Sebagai pelaku e-commerce, saya intim banget dengan internet banking. Lebih-lebih dengan internet banking BCA, karena BCA adalah bank pertama yang menjadi tempat saya membuka rekening bank sejak kecil.
Di kalangan aktivis e-commerce, BCA malah sudah menjadi bank sejuta umat. Di Indonesia, hampir semua pelaku e-commerce mayor sepertinya memasang BCA sebagai pintu rekening tujuan dari transfer pembayarannya. Memang beberapa marketplace mengizinkan pembeli membayar melalui bank lain sih, tetapi sepertinya memiliki rekening BCA sebagai rekening tujuan pembayaran online itu adalah option wajib. Lalu saking populernya BCA sebagai sarana pembayaran online, sampai-sampai BCA sendiri punya macam-macam cara pembayaran untuk internet banking; ada via kartu kredit, transfer ke virtual account, transfer KlikBCA, dan BCA Klikpay. Options terakhir ini malah kadang-kadang bikin njelimet kalau tidak pandai mengakalinya.
Dan di artikel ini, saya mau cerita bagaimana saya memilih antara KlikBCA dan BCA Klikpay buat kerjaan e-commerce saya.
Kerjaan Saya sebagai Travel Agent
Profesi saya sekarang ini adalah online travel agent. Usaha saya menjual voucher hotel-hotel plus tiket pesawat dan kereta api. Pelanggan pesan voucher ke saya via telepon. Saya mengerjakan tiketnya di internet, lalu saya juga mengirimkan tiket yang sudah jadi ke pelanggan itu via e-mail. Untuk dapat vouchernya sendiri, saya beli ke supplier. Dan untuk pembayaran online vouchernya, saya bayar dengan internet banking BCA.
Saya nggak menentukan harga untuk voucher yang saya pasok untuk pelanggan. Agensi tiket yang menjadi boss sayalah yang menentukan harganya, dan saya tinggal menjualkan. Saya bekerja berdasarkan permintaan pelanggan; pelanggan minta voucher apa, saya tinggal lihat harganya ke agensi.
Karena bukan saya yang menentukan harga, ini jadi tantangan karena harga tiket pesawat dari agensi sendiri sering berubah-ubah. Itu juga karena harga dari maskapainya sendiri sering ganti-ganti. Harga tiket berubah setiap 30 menit, perbedaan harganya bisa mencapai 20%. Tidak akan jadi masalah kalau seseorang hanya memesan tiket dari Surabaya ke Bali yang cuma Rp 400k, paling-paling lelet sedikit hanya akan menyebabkan harga bertambah jadi Rp 480k.
Tapi saya pernah dibikin susah lantaran seorang pelanggan minta saya memesankan tiket dari Manokwari ke Jakarta, dan saya sampaikan bahwa agensi saya menjual tiketnya seharga Rp 2,1 juta. Ketika pelanggan saya sudah mufakat, dan saya siap check out-kan tiketnya, ternyata maskapai sudah mendongkrak harganya sampai Rp 2,4 juta. Si pelanggan nangis. Saya juga takut pelanggannya batal transaksi. Padahal perubahan harga sebesar Rp 300k itu hanya terjadi dalam 30 menit.
Pernah lagi saya dimintai pesanan tiket kereta api sebanyak empat seat untuk serombongan nenek. Dapat harga murah, kira-kira Rp 240k untuk mereka di kelas Ekonomi. Rombongan nenek itu sorak-sorai karena membayangkan mau piknik murah-meriah. Ketika saya mau booking-kan, ternyata kursi yang tersisa tinggal empat, masing-masing berjauhan pula. Ya ada sih empat kursi yang berderetan dekat, tapi di kelas Eksekutif seharga Rp 960k. Saya sampaikan ke pelanggan, lalu oma-oma itu menolak karena nggak mau duduk jauh-jauhan laksana orang musuhan. Mereka jadi ribut sendiri, piknik terancam batal kalau mereka nggak mau duduk bareng di Eksekutif. Akhirnya setelah berunding alot, mereka setuju untuk tetap di kelas Ekonomi meskipun duduk berjauhan. Ketika kemudian saya mau booking-kan, ternyata sisa seat di kelas Ekonomi sudah habis..
Begitulah ternyata bisnis e-commerce di niche travelling, selain mesti pintar cari harga kompetitif, juga kudu bersaing dengan waktu. Semenjak kejadian itu, saya jadi belajar bahwa lain kali kalau ada orang tanya harga tiket ke saya, saya langsung booking-kan saja di agensi untuk menyelamatkan jatah seat. Perkara bayar, itu urusan belakangan. Dan itu ternyata ada hubungannya dengan cara saya memilih metode internet banking BCA yang saya pakai untuk pembayaran online.
KlikBCA
Metode internet banking BCA ini cocok untuk pelanggan yang baru tanya harga tiket, tapi masih mikir-mikir untuk beli.
Contoh kasus:
Pelanggan: “Mbak Vicky, saya mau beli tiket pesawat dari Semarang ke Ambon. Untuk besok, saya dan suami saya. Sorry ya mendadak.”
Saya (cari contekan daftar harga dari agensi tiket): “Oke, harganya Rp X.”
Pelanggan (keselek): “Hah? Mahal amat? Sebentar, saya tanya suami saya dulu.”
Saya biarkan si pelanggan berunding dengan suaminya. Tapi tetap saya booking-kan seat di maskapai itu atas nama mereka. Lalu saya pilih metode pembayaran online dengan KlikBCA dan saya masukkan userID KlikBCA Individu saya. Nanti keluar instruksi, order harus dibayar dalam tempo 60 menit atau hangus.
