Sekitar beberapa bulan yang lalu, saya sempat dibikin pusing. Gegaranya, klien saya minta dicariin tempat kuliner enak di Surabaya dengan meeting room yang private.
Terus dia kasih syarat, kalau restoran itu kudu ada di kawasan Surabaya sebelah timur. Yaa supaya dekat rumahnya, gitu.
Saya ngaku aja ya. Rada susah cari restoran dengan meeting hall yang jual makanan enak di Surabaya, terutama di kawasan timur. Biasanya sih sementok-mentoknya butuh meeting hall ya mendingan saya pilih hotel. Alesannya ya supaya para tamu nggak susah cari parkir.
Cuman kadang-kadang klien saya masih belum kuat aja bayar sewa meeting hall di hotel. Mereka lebih prefer bikin workshop-workshop-an di restoran, karena biasanya harganya lebih murah.
Ada lagi problem lainnya. Tempat makan di Surabaya timur seringkali nggak siap mental buat terima tamu banyak. Definisi banyak maksud saya ya kira-kira 100-an orang gitu.
Saya nggak ngomongin ketersediaan kursi dan meja lho ya. Yang saya maksud adalah kalau berani mengakomodasi 100 orang dalam suatu event ya berarti kudu berani kasih lahan parkir untuk 100 sepeda motor. Kalau mengharap tamunya rada tajiran ya kudu siap kasih lahan parkir (berikut ngebajak pinggiran jalan raya), ke minimal 30 mobil.
Di mana coba yang bisa kasih lahan segini di Surabaya timur?
Beberapa restoran di Surabaya timur sini sudah mencoba mengatasi ini dengan nyewa lahan untuk valet. Cuman ya beberapa tamu kadang masih nggak nyaman aja kalau harus mempercayakan mobil mereka ke tukang valet. Kalau lapangan valetnya ternyata debuan, gimana? Mana cicilan mobil belum lunas, pula.. oops.
(Meskipun saya rasa ini sekedar masalah budaya sih.)
Saya mau ambil contoh kawasan Manyar Kertoarjo. Kawasan ini sudah beken sebagai rujukan para pelapar yang mencari sejembreng restoran enak di Surabaya sebelah timur. Harga makanan boleh tinggi, tapi teteep aja banyak tamu masih terpaksa ngemperin mobilnya di pinggir jalan. Dan mempercayakan keamanan parkir mobilnya kepada Tuhan Yang Mahaesa.
Yang bikin sedih, sebagian lampu jalan yang mestinya menaungi mobil parkiran restoran itu, sudah mati. PLN mana PLN?
Di kawasan MERR masih banyak restoran yang baru buka. Sebab banyak juragan sudah berhasil dapetin modal untuk membangun restoran di atas lahannya yang udah dibeli semenjak jaman dinosaurus. Si juragan sudah mulai nyasar konsumen high end juga yang sanggup bayar banyak dan bawa rombongan segambreng. Tapi si juragan lupa, berani ngundang tamu borju kudu sedia lahan parkir luas juga.
Akibatnya, untuk mendapatkan restoran yang punya meeting hall, tamu terpaksa parkirkan mobilnya di ruko sebelah sang restoran.
Interupsi. Saya belum berani bicara tentang kawasan Rungkut. Sebab meskipun di Rungkut banyak pelaku industri makanan, buat mata saya, Rungkut itu bukan Surabaya timur, tetapi Surabaya tenggara.
Intinya mah, kalau bikin pertemuan meeting-meeting-an sekaligus makan-makan yang melibatkan orang banyak, agak sulit mengandalkan Surabaya bagian timur.
Sampai kemudian saya menemukan, bahwa yang rada bisa memenuhi ekspektasi untuk orang-orang kantoran yang kepingin makan sambil meeting serius adalah Niki Sae. Restoran keluarga di Surabaya ini berada di seberang Galaxy Mall. Berupa bangunan gedung dengan lapangan parkir yang bisa bikin Anda kepingin main futsal. Serius, lahan parkirnya ini bisa muat sampai sekitar 20-an mobil.
