Sekiranya saya tahu kulit kering ini bikin musibah lebih besar ketimbang apa yang saya sangka, pasti sudah sedari dulu saya suruh suami dan anak saya rutin pakai pelembab untuk kulit kering.
Anak Saya Mengalami Kulit Kering dan Gatal
Ceritanya, beberapa minggu ini saya dibikin resah gegara Fidel rewel melulu kalau mau tidur. Dia selalu minta saya menyusui dia sambil menggaruk badannya.
Saya bingung kenapa dia gatal terus dengan bruntus-bruntus di badannya, padahal saya sudah mengganti sprei dan memakaikan dia bedak anti gatal. Lalu saya mengkonsulkan Fidel ke kolega saya yang seorang dermatolog. Kolega saya itu segera memberi tahu saya bahwa Fidel mengidap radang kulit. Jenis radang kulit yang diderita Fidel ini menimpa orang-orang yang orangtuanya atopi. Memang saya ini atopi.
Saya sedih ternyata Fidel mewarisi kealergian saya, tapi kolega saya memberi tahu saya bahwa mengatasi urusan pergatelan ini ternyata nggak susah-susah amat. Fidel cuma nggak boleh keringetan, nggak tahu gimana caranya, terserah saya mau ganti kaosnya 10 kali per hari. Sebab, keringat itu mengiritasi kulitnya, sehingga dia jadi merasa gatal.
Jadi, kalau mau gatalnya berhenti, Fidel nggak boleh keringetan. Dan itu cukup bikin saya susah karena Fidel lagi senang-senangnya lari ke sana kemari persis bola bekel. Bagaimana caranya anak macam begini mau nggak keringetan?
Tapi order kedua dari kolega saya lebih ajib lagi: Fidel mesti pakai pelembab untuk kulit kering setiap hari. Pasalnya, kulit Fidel ini sudah kering karena dua faktor: 1) dia keturunan seorang atopi, dan sudah takdirnya kulitnya akan seperti itu, dan 2) saya memperparahnya dengan memandikan badannya dengan sembarang sabun bayi, dan sabun ini salah satu penyebab kulit kering Fidel.
Okelah, kedua faktor itu salah saya. Tapi saya tepok jidat membayangkan saban hari saya mesti mengolesi Fidel dengan pelembab untuk kulit kering. Please deh, anak saya cowok, gitu lho.
Tetapi saya mengerti memang ada maksudnya kolega saya suruh anak laki-laki saya pakai pelembab kulit setiap hari. Urusan kulit kering dan gatal ini jelas cukup menyusahkan Fidel. Dia bangun tiga kali setiap malam karena kepanasan. Dan biarpun sudah saya ganti kaos tidurnya, dia tetap tidak mau tidur kalau saya tidak menggaruk badannya. Saya sampai kepingin punya robot penggaruk, tapi nggak tahu harus beli di mana.
Akibat Kulit Kering
Saking concern-nya saya terhadap keharusan pakai pelembab untuk kulit kering ini, saya sampai belajar lagi tentang dermatologi dan baca-baca lagi beragam review pelembab kulit. Dulu saya kuliah itu cuma dapat pelajaran dermatologi seminggu sekali dalam enam bulan. Dan rasanya saya nggak dengar sama sekali dosennya mengajari kami bahwa kami harus pakai pelembab. Dulu saya sangka pelembab itu adalah alat untuk cewek-cewek yang ingin kulitnya putih.
Samar-samar saya ingat pada hari pertama kuliah kedokteran kulit, pelajaran pertama bukanlah langsung tentang penyakit kulit, melainkan tentang fungsi kulit itu sendiri (dan saya meremehkannya. Oh sombongnya saya.)
Kulit itu menutupi segala otot dan saraf di badan kita. Kalau kulitnya kering, kulit akan gampang pecah-pecah dan menjadi terlalu tipis, sehingga saraf gampang tercolek. Padahal saya sudah menulis di artikel neuropati, ada macam-macam saraf, termasuk yang penting itu saraf untuk merasakan gatal dan saraf untuk merasakan nyeri. Makanya, orang yang tekstur kulitna terlalu tipis dan pecah-pecah (misalnya pada anak balita yang sering diberi kosmetik iritasi), akan sering merasa kulit kering dan gatal, dan seringkali perih.
Kalau orang merasa gatal, pasti dia akan berusaha menggaruk. Padahal kalau kulitnya sudah pecah, garukannya itu akan semakin mengikis kulitnya itu. Lama-lama lapisan kulitnya pun bocor, sehingga pembuluh darah di bawah kulit pun terbuka. See? Karena digaruk, malah jadi berdarah.
Ada bagian yang lebih rese lagi dari lapisan kulit yang pecah-pecah dan gampang sobek karena garukan ini. Polutan dari luar malah jadi mudah masuk: debu, asap, kuman, minyak, you name it. Pokoknya apapun yang seharusnya cuma menempel di kulit pun jadi masuk ke tubuh gara-gara kulit terlalu rapuh. Dan kulit ini memang terlalu rapuh lantaran kulitnya terlalu kering.
Yang paling ditakutkan adalah kalau yang tembus masuk itu adalah kuman. Jadinya infeksi dong.
