Begini Rasanya Pakai TIKI Jemput Online

Ekspedisi yang bisa jemput barang di rumah akhir-akhir ini makin banyak, salah satunya adalah servis TIKI Jemput Online. Alhasil, para penjual online jadi jingkrak-jingkrak karena mereka nggak perlu lagi bela-belain pergi ke agen jasa pengiriman barang cuman demi ngirimin paket kepada pembeli online

Tapi gimana layanan perusahaan ekspedisi ini ketika jemput paket di rumah pelanggan? Kali ini saya akan cerita gimana pengalaman saya ketika mencoba jasa ekspedisi yang bisa jemput paket di rumah.

Dulu saya pernah coba jualan makanan berupa ikan tuna secara online dari rumah, tapi usaha itu kemudian saya hentikan. Pasalnya, saya ini ogah jalan ke tempat agen pengiriman barang. Boros bensin gitu.

Menurut saya, profit yang saya peroleh itu nggak sebanding dengan ongkos jalan ke agen ekspedisi.

Perlunya Ekspedisi yang Bisa Jemput Barang

Tapi sekarang, saya lihat akhir-akhir ini udah banyak ekspedisi yang bisa jemput barang di rumah kita. Kedengarannya menyenangkan, soalnya kita nggak perlu lagi pergi ke agen pengiriman barang.

Namun saya masih bergeming aja. Soalnya saya lihat, agennya baru bersedia jemput paket ke rumah kalau ada batas berat minimum untuk paketnya. Mereka tuh nggak mau jemput paket ke rumah kalau paketnya cuman 1-2 kg, gitu.

Padahal untuk penjual online pemula kayak saya, barang yang baru laku per hari paling-paling ya baru 1-2 kg kan? Jasa pengiriman barang yang kebanyakan syarat kayak gini ini lho, yang sering mematahkan semangat para penjual pemula.

Sampai kemudian, saya nonton diskusinya ekspedisi Tiki dengan komunitas Kumpulan Emak Blogger pada minggu lalu. Sempat terbersit pertanyaan di dalam hati: Apakah TIKI bisa jemput barang paket di rumah?

Dan terjawab di diskusi itu, ketika Rudy Cahyadi, manajer marketing communication-nya TIKI, cerita bahwa sekarang TIKI sudah menjadi ekspedisi yang bisa jemput barang di rumah juga.

TIKI Menjadi Ekspedisi yang Bisa Jemput Barang

Ini bisa menyelamatkan para UMKM yang jualan dari rumah tangga, biar nggak usah keluar rumah buat nganterin paketnya. Kan kalau lagi PPKM gini, jangan keluar-keluar toh?

Layanan TIKI online yang bisa jemput paket ke rumah ini, namanya Jempol. Singkatan dari Jemput Online.

Dengan servis TIKI Jemput Online ini, orang yang ingin kirim barang pakai ekspedisi TIKI tinggal pesan online supaya kurirnya datang ke rumah. Kurir akan datang, jemput paket dan menimbangnya, lalu menagihkan pembayaran.

Pelanggannya tinggal mbayar, lalu kurir pergi mengantarkan barangnya ke alamat yang dituju di seluruh Indonesia. Yang dibayar pelanggannya itu ongkos kirimnya lho, bukan ongkos jemput paketnya. Jemput paket ke rumah itu gratis.

Dan pada layanan TIKI online untuk jemput paket ke rumah ini, nggak ada batas berat minimum paket untuk pakai servis TIKI Jemput Online secara gratis. Jadi, para penjual online pemula, yang ngirim paketnya masih kecil-kecil, bisalah kirim barang tanpa kudu direpotin urusan pergi ke agen ekspedisi.

Sounds #MakePeopleHappy, doesn’t it?

Layanan TIKI Online di Seluruh Indonesia

Saya langsung tertarik banget denger paparannya manajernya TIKI ini. Apalagi di diskusi ini ketahuan bahwa selain berpengalaman kirim paket ke seluruh Indonesia, ekspedisi TIKI sudah canggih karena pelanggannya bisa estimasi sendiri kapan paketnya akan tiba di tujuan.