Niki Sae adalah restoran berkapasitas sekitar 200 orang (belum termasuk meeting hall-nya yang akan saya ceritakan kemudian). Dengan meja-meja makan berupa sofa-sofa yang ditata nyaman. Cocoklah untuk menjamu keluarga yang sudah sepuh-sepuh, atau untuk menjamu pejabat.
Bagian yang menarik buat saya adalah lantai atasnya mengandung meeting hall segede-gede gaban. Hall ini muat untuk 120 orang dalam meja bundar.
Saya sempat mengintip hall-nya itu, dan menemukan layar proyektor sedang berdiri tegak di tengah dinding lengkap dengan proyektornya. Waitress yang menemani saya bercerita bahwa mereka bisa sediain sound sytem juga.
Tetapi nyewa meeting hall di sana kudu bikin booking jauh-jauh hari. Sebab, booking-an hall-nya padat melulu dengan orang-orang yang bikin meeting gede. Tamunya ya dari kalangan korporat. Atau dari kalangan keluarga untuk bikin acara pernikahan, ulang tahun, atau pertunangan.
“Paling meeting hall-nya nggak terpakai sehari dua hari dalam seminggu,” cerita manajernya kepada saya. Sekitar beberapa hari sebelum saya datang, tempat itu habis dipakai PT Samator Land dan PT BPJS untuk rapat.
Saya sholat di musholla sana (catet! Temapt ini punya musholla yang sajadahnya nggenah), kemudian duduk di meja makan sembari menikmati hidangan.
Waitress-nya menyajikan kepada saya calamari plus cap cay. Tapi di hari yang sangat terik itu, saya malah lebih tertarik pada mie dan tahu jepang-nya yang disajikan di atas hot plate. Saya menyeruput minuman segar dingin di meja, berupa orange juice, lalu mulai mengincipi mie-nya beberapa sendok.
Kawan saya yang makan siang dengan saya hari itu, mencomot beberapa potong fillet gurame asam manis. Dan matanya langsung berbinar-binar menyesap masakan gurame itu.
Saya pun mengambil fillet gurame itu juga, lalu menyendokkannya ke mulut saya. Masya Allah. Enakk. Saya ambil lagi guraminya. Enak betul.
Akhirnya saya menghabiskan sepanjang sisa siang itu sembari mengobrol dengan kawan-kawan sambil ngegado gurame.
Lihat video saya ini ketika berkunjung ke Niki Sae ya..
Niki Sae menjual macam-macam menu ayam (sekitaran Rp 40k-an) plus menu sapi dan sea food (sekitaran Rp 50k). Meskipun citarasanya pas untuk lidah Tionghoa, tetapi mereka juga menyediakan menu Suroboyoan macam rawon dan tahu campur.
Salah satu menu minuman yang paling mereka unggulkan adalah kopinya. Niki Sae bahkan memasang diskon 50% untuk mereka yang minum kopi di sana. Asalkan datang sebelum jam 12 siang.
Lha memangnya nggak kesiangan? Oh oh, Niki Sae buka jam 8. Iya, kalau Anda turis dan kepingin cari sarapan enak di Surabaya, Niki Sae siap meladeni Anda.
Kalau kita kepingin nyewa meeting hall di Niki Sae, kita bisa sewa ruangan dengan mulai dari budget Rp 3,25 jutaan untuk 50 orang. Dengan anggaran segini kita boleh pakai ruangan berikut fasilitas-fasilitasnya sekitar 2 jam. Kalau mau lebih lama lagi, tinggal bayar Rp 100.000,-/jam. Harga segini kita sudah dapat menu ayam goreng, cap cay, fu yung hai, dan es campur.
Tambah sekitar hampir Rp 2 jutaan lagi, kita sudah dapat udang saos inggris, sup kepiting asparagus, nasi goreng, dan es buah, untuk 50 orang.
My Verdict
Menurut saya sih ya, jalan MERR yang nyambung dengan Jalan Soekarno Hatta alias Jalan Dharmahusada Indah Timur itu, di masa depan bakalan rame banget. Soalnya kendaraan-kendaraan yang lewat sana ialah kendaraan yang transfer antara Pulau Madura dengan bandara. Kebayang gedenya volume kendaraan di sini.
