Weekend lalu, saya diajari teknik menggambar dengan soft pastel. Nggak tanggung-tanggung, yang ngajarin itu orang-orang Faber Castell langsung.
Ini pertama kalinya saya dengar tentang soft pastel. Jujur aja, karier coret-coretan saya cuman seputar pake pensil warna, krayon, dan spidol doang. Baru-baru ini aja saya mulai pakai cat air, itu juga lantaran anak saya, Fidel, 4 tahun, lagi seneng nyampur-nyampurin warna cat air. Jadi, boro-boro pernah nggambar pakai pastel, saya malah baru tahu ada alat gambar bernama satu itu.
Saya ke sini lantaran pingin ngajarin Fidel sesuatu yang baru aja. Memang pelatihannya buat buebu. Tapi berhubung boleh bawa anak, saya anggap itu kesempatan buat kasih Fidel pengalaman. Sampai kemudian saya tahu pastel itu apa. Lebih berat lagi, soft pastel itu apa.
Perbedaan Soft Pastel dan Krayon
Saya lebih akrab sama krayon, benda kapur warna yang dibikin dari lilin (wax). Pastel itu mirip dikit sama krayon, tapi bahannya dari wax yang dicampur dengan minyak. Soft pastel itu varian pastel juga, tapi teksturnya masih lebih lembut. Urusan lelembutnya pastel dan krayon ini baru kelihatan fungsinya ketika nanti sudah dipakai menggambar.
Nggak semua orang bisa langsung menggambar pakai soft pastel. Krayon lebih cocok bagi anak-anak, karena gampang digenggam, dan garisnya cenderung kasar (kasar ini versi jujur dari kata ekspresif). Soft pastel bukan digenggam, tapi lebih tepatnya dibaurkan. Kayak membubuhkan eye shadow di kelopak mata. Anak-anak yang masih cenderung sulit kendalikan emosi, tentu perlu bersabar buat belajar pakai soft pastel ini.
Termasuk saya, yang baru pertama kali megang soft pastel.
Teknik Menggambar dengan Soft Pastel
Memakai soft pastel ini lumayan unik caranya. Soft pastel ini dikikir dulu (iya, kayak manikur) sampai jadi serbuk. Serbuk soft pastelnya dikumpulin, dan jadilah kumpulan pigmen berwarna. Ambil serbuk pigmen ini dengan ujung jari, lalu baurkan di atas kertas.
Kalau cuma mau membaurkan serbuk-serbuk soft pastel di atas bidang yang luas sih gampang. Tapi kalau kita mau menciptakan goresan akan suatu objek, misalnya membuat gambar segitiga atau segiempat, tentu susah dong?
Makanya, untuk menggambar memakai soft pastel ini, perlu adanya template yang bolong. Kita bisa ambil penggaris anak SD yang ada template bolongan bentuk geometrisnya, lalu taruh bolongan tersebut di kertas sketsa kita. Baru baurkan soft pastel di dalam template bolongan itu. Alternatif lainnya, ambil kertas kosong, lalu buat gambar template dan bolongi menggunakan gunting. Intinya, kalau mau menggambar bentuk, ya kudu ada templatenya.
Faber Castell malah canggih. Jadi dalam setiap produk soft pastel-nya itu, sudah diberi template kecil-kecil untuk menggambar bentuk. Ada template bentuk segitiga, segiempat, oval, lingkaran, bahkan bulan sabit.
Di workshop soft pastel art bimbingannya Faber Castell, saya dan Fidel belajar bikin ilustrasi panorama dengan bimbingan staf dari Faber Castell-nya. Pertama-tama, kita dikasih kertas gambar dulu berbentuk bujur sangkar berukuran sekitar 15 cm. Lalu diberi kertas HVS untuk dijadikan palet.
Kita ambil soft pastel sebanyak 3 warna, lalu masing-masing soft pastel itu dikikir sampai serbuknya jatuh ke palet. Lalu mulai belajar membaurkan serbuknya ke atas kertas, untuk menciptakan bentuk daratan, danau, dan langit.
Kemudian kita sekarang mau menggambar objek lingkaran. Ambil template berbentuk lingkaran, taruh di atas area langit di kertas, lalu gosokkan setip di templatenya sampai warnanya hilang. (Iya, soft pastel ini ternyata bisa hilang jika dihapus dengan karet penghapus). Maka terjadilah lingkaran putih di tengah langit. Dari lingkaran putih itu, saya gosokkan setip membentuk garis lurus.
Lalu, lingkaran putihnya saya baurkan dengan serbuk soft pastel warna oranye, sambil tetap pakai template supaya bauran serbuknya nggak berantakan ke mana-mana. Sedangkan garis lurus tadi saya garisi dengan ujung soft pastel warna coklat. Maka jadilah objek pohon tabebuya.