Yang pertama tersirat dari diskusinya:

Ekspedisi TIKI sekarang punya aplikasi jasa pengiriman barang di Android. Dengan aplikasi ini, pelanggan bisa: 1) cek harga ongkir, 2) mengetahui kalau mau ke kota tujuan itu bisa pakai servis TIKI yang mana dan berapa hari kerja, serta 3) minta jemput paket di rumah

Yang kedua, saya ingin nandain bahwa produk dari layanan TIKI online itu ada macem-macem, antara lain Same Day Service, One Night Service, Two Days Service, Regular Service, Economy Service, Trucking Service, dan International Service.

Same Day Service (SDS), artinya barang yang dikirim hari ini, bisa sampai paling lambat 8 jam lagi. Untuk kasus saya di Surabaya, SDS ini bisa digunakan untuk kirim paket ke Bangkalan, Probolinggo, Kediri, Tuban, Solo, dan semua ibukota propinsi di Jawa.

One Night Service (ONS), artinya barang yang dikirim hari ini, bisa sampai paling lambat besok. Surabaya bisa pakai servis ONS ini untuk kirim paket ke Banjarmasin, dan semua ibukota propinsi di Jawa.

Two Days Service (TDS), artinya barang yang dikirim hari ini, bisa sampai paling lambat 2 hari lagi. Surabaya bisa pakai servis TDS ini untuk kirim paket ke Mataram, Kupang, Palangka Raya, Palembang, atau kota Jambi.

Regular Service (REG), artinya barang yang dikirim hari ini, bisa sampai paling lambat 3 hari lagi. Bisa dipakai untuk kirim paket antar ibukota propinsi se-Indonesia.

Economy Service (ECO), artinya barang yang dikirim hari ini, bisa sampai paling lambat 5 hari lagi. Harganya sekitar 75% dari tarifnya Regular Service.

Trucking Service (TRC), artinya barang yang dikirim hari ini pakai truk. Tapi pengirimannya minimal per 10 kg. Dari Surabaya, paling banter truk ini sampai ke Pekanbaru dalam 5 hari. Mungkin lebih murah.

International Service (INT), artinya barang bisa dikirim ke luar negeri.

Terus, selain bercerita tentang servis TIKI Jempol Online yang menjadikan ekspedisi TIKI sebagai ekspedisi yang bisa jemput barang dengan gratis, manajernya TIKI juga bercerita bahwa TIKI bisa jemput paket ke rumah dan anterin ke tempat yang dituju hanya dalam tempo 3 jam aja. Servis yang dijamin dalam 3 jam ini namanya Putar, singkatan dari Jemput Antar.

Tapi mungkin saya baru bisa cerita tentang servis Putar ini jika sedang berada di Jakarta atau Bandung. Soalnya Putar ini belum bisa dikerjakan di Surabaya.

Info yang cukup sexy nih, TIKI juga punya klub khusus untuk customer-nya yang penjual online, namanya Serlok. Singkatan dari Seller Online Booking. Anggota-anggota Serlok ini, selain diberi fasilitas jemput paket ke rumah gratis, pun diberi bonus sebesar 18% dari ongkos kirim yang mereka bayar kalau ngirim paket.

Tapi saya baru bisa bergabung dengan Serlok ini kalau.. saya punya toko online berbentuk account Instagram atau Facebook Page, punya NPWP, daan.. tinggal di Jakarta. :))

Semua features ini terdengar menarik buat saya. Saya jadi berandai-andai kalau saya bisa minta jemput paket ke rumah gratis, tentu saya bisa jualan online lagi tanpa pusing mikirin jalan ke agen di musim lockdown gini. Maka terpikirlah ide saya untuk nyobain kirim paket barang ke kawan di negara sebelah, eh..kabupaten sebelah.

