
Kalau Anda menguasai cara nge-twit, cara update status di Facebook, dan cara upload gambar di Instagram, berarti sebetulnya Anda sudah punya modal untuk jadi admin sosmed sebuah brand. Yang perlu Anda kuasai sebetulnya tinggal teknik manajemen waktu aja.
Sekarang ini, ada empat kanal sosmed yang jadi favorit para brand di Indonesia. Twitter, biasanya ampuh buat para penongkrong sosmed karena bisa mengirim konten-konten promosi yang singkat namun viral. Dan bicara dengan admin Twitter serasa bicara sama temen sendiri (padahal ngomongnya cuman Selamat pagi/siang/malam, selamat beraktivitas/beristirahat). Jika brand-nya lebih menonjolkan produk berupa barang bukan jasa, maka brand-nya wajib banget pakai Instagram, karena yang di-upload terutama barang-barang yang dijualnya.
Facebook lebih disukai lagi, karena dalam sekali posting bisa ngomong panjang lebar plus memasukkan gambar pula. Sebetulnya ada juga Google Plus, tapi karena pengguna G+ di Indonesia belum sebanyak pengguna sosmed lainnya, maka belum banyak juga brand yang menggunakan kanal yang satu ini.
Morgan, temen saya yang admin sosmed kawakan itu, cerita ke saya bahwa Hootsuite sangat menolong pekerjaannya selama menjadi admin sosmed. Pasalnya karena dalam suatu saat ia bisa menangani banyak brand sekaligus, maka dengan Hootsuite ia bisa menjadwalkan tweet-tweet dan postingan Facebook secara otomatis.
(Soal ini, ia juga cerita bahwa ia kadang-kadang merasa kewalahan. Karena harus memecah diri menjadi 3-4 kepribadian sekaligus menurut brand yang sedang direpresentasikan olehnya. Belum lagi kadang-kadang ia juga ingin tetap nge-tweet sebagai dirinya sendiri. Nasehat untuk para agensi, untuk admin sosmed multi klien seperti ini, baiknya ia diberi HP sampai tiga biji sekaligus. :-p)
Isi postingan bisa macam-macam. Admin sosmed dituntut untuk kreatif menciptakan konten, tidak Cuma nge-tweet selamat pagi/beraktivitas/malam itu. Harus rajin mempromosikan produknya,sebab yang dituju memang awareness dari publik mengenai produk tersebut. Sayangnya publik jarang sekali memuji produk, mau produknya sebagus apapun. Yang mengeluh tentang produk jelas jauh lebih banyak. Untuk meningkatkan awareness yang minim ini, kadang-kadang sang admin mengadakan kuis via Twitter, dengan syarat peserta mesti mencantumkan tagar yang mempromosikan produk tersebut. Semakin tinggi tagar tersebut di nomor satu pencarian, semakin aware publik terhadap brand-nya. Makanya industri di Indonesia ini berlomba-lomba mempromosikan tagarnya masing-masing supaya jadi trending topic.
Brand sebagai kliennya juga tidak menetapkan standar penilaian kinerja bagi sang admin. Yang penting bagi brand, konten yang diajukan oleh sang admin sosmed itu cocok bagi sang brand. Dan kontennya dirilis ke sosmed dalam jam yang tepat. Lebih disukai lagi jika sang admin ini mempercepat responsnya kepada follower yang me-mention mereka.
Dan profesi admin sosmed ini tidak perlu riwayat pengalaman, tidak membedakan usia, lulusan almamater, atau entah apa lagi. Pada masa sekarang, anak SD yang tidak bisa membuka Facebook pasti dianggap cemen oleh teman-teman sepersenannya. Intinya, semua orang pun bisa jadi seorang admin sosmed.

Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
One comment