Bagian lucunya adalah ketika pembimbingnya ngajak kami semua menggambar beberapa bentuk oval di area daratan. Bikin ovalnya pakai template oval dan setip juga. Tapi diperingatkan, bentuk-bentuk ovalnya jangan diwarnai. Hanya saja, ambil soft pastel hitam, lalu bikin 4 garis kecil di bagian bawah oval dan sedikit garis kecil lagi di ujung oval. Ternyata, jadinya malah gambar domba!
Warna Soft Pastel Ternyata Khas
Saya seneng sama soft pastel ini, karena membantu saya jadi bisa belajar sabar. Ya dikiranya gampang cuman membaur-baurkan serbuk doang, toh udah biasa main eye shadow juga. Ternyata kalau ngebaurin serbuknya terlalu sedikit, warnanya jadi pucet banget, nyaris tanpa rona gitu. Tapi kalau ngebaurin serbuknya terlalu banyak, kuatirnya nanti gradasinya berantakan di bidangnya.
Mewarnai pakai soft pastel memang bikin gambar jadi nampak lebih halus. Bandingin sama krayon, yang goresan-goresannya aja masih bisa kita tebak arahnya. Bahkan rona pastel yang pigmennya paling kentara pun masih lebih halus ketimbang pensil warna. Cocoklah buat seniman yang pembawaannya kalem.
Tapi ada sisi ngehenya juga sih. Berhubung ngewarnainnya pakai jari, maka jari tangan jadi kotor. Kalau mau ganti warna, harus ganti jari lagi. Makanya saya cuman mau sedia lima macam warna soft pastel aja di palet. Kalau kepingin warna lain, jarinya kudu dibersihin dulu. Nggak heran, di meja workshop kami, disediain tisu basah.
Fidel malah seneng tangannya penuh noda soft pastel begini. Dia bisa dipastikan belum telaten main serbuknya. Soft pastelnya dia ambil, terus digores-goresin ke kertas kayak makai krayon. Ya sudahlah, Nak, nanti kalau kamu agak gedean dikit, nanti Mama ajarin yaa.. :))
Tentang Soft Pastel Faber Castell
Tiap satu pak soft pastel Faber Castell berisi 24 warna soft pastel. Ada setipnya 3 biji. Banyak amat? Iya, setip yang satu berbentuk bolpen, dan ada refill-nya. Setip yang kedua berupa kuas yang diberi karet penghapus di ujungnya. Setip ketiga dari wax berbentuk karet yang bisa ditekuk-tekuk kayak Playdoh.
Dan tentu saja ada templatenya juga. Faber Castell menyebutnya stencil.
Ada kertas gambarnya. Kertas gambar untuk soft pastel ternyata khusus lho. Supaya kalau serbuk soft pastelnya dibaurkan di situ, pigmen serbuknya tetep nempel dan warnanya permanen. Maksudnya ya supaya rona hasil karyanya tetap bertahan lama juga.
Harga Soft Pastel Faber Castell
Soft pastel Faber Castell sekarang udah dilaunching. Harga resminya Rp 300.000,-. Kamu bisa dapet di Gramedia. Kalau kamu tinggal di Surabaya, di Toko Buku Murah Online yang murah-meriah itu juga bisa. Tentu saja harganya beda.
Hey, apakah kamu pernah nyoba teknik menggambar dengan soft pastel? Biasanya kamu seneng coret-coret pakai alat apa?
Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Sampai hari ini, pensil warna Faber Castel klasik yang setelah diwarnai, kalau dikenain sama kuas yang badah warnanya bisa lebih hidup itu, masih jadi favoritku. Apalagi kalo mewarmai coloring book for adult, taunya itu doang, mentok mentok pakai spidol.
Penasaran deh bagaimana teknik mewarnainya pakai soft pastel ini. Tapi kayaknya pas awal awal, bakalan kagok dulu deh.
Jadi pengen punya juga nih alat gambar faber Castle yang soft pastle. Sama Mbak selama ini saya tahunya krayon doang.
Hahaaa..pengetahuan baru buat kita semua yaa 🙂
Ya jelas kagok, soalnya mesti belajar cara menaruh templates bawaannya Faber Castell itu 🙂
Anakku suka gambar, harus dicoba nih belajar teknik gambar dengan soft pastel kebetulan kemarin di Ice BSD habis beli faber castel. Memang ya produk dari faber castel ini sdh terbukti dari jaman saya SD,l yang selalu merasa enak kalau mewarnai dengan faber castel, kalau kata anakku mah empuk haha.
Sudah lama sekali ya, Mbak Reni, kalau dari kelas 1 SD sih. Dulu jamanku SD, Faber Castell itu cukup mahal. Aku takut kalo mau beli, karena sayang kalo sampai hilang :))
Saya kira soft pastel sama dengan crayon ternyata beda ya, baik teknik dalam menggambar maupun teksturnya.