Mencoba Minta Ekspedisi yang Bisa Jemput Barang

Saya mau nyoba kirim paket makanan ke Bangkalan. Bangkalan ini sebenarnya tetanggaan sama Surabaya, dan banyak barang jualan di Bangkalan yang kudu disuplai dari Surabaya. 

Musim PPKM ini cukup menghambat arus barang, karena kedua kabupaten ini jadi zona merah. Seandainya ada jasa pengiriman barang antara Surabaya dan Bangkalan yang bisa bekerja dalam tempo sehari, tentu orang-orang di sini bisa tetap berdagang meskipun lagi PPKM.

Kebetulan banget, waktu saya buka aplikasi jasa pengiriman barang TIKI untuk cek harga ongkir, ternyata ekspedisi TIKI bisa kirim barang dari Surabaya ke Bangkalan menggunakan SDS dengan tarif Rp 15k aja untuk 2 kg. Wah, murah nih kalau saya #PakeTIKIAja.


Screenshot dari aplikasi Tiki, menunjukkan biaya yang kudu dibayar kalau kirim paket dari Surabaya menuju Bangkalan.

Saya coba mengepak sebuah kue, lalu menuliskan alamat seorang teman di Bangkalan. Pagi-pagi, saya pesan SDS pakai menu Booking di aplikasi TIKI, lalu saya pesan TIKI Jemput Online.

Saya agak terhenyak karena belum ada tagihan buat bayar ongkos kirim, tapi saya abaikan dulu. Beberapa menit kemudian, saya ditelepon. Ternyata yang nelepon itu adalah customer service (CS) ekspedisi TIKI cabang Surabaya.

Sebetulnya customer service-nya nelepon untuk memastikan bahwa saya memang pesan TIKI Jemput Online ke rumah saya. Tapi kemudian ketika saya tanya gimana cara mbayar SDS-nya, sang petugas njawab, “Mohon maaf, Bu, untuk area Bangkalan, saat ini tidak bisa SDS atau ONS. Bisanya pakai servis Regular…”

Saya terkejut, “Lho kok? Lha itu di aplikasinya bilangnya bisa pakai SDS??”

Kata petugasnya kemudian, berhubung lagi PPKM, maka jalan-jalan di Bangkalan banyak yang ditutup, jadi kirim paket ke Bangkalan nggak bisa pakai ONS maupun SDS.

Saya langsung membatalkan pesanan SDS saya itu. Ih, padahal tadinya saya kan mau kirim ke Bangkalan karena tertarik bisa SDS ke Bangkalan..?

Mulai gentar nyobain ekspedisi TIKI, tapi saya masih penasaran dengan TIKI Jemput Online ini. Akhirnya saya putusin, saya mau nyobain kirim paket lagi, kali ini ke negara sebelah, yaitu Gresik.

Mulailah saya coba tuliskan nama teman saya di Gresik pada paket makanan yang udah saya bungkus tadi. Kebetulan wilayah teman saya ini, berada di area Kabupaten Gresik yang cuman bisa dijangkau paling cepat pakai servis ONS.

Saya batal pakai SDS, karena ini sudah jam 10 siang, jadi sudah kesiangan kalau mau pakai servis SDS. Saya booking lagi pakai aplikasi TIKI, minta ONS, lalu tekan menu TIKI Jemput Online.

Sampai satu jam sejak saya booking, nggak ada tanda bahwa permohonan booking ONS saya diterima. Saya berinisiatif nelfon ke customer service-nya TIKI Surabaya, dijawab, “Mohon ditunggu.”

Saya tanya, jam berapa kurirnya dateng njemput? Tapi customer service-nya cuman jawab mohon-ditunggu.

Lalu jam 12 siang. Jam 1 siang. Gak ada itu kurir nongol.

Saya resah. Saya takut data di aplikasinya itu kecantol, takut server-nya TIKI belum baca bahwa saya udah pesan kurir TIKI Jemput Online. Dan saya nggak suka jawaban mohon-ditunggu a la customer service itu. Saya disuruh menunggu sampai jam berapa??

