut aja. Ya jelaslah remove, kan admin-adminnya sudah bilang ke saya nggak akan pasang foto saya lagi.
Tapi kemudian saya dapat email lain. Dari adminnya channel Sontoloyo Id. Dia kedengeran freak out dan panik.
“Buu..saya sudah ngaku salah. Saya sudah nggak pasang foto Ibu lagi. Kenapa video saya malah Ibu klaim?? Saya mohon kerjasama Ibu untuk mencabut klaim tersebut”
Saya bengong. Eh klaim apaan? Ya kan itu memang foto gw, jeh? Lagian, emangnya bisa gitu bikin report terus report-nya dicabut lagi? Kok kayak laporan di kantor polisi Indonesia aja?
Saya buka channelnya si Sontoloyo. Ternyata video Farm House-nya yang dia pasangin thumbnail pengganti, udah nggak ada.
Saya mengerutkan kening, bingung.
Lalu saya buka email dari Youtube Copyright itu. Saya baca lebih teliti. Ternyata, klaim saya bisa dicabut, tapi harus saya yang mencabutnya.
Link menuju pencabutan klaim itu mengarah ke account Youtube saya sendiri. Di dalam dashboard Youtube saya, ada dua report Youtube video yang telah melanggar hak cipta saya (ya foto saya di depan rumah Hobbit itu), yang ternyata kini telah diakui menjadi milik saya.
Saya hampir ketawa. Wooi Youtube, yang gw akuin sebagai hak milik gw cuman foto thumbnail itu doang, bukan keseluruhan videonyaaa..
Tapi ternyata bagi terms Youtube, video adalah satu karya yang utuh, dan thumbnail dianggap bagian dari karya itu. Jadi peraturan upload video di Youtube itu jelas: seluruh bagian dari video yang diupload itu kudu original karya si uploader-nya, bahkan termasuk description-nya dan thumbnailnya sekalian. Kalau orang bikin video sendiri, shooting sendiri dan ngedit sendiri, tapi thumnailnya nyolong punya orang lain, tetap aja video itu nggak dianggap sebagai karyanya sendiri yang sudah dia edit sampai berdarah-darah itu.
Ck ck ck, terms-nya lumayan saklek juga si Youtube ini.
Akhirnya, saya menulis email balasan kepada si Sontoloyo Id.
Saya tulis begini, saya sudah bilang ke Youtube bahwa Anda sudah minta maaf. Saya anggap masalahnya sudah selesai. Ini lho screenshot emailnya (saya lampirin screenshot juga).
Tentang videonya yang disita Youtube itu, saya suruh dia edit lagi footage-footage-nya, terus diupload lagi ke Youtube tapi jangan pakai foto saya.
Hey Sontoloyo Id, subscriber Anda itu sudah 17.000. Itu banyak lah, mosok jumlah segitu nggak bisa menimbulkan view yang masif.
Subscriber channel saya sendiri cuman 100 orang, itu pun saya nggak pernah nyuruh orang subscribe channel saya.
Lalu si Sontoloyo Id merengek. Katanya gegara saya melaporkan foto saya dijadiin thumbnail di channel dia, penghasilan Adsense dia langsung di-banned sama Youtube.
Oh my God. Segitu bencinya Youtube dan Google sama copy paste..
Tak lama kemudian, ganti adminnya Motorvlog paging saya. Ngamuk karena video dia juga disita Youtube lantaran saya report. Dan sama juga, Adsense dia di-banned. Padahal dia cuma ambil thumbnail saya sekali dan dia sudah ngaku salah..
Oke, busyet beneran deh Google/Youtube ini.
Ternyata, kalau di dunia nyata, orang ngebajak karya orang lain, paling-paling hukumannya cuma denda duit.
Tetapi, di dunia maya, orang-orang yang ngejiplak karya orang lain, hukumannya adalah nggak boleh dapat penghasilan dari Google dan namanya di-blacklist oleh Google. Kira-kira mana coba hukuman yang lebih tokcer bikin kapok?
Pemulihan
Beberapa hari sudah berlalu semenjak saya nerima email rengekan dari para maling itu. Saya nggak lihat lagi foto-foto saya dan Fidel berkeliaran jadi thumbnail untuk video-video youtuber yang subscribers-nya udah belasan ribu lebih banyak daripada saya. Saya lega.
Di bagian Image Search, foto-foto saya berpakaian nonik Belanda masih ada di kawasan teratas. Tapi foto di bagian Search itu bukan nyambung ke website si maling lagi, melainkan ke blog saya..
Lumayan, usaha saya report Google ini berhasil menghapus nama si maling dari pencarian Google Image Search.
Saya menulis ini untuk nyemangatin para bloggers lain, yang frustasi nyari cara menghapus konten di Google yang melanggar hak cipta mereka. Kalau kalian mendapati konten kalian dicopas, entah itu tulisan, foto, video, atau apapun, seperti contoh plagiarisme yang menimpa saya di atas, lapor aja ke Google. Pasti si maling akan di-taken down sehingga dia nggak akan bisa ngaku-ngaku konten kalian sebagai konten dia lagi. Cuman kapan di-taken down-nya, nah itu yang kita nggak tahu.
Kedua, belajar ngeblog itu ternyata yang mesti diprioritaskan bukan domain berbayar atau enggak, template bagus atau enggak. Tapi kudu belajar dulu tentang cara menghindari plagiarisme. Pastikan konten kalian nggak bisa di-copy paste. Saya akhirnya memberlakukan blog saya tidak bisa klik kanan, supaya orang nggak bisa copy paste tulisan saya mentah-mentah.