Btw, produk faber castle lengkap banget ya terutama untuk peralatan menggambar dan mewarnainya
Iya nih, lengkap, sampai hard pastel dan soft pastel pun ada 🙂
saya punyanya krayon, pensil warna dan spidol di rumah. dari Zril setahun udah saya ajari pegang ketiganya. kalau soft pastel, jujur saya baru tahu. berarti cocok buat saya ya, bukan buat anak2
Karena orang dewasa lebih sabar, Tha. Sedangkan anak-anak masih belum sabar membaurkannya. 🙂
Ini kan kertas gambarnya harus khusus. Berarti sama sekali gak bisa pakai kertas gambar biasa? Atau bisa, tapi efeknya akan berbeda?
Bisa pakai kertas biasa, Mbak. Tapi efeknya berbeda. Dan jenis kertas mempengaruhi ketahanan hasil karyanya juga.
Belum pernah nyobain sih, kalau pake krayon sering..
Tapi jadi penasaran juga pengen nyoba, biarpun katanya susah, tapi kalau belum nyobain sepertinya masih penasarn..he
Hayu hayu dicobain, Kak 🙂
Wah, belum pernah nyoba. Anak2 ku pas kecil, pakainya crayon aja. Skrg anak cewe yg suka bgt gambar, ngewarnanya pakai pinsil warna aja. Seru juga nih kayanya pakai soft pastel.
Dulu, aku juga ngewarnain ya pakek pensil warna. Ternyata sekarang soft pastel itu memberikan tantangan kreativitas yang berbeda dari pensil warna 🙂
Liburan ini Fahmi minta hadiah alat tulis. Soft pastel ini bisa jadi salah satu pilihan nih. Selain buat anak, emaknya juga bisa pinjam, belajar gambar juga hahaha
Iyaa.. ini pastel malah anakku yang nyimpan. Tapi lebih banyak aku yang make :))
Aku sudah coba pakai soft pastel dan hasilnya malah aku yang ngga sabarana mbak ahahahah ribet ah, kemudian back to crayon
Bwahahaha.. ya memang itulah seninya soft pastel, Mbak. Ngajak sabar banget :))
Waahh..ku baru tau nih ada soft pastel wakkakaka taunya crayon.
Tapi hasilnya kayaknya lebih bagus ya, Mak!
Jadi penasaran akutu, ntr kalo ke Gramed kepoin ahh penampakannya hahaaa.
Hasilnya soft pastel ini memang lebih lembut daripada hasilnya crayon, Teh. Makanya kelihatannya sih lebih bagus. 🙂
Wah beda ternyata ya soft pastel ini Dari crayon. Jadi kepengen nyoba. Ini kalo buat anak bisa sekalian melatih motorik halus ya. Hmm… lumayan pricey. Tapi unik dan worth it. Suamiku bakal suka deh mengingat dia yang seneng finger painting.
Oh yaa? Suaminya Teh Nia itu pelukis..?
Bukan pelukis. Cuma memang seneng melukis.
Wah seru nih Fidel ikutan menggambar ya. Maunya ikutan juga acara menggambarnya sayang, Mama Ayman lagi ada acara lain. Kapan2 ya Fidel ajari Ayman menggambar…
Kayaknya kebalik. Yang ada malah Fidel diajarin Ayman menggambar :))
warna pastel2 gitu kesannya gambar jadi lebih menarik dan punya kesan berbeda. mungkin karna jarang lihat gambar atau desain dengan warna2 tersebut
Betul. Kayaknya saya yang kudu banyak-banyak lihat referensi gambar dari media lain.
mihil juga yah
tapi biasanya ada harga ada rupa
kebanyakan pake crayon sih emang aku ga puas, lebih suka pake pensil warna atau cat air
Iya, kalau pakai pensil warna atau cat air, garis ekspresinya kelihatan lebih jelas ya?
iya, betul banget mba
apalagi kadang ada bagian-bagian kecil yang susah dijangkau pake crayon 😀
Hahaa.. udah kerasa tuh. Kalo ada bagian yang susah dijangkau, saya goresin pastelnya aja tanpa dikikir dulu. Ala-ala crayon.
Kayanya lebih susah menggambar pakai soft pastel daripada krayon ya mbak? dan untuk anak2 mah amannya tetap pakai krayon aja menurutku 🙂
Iya, Mbak Irena, aku merasa masih lebih mudah nggambar pakai crayon aja ketimbang soft pastel, hahahaha.. Memang anak-anak sih lebih cocoknya sama crayon, sama kayak aku juga. Minimal, nggak akan heboh jadinya kalo tangannya kotor terus nggak sengaja masuk ke mulut
Aku juga suka jadi suka sama jenis pastel dibanding crayon. Ga lengket di tangan ya. Apalagi nyapuin ke kertasnya cuma pake jari. ah mendadak jadi maestro deh hehee
aku suka mewarnai bareng suami
Asik nih bisa ngerjain hobi bareng suami 🙂
Oh beda ya..
Baru tahu aku mbak..
Klo buat anak kls 1 Sd mgkn bisa lbh telaten ya mbak..
Rencana mw belikan caca ini, lumayan isi liburan sambil belajar menggambar dgn soft pastel
Anak SD kayaknya lebih sabar ya daripada anak balita dalam memegang soft pastel