Lalu jam 2 siang, tiba-tiba customer service-nya TIKI nelfon. Tanya, apakah kurirnya #TIKIID sudah datang ngambil pesanan saya? Saya mengernyit. Lha menurut ngana?

Akhirnya, jam setengah 4 sore, alias 5,5 jam setelah saya membuat pesanan TIKI Jemput Online, kurirnya beneran dateng.

Kurirnya naik motor. Lalu saya serahkan paket saya.

Tiki Jemput Online
Saya menyerahkan paket kepada kurir Tiki Jemput Online langsung di depan rumah saya.

Dia membaca alamat yang saya tuliskan di atas paket itu, lalu menelepon seseorang melalui smartphone-nya. “Gresik iki! Kecamatan Manyar! Piro?

Setelah kurir itu bicara dengan rekannya itu, dia kemudian menoleh kepada saya, “Mbak, mau pesan yang ONS atau yang REG?”

Saya senyum-senyum kecut. Ternyata meskipun saya sudah tuliskan ONS pada menu Booking di aplikasi jasa pengiriman barang TIKI itu, informasi itu belum sampai kepada sang kurir.

Kemudian setelah saya bilang ONS, kurirnya bilang bahwa biayanya Rp 12k. Saya tanya, “Apakah Bapak punya barcode QRIS?” 

Jawab kurirnya, “Ooh..nanti dikirimi kode resinya oleh kantornya ke HPnya Mbak..!”

Saya senyum-senyum kecut lagi. Padahal saya sudah siap mau bayar pakai e-wallet.

Saya serahkan Rp 12k tunai kepada sang kurir, sambil ngeliatin guratan mukanya di balik masker itu. Dia kelihatan lelah. Apakah dia sudah bermotor ke sana kemari sepanjang hari ini, padahal saya menunggunya sejak 5,5 jam tadi?

“Apakah Bapak berangkat dari Kedungsari?” tanya saya perhatian. Kedungsari itu lokasi kantor pusatnya ekspedisi TIKI di Surabaya.

“Oh enggak, saya tadi keliling-keliling..” katanya.

“Bapak tadi mulai keliling jam berapa?” tanya saya.

Dan dia menjawab, “Jam 1 siang.”

Shift-nya Bapak memang mulai jam 1 siang?”

“Iya, Mbak.”

Ooh gitu ya. Jadi kalaupun saya bikin pesanan Jempol jam 10 pagi, pesanan saya itu baru dieksekusi jam 1 siang..

Sang kurir pun pergi. Sekitar 1 jam kemudian, nongol email notifikasi di inbox saya bahwa paket saya menuju Gresik itu sudah manifest.

Paket saya yang berangkat jam 15.30 dari rumah saya itu, tiba di rumah tujuannya sekitar jam 12 siang pada keesokan harinya.

Paket yang saya kirimkan telah diterima oleh teman.
Setelah saya serahkan kepada kurirnya dalam keadaaan dibungkus bubble wrap, ternyata oleh tim kurirnya dilabeli dokumen resi pengiriman, dan stiker Tiki Kuliner.

Alhamdulillah kuenya utuh, cuman mungkin toppingnya yang berupa bubuk-bubuk cokelat agak berhamburan. (Ini risiko jika kue ini dibawa sambil miring-miring, memang packing produknya agak kurang ideal untuk dibawa dengan ekspedisi.)

Nyamankah Ekspedisi yang Bisa Jemput Barang dengan Gratis?

Yak, jadi begitulah pengalaman saya pakai jasa pengiriman barang yang bisa gratis jemput paketnya. Dari sini saya belajar bahwa meskipun kantor pusat ekspedisi itu sudah memasarkan features secanggih mungkin, ternyata belum tentu pelanggannya bisa menikmati semua features itu. Apalagi kalau sudah terhambat terbatasnya jumlah kurir, terhambat pemblokiran jalan, aaarrrrgghh!