Ketiga, insiden Google meng-outrank tulisan saya dan menggesernya dengan tulisan si maling menunjukkan bahwa Google masih bisa tertipu. Di sinilah pentingnya lapor ke Google bahwa karya kita dijiplak. Melaporkan plagiarisme konten kita ke Google ini merupakan cara menghapus penelusuran Google supaya konten kita tidak seolah-olah diakui sebagai milik orang lain. Dan juga supaya komputernya Google bisa memperbaiki presisi bahwa mereka telah me-ranking website yang salah.
Pokoknya, apapun yang terjadi, kalau sampai konten kita dijiplak dan penjiplaknya tampil di internet, report Google!
Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Cepat juga ya laporan Mbak Vicky ditanggapi Google dan YouTube.
Dan YouTube ternyata sesaklek itu … wow.
Pasti para YouTuber itu dapat pelajaran besar banget. Dan benar-benar belajar membuat yang orisinil. Mereka bisa dengan mudah dapat duit, subscriber belasan ribu masak sih tidak mau berupaya sedikit saja untuk bikin thumbnail sendiri … kan lebih lama buat videonya ketimbang buat gambar/foto untuk thumbnail … ckckck.
Lha iya. Heran saya, padahal saya lihat videonya udah lebih bagus daripada video-video bikinan saya. Ngeditnya pasti telaten, visual effect-nya bagus-bagus. Kalo nggak bisa bikin thumbnail sendiri ya keterlaluan.
Satu orang di antara mereka akhirnya kirim surat kepada saya, bilang bahwa kali ini ia memang dapat pelajaran sangat berharga. Yang satu lagi masih marah-marah, ya sudah saya biarkan saja.
Dikiranya saya bikin foto punggung saya sendiri itu nggak pakai kekuatan intelektual, apa? Enak aja..
Hampir sama dengan pengalamanku kemarin mbak, beberapa konten artikel blogku juga dijiplak blog “sontoloyo”. Tak cek di blognya, ternyata tidak hanya jiplak artikelku, tetapi juga jiplak dari blog lain. Nyesek lagi blog si maling itu sudah terpasang iklan adsense. Ya sudah aku laporkan saja di Google DMCA. Sehari langsung ditindaklanjuti laporan dan akhirnya dihapus blog nya sama Google.
Semoga bikin kapok para plagiator lainnya agar tidak lagi nyuri konten orang lain..
sukses selalu mbak…
Waduh, saya ikut berduka cita dengan artikelmu yang sudah dicopas juga ya. Alhamdulillah kamu berhasil tembus ke Google DMCA. Memang maling-maling gini jangan dibiarkan merajalela, bisa merusak posisi tulisan kita di Google Search nanti.
Jadi cekikikan sendiri bayangin dua YouTuber yang disikat Google/YouTube itu. Terus gimana, Vicky? Klaimnya dicabut gak? Apa masih digantung, biar mereka makin stres? 🙂
Enggak. Klaimnya nggak kucabut. Soalnya kalau klaim sudah dicabut, lalu di kemudian hari mereka pasang fotoku sebagai thumbnail mereka lagi, aku tidak akan bisa mengklaimnya ulang. Biarin aja mereka stres. Dikiranya aku nggak stress ya, lihat fotoku dijadikan pengiklan untuk video orang lain..?
Duh jadi keinget lagi sama kejadian 2019, blogku diplagiat semua persis halamannya, istilah mereka “mirroring”, plek ketiplek, jadi aku upload apa blog mereka ya itu juga uploadnya. Awalnya aku kira ada 1, ternyata sampai 7 domain. Gak ngerti lagi seniat itu dan tembus adsense mereka. Udah capek ke DCMA akhirnya aku nyerah, ganti domain ganti platform sekalian. Semoga yang ini damai sentosa, hihihi
Domain Mbak Fika yang sekarang, udah ditempelin badge DMCA juga nggak, Mbak?
Baru tahu kalo bisa, nice info gan
Oke
Saya baru tahu. Terimakasih
hahahhaah, jadi ketawa lihat ekspresi pemilik kedua youtuber and pemilik web tersebut.
kegep sama pemilik aslinya…
ngeri ngeri sedap kalau berhadapan sama mbak mastah blogger satu ini
Kesalahan besar mereka itu ya, dari sekian banyak blog di dunia ini, kok yang dipilih untuk dijiplak itu konten blog saya.. ya fatal itu. :))
wah manthab juga reportnya ke yutub.
yang agak susah itu yang ke blog… gak bisa langsung banded adsensenya..
sering banget artikelku dicopas, bahkan copas full tanpa ampun.
Iya, Met, sebab ternyata antrean report copas ke Google itu buanyak sekali. Jadi memang harus nunggu. Nunggunya sampai kapan, kita nggak tahu.
Sekarang ketimbang ada kejadian copas lagi, aku milih disable klik kanan aja. Sambil mulai belajar lapor ke Kemenkominfo.
Kerennn!!!
kapok.kapok.kapok buat para penjiplaknya!
Terima kasih 🙂
mantap nih tulisannya. jadi tahu harus bagaimana kalau dijiplak. moga ga kejadian di saya deh 🙂
Amien.. kalau karya Mbak Farida dijiplak, berarti karya Mbak Farida sudah bagus 🙂