Salah satu contoh infeksi yang masuk via kulit itu panu. Panu di Indonesia bisa terjadi bukan cuma gara-gara penderitanya jarang mandi. Tetapi kuman penyebab panu lebih gampang masuk lantaran kulitnya juga tidak berdaya, terlalu kering dan mudah pecah-pecah.
Cara Mengatasi Kulit Kering
Kalau nggak mau kulit jadi rapuh dan gampang pecah, sehingga jadi akses buat benda-benda luar, ya memang harus pakai pelembab. Dan ini berlaku buat kulit perempuan maupun kulit pria, sebab struktur kulitnya pun sama-sama saja.
Dan yang lebih penting, pakai pelembab kulit mestinya sudah dibiasakan sejak masih bayi. Karena kulit bayi memang masih tipis, dan pelembab akan bantu melapisi kulit bayi supaya tidak menjadi akses masuk debu dan kuman dari luar.
Sebetulnya anak nggak pakai pelembab itu nggak apa-apa. Tapi dengan syarat si anak tidak pernah diolesi kosemetik yang bisa mengikis kulit. Sialnya, masih banyak produk kosmetik yang beredar di pasaran mengandung bahan-bahan yang bisa mengiritasi kulit, misalnya sabun, bedak, dan minyak (telon).
Dan harus diakui, sabun yang mengandung bahan iritan ini masih lebih murah harganya ketimbang sabun yang tidak iritatif. Tidak heran, sabun ini jadi penyebab kulit kering yang utama bagi kulit anak-anak kita.
Karena kita sudah nyaman biasa mandi dengan sabun-sabun iritan ini sampai dewasa, bisa ditebak kulit kita akan jadi kering dan gampang pecah. Maka di sinilah pentingnya kebiasaan memakai pelembab kulit sebagai cara mengatasi kulit kering. Bukan untuk alasan kosmetis, tetapi karena kita kepingin merawat kulit kita supaya tetap mulus, tanpa menjadi celah bagi polutan dan kuman untuk masuk ke badan kita.

Kalau pakainya belakangan, sering lupa.
Foto oleh Eddy Fahmi
Lalu, karena 60% pembaca blog ini adalah pria, saya bisa mengerti kesungkanan kalian membeli pelembab lantaran takut disangka metroseksual. Cara mengatasi kulit kering pada pria:
First thing first, browsing-lah artikel tentang review pelembab yang memang dirancang untuk pria.
Second thing second, belanjalah produk untuk kulit kering ini secara onine supaya nggak ketahuan.
Third thing third, oleskan di ruangan tertutup, nggak usah dipamer-pamerkan di tempat umum.
Bahan Pelembab untuk Kulit Kering
Banyak senyawa yang sudah diekstrak dari hewan maupun tumbuhan untuk dijadikan bahan pelembab untuk merawat kulit. Beberapa senyawa yang lumayan laris dipakai sebagai bahan utama pelembab kulit adalah gliserin dan bees wax. Anda boleh tengok pelembab yang dijual di super-supermarket. 80% produk yang dijual pasti ada gliserinnya.
Senyawa lain yang sudah legendaris jadi bahan pelembab adalah petroleum jelly alias vaseline. Vaseline ini sudah dijual sebagai pelembab sebelum abad 20. Dan vaseline ini masih laris jadi bahan utama pelembab hingga kini, meskipun sampai sekarang sudah dipatenkan oleh banyak produsen dengan merk yang beda-beda.
Tapi vaseline ini memang ajib, nggak cuman sebagai pelembab untuk kulit kering, tapi juga manjur untuk merawat kulit sebagai penyembuh luka, termasuk luka bakar. Produk Nutrimoist keluaran CNI, merupakan contoh cream untuk kulit kering yang mengandung vaseline, bees wax, dan gliserin sekaligus.
Kulit bukan sekedar menutupi otot tubuh kita, tetapi kulit adalah pelindung pertama menghadapi macam-macam penyebab penyakit. Kalau mau kulit tetap seprotektif ini, maka kulit harus selalu mulus dari segala sabun mandi yang iritatif untuk mencegah kulit kering.
Kalau kita kesulitan cari sabun yang bersahabat agar kulit tidak kering, maka mengoleskan pelembab setiap hari adalah investasi bagus untuk kesehatan kita. Yang diolesi cuma kulit, tetapi yang dilindungi bahkan seluruh tubuh.
Apakah pelembab Anda sudah bisa diandalkan untuk mencegah kulit kering?

Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Aku baru tau kalau CNI ada produk perawatan kulit juga.
Jadi pengen nyobaaaain. Apalagi aku kerja diruangan yang suhu ac nya tinggi, bikin kulit kering banget.
Coba AC di kantornya dibikin yang kelembabannya lebih tinggi, supaya kulitnya nggak makin kering 🙂
Minyak telon juga mengiritasi ya? Setauku nutup pori2, jadinya kulitnya kayak ada biang keringatnya. Tapi tetep aja dipake. Wangi sih hahaha
Pada populasi manusia tertentu, sari kelapa dalam minyak telon termasuk bahan yang bisa mengiritasi kulit. Dalam situasi tertentu, minyak ini mengikis lapisan kulit sehingga malah membuat lapisan kulit jadi super tipis. Akibatnya kulit akan gampang terluka.
Iya, memang baunya minyak telon itu wangi. Hahahaha..
Ish, seriusan aku baru tahu kulit kita seperti itu, Mbak.
Lha, mosok baru tahu sih?