Sebetulnya saya maklum bahwa pemblokiran jalan di musim PPKM gini memang bisa menghambat kerjaannya para ekspedisi. Tapi mbok ya kan bisa dikomunikasikan antar cabang supaya tiap unit itu ngomong dengan sinkron. 

Minimal bilang sama petugas aplikasi, “Tolong kasih tahu tuh, Bangkalan nggak bisa terima Same Day Service atau One Night Service. Biar pengguna aplikasi itu nggak kecele.”

Karena yang makai aplikasi itu nggak cuman agen ekspedisi itu doang. Tapi aplikasi jasa pengiriman barang itu juga dipakai oleh para customer yang merupakan pebisnis online, yang berkomunikasi dengan para pelanggan masing-masing tentang estimasi tibanya kiriman produk mereka.

Dan sebetulnya saya juga nggak keberatan menunggu kurir TIKI Jemput Online-nya lama-lama. Tapi ya kan aplikasi layanan TIKI online ini mestinya bisa kirim notifikasi bahwa kurirnya akan datang 1 jam lagi, atau 2 jam lagi, atau bahkan 6 jam lagi, sehingga saya bisa bikin waktu menunggu saya jadi lebih produktif. 

Tau nggak, gegara saya nungguin kurirnya yang nggak jelas mau dateng jam berapa, saya sampai menolak panggilan video call dari klien, nggak konsen nemenin anak saya sekolah online, dan banyak kerjaan lainya terbengkalai. Emangnya idup saya cuman buat nungguin kurir ekspedisi doang?

Dan saya juga berharap mestinya layanan TIKI online itu bisa #BeraniBerubah dengan main cashless. Aplikasi jasa pengiriman barang mestinya bisa dimanfaatkan untuk bayar jasa ekspedisi secara online, jadi kurir tinggal dateng buat jemput paket ke rumah doang. Kalaupun bobot kirimannya melebihi bayarannya, kurirnya tinggal bawa timbangan dan menagih biaya yang kurang.

Dan bayarnya mestinya bisa pakai barcode QRIS. Pandemi gini masih main duit tunai euy, apa nggak takut virusnya nular melalui duit tunai?

Kalau jemput paket ke rumah dengan gratis ini harus saya bayar dengan mengorbankan waktu saya untuk menunggu waktu datangnya kurir yang belum jelas, kayaknya saya mending bayar penjemputan aja deh. Nggak pa-pa sih kalau saya kudu bayar jemputannya juga, yang penting saya tahu kurirnya bakalan dateng jam berapa.

Karena menunggu itu menghabiskan waktu. Padahal, time is money.

Laurentina, 2021

Nah, gitulah cerita saya menggunakan ekspedisi yang bisa jemput barang untuk mencoba jualan online. Apakah kamu punya pengalaman juga pakai ekspedisi yang paketnya dijemput di rumahmu? Ceritain ya di kolom komen..

17 comments

  1. Titis says:

    Meskipun udah banyak ekspedisi yang ada di Indonesia, terlebih yang kota2 besar, namun mereka tetep ja kewalahan untuk ambil barang mbk. Akupun mengalami hal yang sama dg ekspedisi lainnya.. Akhirnya aku drop dah ke outletnya.. Ternyata emang kurang tenaga kurirnya.. Jadi kurirnya ga bisa klo harus antar segitu banyaknya paket trs mesti ambil paket jg ke pelanggannya . Tagline hanya tinggal tagline aja.. Ga ada impact nya ke pelanggan secara real time

    So semangat ga sah dibikin pusing mbk..emang gt dah..mau gimana lagi.. Mgkn persaingan harga ongkir yang murah jg pengaruh ya..jadi ga bs naruh banyak kurir di tiap outlet kecamatannya.. Kamu ga sendiri.. Aku pun mengalaminya

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Aku sedih menerima kenyataan ini.. *nangis sesunggukan di pojok*

      Segitu gedenya-kah value dari ongkir yang murah-cenderung-gratis sampai kenyamanan pelanggan harus dikorbankan?