60 menit cukup untuk membuat pelanggan saya bilang setuju atau tidak setuju. Kalau pelanggan setuju, saya bayarkan pakai KlikBCA Individu. Tapi kalau pelanggan nggak jadi beli tiketnya, saya nggak bayarkan dan orderan itu akan hangus sendiri.
Saya senang metode ini karena pelanggan jadi punya cukup waktu untuk mempertimbangkan masak-masak demi membeli barang mahal. Tapi sedikit ribet karena KlikBCA ini harus memakai token KeyBCA. Nggak masalah kalau saya ada di rumah, sedang duduk manis. Yang lebih sering terjadi, justru saya lagi mobile, wara-wiri di luar rumah, mengawasi anak saya yang sedang main-main di taman. Mana lincah gerakan saya kalau mata saya sedang mengawasi Fidel sembari tangan saya memegang token dan smartphone sekaligus?
BCA Klikpay
Metode internet banking BCA ini sangat praktis karena saya nggak usah membawa-bawa token yang ribet itu.Β Yang perlu saya gunakan hanya sebuah smartphone dan sedikit kapasitas otak untuk menghafal 8 digit kode OTP.
Pelanggan: “Mbak Vicky, saya mau beli tiket pesawat dari Semarang ke Ambon. Untuk besok, saya dan suami saya. Sorry ya mendadak.”
Saya (cari contekan daftar harga dari agensi tiket): “Oke, harganya Rp X. Tinggal dua nih seatnya, mau nggak?”
Pelanggan (keselek): “Hah? Mahal amat? Ya udah deh, saya mau! Cepetan ya Mbak, saya harus ada di Ambon besok sore!”
Saya booking-kan seat-nya, lalu saya pilih metode BCA Klikpay. Keluar instruksi untuk memasukkan kode OTP. Begitu saya masukkan kode OTP-nya, pesanan terbayar. Selesai. Nggak sampai 10 menit. Dan saya bisa mengerjakan ini sambil memasak soto Betawi, sambil belanja groceries, sambil mengejar-ngejar Fidel yang sedang mengejar capung.
Tapi metode ini memaksa pelanggan harus langsung deal dengan harga yang saya tawarkan. Sebab kalau dia masih mau pikir-pikir dulu, saya nggak bisa booking-kan. Dan dia mungkin berhadapan dengan risiko seat murah direbut orang lain. Padahal seringnya, orang Indonesia pesan tiket itu mendadak ketika injury time. Dan seringnya harga injury time itu justru harga yang mahal.
Transfer BCA
Ada metode internet banking BCA lainnya yang jadi alternatif saya untuk membayar pesanan, yakni transfer ke nomor virtual account BCA.
Metode ini sebetulnya bisa mengulur waktu juga, seperti halnya membayar dengan BCA Klikpay. Hanya saja kalau melalui userID BCA Klikpay, saya harus membayar dalam tempo 60 menit. Adapun jika saya memilih metode transfer ke virtual account, saya punya waktu 120 menit.
Artinya, pelanggan saya punya waktu sekitar dua jam untuk memutuskan apakah mereka mau menebus tiket yang mahal itu atau tidak. Cara ini sangat bersahabat untuk pelanggan yang masih tukang pikir-pikir. Tapi sedikit merepotkan karena saya jadi harus mencatat nomor virtual account itu supaya tidak sampai salah transfer.
Dan itu membuat saya mengikhlaskan diri bahwa saya memang harus menyediakan waktu untuk menuliskan sejumlah angka rumit di antara sela waktu ketika saya sedang mengawasi Fidel mengejar-ngejar capung.. (Saya mengetik ini sambil memastikan di tas saya ada notes kecil dan bolpen.)
Penjual E-commerce Harus Luwes dengan Internet Banking
Saya sadar kalau mau terjun menjalankan bisnis saya di dunia online, saya harus siap mempelajari metode pembayaran apapun. Saya juga harus mengenali metode pembayaran mana yang paling disukai pelanggan saya, dan saya harus mencocokkan metode mana yang sesuai dengan karakter mereka. BCA mungkin punya banyak metode pembayaran yang berbeda, tetapi memang tiap metode mengandung kelebihan sendiri-sendiri untuk setiap nasabahnya yang unik. Dan banyaknya metode pembayaran BCA ini terbukti melancarkan pekerjaan saya dalam mengembangkan bisnis online.
Yang terakhir, saya ingin berbagi cara registrasi, aktivasi, dan belanja melalui BCA Klikpay. Singkat, praktis, dan mempermudah kegiatan kita. π
berpartisipasi dalam “My BCA Experience” Blog Competition
Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Paling seneng pake BCA KlikPay, praktis π
Iya, betul π
Wah pasti mudah banget ya soal urusan tranfer atau kiri kiriman uang, kedepan saya juga pengen, soalnya kalo saya belanja online, masih sering keluar ke ATM
Saya juga masih butuh ke ATM, tapi hanya karena ingin menarik tunai.
Urusan bayar-bayaran malah saya nggak pernah ke ATM lagi. BCA online membuat semuanya lebih praktis.
Saya biasa pake dua-duanya. Kalau ga ada fitur Klikpay baru deh Klik BCA. Klikpay enak cuman SMS π
Yaa Mas Unggul, betul banget. Cuman pakai SMS, asalkan kuat ngapalin kode 8 digit itu, hahahahah..
Tau gtu pas saya daftar klick bca, sekalian aja ya bikin klick pay.. Hufftt
saya baru pakai klikbca dan mobile bankingnya euy. Klikpaynya ini yang saya belum pernah coba.
Cobainlah. Bisa bikin dompet bocor gegara ngajak cash flow out melulu..