Saya rasa masuk akal juga kenapa banyak lahan makin laris di sini buat dijadiin kantor-kantor. Ada kantor, pasti butuh tempat kuliner. Dan tempat kulinernya pasang target segmen korporat.
Untuk tempat kuliner di Surabaya tinur yang nargetin segmen ini, Niki Sae udah curi start duluan dan jadi pioneer buat bikin branding.
Niki Sae bisa dijangkau dengan bantuan peta ini:
Kalau sedang wandering around Surabaya timur, Anda senang makan di mana?
Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Kirain saya itu sup, Mbak. Ternyata cap cay. Baru kali ini saya lihat cap cay dengan kuah yang banyak. Tapi mangkoknya bagus, ya 🙂
Cap cay buat dimakan sendiri, kalo dilihat dari pilihan mangkoknya sih. Kayaknya saya pernah lihat mangkok gitu di toko peralatan makan terdekat. Mau beli, tapi kok takut dipecahin anak saya..
Susah memang mau cari tempat meeting yg bisa muat banyak ya mba.. Di jkt pun sama. Blm lagi macetnya yg ga nahan utk menuju tempatnya.. Kalo meetingkan biasanya hr kerja tuh. Jgn harap bisa tepat waktu lah. Makanya kalo kantorku sendiri, mau meeting banyak gitu, biasanya kita ttp di branch, ato branch yg terbesar, trs makanan pesen katering :D. Ini udah cara paling baik dan efficient kalo di jkt -_-
Thanks a lot buat insight-nya tentang kemacetan di Jakarta ya.
Sebentar lagi level kemacetan di Surabaya juga akan mencapai seperti level Jakarta. Jalan MERR yang aku ceritakan di atas itu, sedang banyak dibangun gedung perkantoran. Dalam beberapa tahun lagi bakalan banyak sekali kantor di situ, sehingga kebutuhan tempat meeting pasti juga akan meningkat. Ini sebabnya aku tulis artikel ini, untuk bantu pembaca yang mencari tempat meeting yang efisien di sekitar Jalan MERR itu.
kak tante Piki, tanya dung.
Bulan Oktober besok kantorku mau ada acara untuk 40 orang (termasuk dirimu & papa Fidel). Apakah tempat cocok?
Karena dengan hall 120, apa bisa dibuat untuk 40-an orang?
Makasih
Sangat membantu sekali dan bisa jadi referensi saat ke Surabaya
Hohoho..iya, kalau mau ngumpul-ngumpulin direktur, di sini aja, Mas..
Autofokus sama gurame asam manis. Ini bacanya juga ikutan meleleh saya, jadi ikutan laper. Hehe
Lahan parkir emang penting banget sih, kalau saya biasanya nyari tempat makan yang sedia lahan parkir dulu, percuma makan enak tapi parkirnya bikin orang lain jadi nggak enak.
Jempol deh buat Niki Sae, jeli 😀
Iya. Saya juga cenderung milih restoran yang parkirnya gampang. Kecuali kalau ke sana pakai taksi online 🙂
Cukup berani juga Niki Sae, ketika restoran-restoran lain belum berani membuka restoran untuk korporat, dia udah maju duluan. Justru yang “pertama” begitu nantinya bisa mendapatkan tempat tersendiri di hati konsumen.
Pengen fillet guramenya….
Sebetulnya di kawasan Surabaya timur sudah cukup banyak restoran di korporat. Tetapi kendalanya ialah suasana ruangan yang perlu disegarkan dan persediaan lapangan parkir. Jadi di sinilah Niki Sae mengungguli keperluan itu.
bungkusin capcaynya.. pengen dibawak pulang wkwkwkwk
Ke sini dong 🙂
wah sangat menggugah selera aku banget nih
Iya, betul, Hastira..
Seger banget kuah capcaynya, pengen disendokin….
Dan rasanya enak lho 🙂