  2. Helena says:

    Jemput online ini solusi banget yaa tapi ga usah nunggu terus kali mbak, heheh. Selama nunggu sempat makan siang, kan?
    aku belum coba yang jemput online ini karena kantor TIKI itu dekettt banget dan mbak pegawainya itu ramah jadi suka sambil ngobrol gitu kalau kirim paket.

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Persoalan dari menunggu ini bukan cuma nggak sempat makan siang, tapi konsekuensi bahwa selama menunggu itu aku harus berada di rumah.

      Padahal setiap saat bisa terjadi banyak hal: Kalau ada musibah yang mengharuskan aku keluar rumah, tentu ini menghambat pertemuan dengan kurir Tiki. Seharusnya pelanggan diberi tahu tentang estimasi waktu, bukan disetrap menunggu tanpa kejelasan.

  3. Tiki seingetku udah lama kan ya punya fasilitas jemput online. Soalnya dulu sebelum aku pernah pake, cumaaa, datangnya ke kantor utk jemput dokumen. Belum pernah coba yg jemput ke rumah.

    Makanya dari dulu delivery yg selalu dipake Ama kantorku itu cuma tiki dan Fed ex. . Kalo Fed ex juga bisa tuh khusus utk dokument nasabah yg sangat penting dan dikirim ke LN.

    Sementara tiki kantorku pake utk dokument yg urgency nya ga sefatal dokumen pake fed ex.

    Aku blm cobain sih yg service jemput ke rumah inim mungkin ntr deh kalo ada mau kirim2 barang. Tapi alasan sbnrnya sih Krn Deket rumahku ada jasa pengiriman juga, tinggal jalan kaki. Sayangnya bukan tiki. Dan Krn rumahku masuk2 ke dalam gitu loh Vic, jadinya kadang mikir duluan ini kurir bakal bingung nemuin rumahku ATO ga hahahaha . Btw, semoga sih semua kekurangan yg masih ada dari layanan ini bisa makin upgrade ke depannya

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Ya, urusan jemput online ini jadi fatal kalau agen ekspedisi nggak bisa memberikan kepastian berapa jam lagi kurirnya akan datang. Terutama kalau barang yang dikirimkan itu urgent, misalnya dokumen yang harus dikirim cepat itu.

      Kebayang kalau dokumennya harus dikirim ke luar negeri, dan pesawat cargo yang bisa ditumpanginya itu punya jadwal terbang yang cuman seminggu sekali, wadidaw…. :))

      Sungguh agen ekspedisi ini sebaiknya banyak belajar tentang komunikasi berupa memberitahukan estimasi waktu.

  4. Ade UFi says:

    Iya ya.. PUTAR belum sampai Surabaya ya, Mba. Di Surabaya berarti dateng babang tikinya lama juga ya? Di Depok – Jabar, setelah telepon konfirmasi 1 jam kemudian langsung dateng sih untuk yang keluar kota. Kalau yang layanan SDS 30 menit kemudian baru dateng.

  5. ainun says:

    pertama kali jasa expedisi yang aku pake ya TIKI ini
    sekarang kalau lagi belanja online, dan kalau ada pilihan TIKI, aku pake TIKI, murahh soalnya, mau pilih yang rentang waktu paling cepet skalipun, 1 hari-2 hari biasanya, juga ada. Apalagi kalau belanjanya di daerah surabaya, nyampe jember bisa besoknya. ga perlu nunggu lama

  6. Pak Eko says:

    Urusan kirim mengirimPaket emang TIKI jagonya. Aneka jenis pilihan pengiriman sanat lengkap ya Mbak Vicky. terima kasih untuk sharing jemput paket untuk dikirim. Sangat bermanfaat. Sesuai dengan situasi Pandemi. Salam sehat.

Tinggalkan komentar