Sewaktu nafsu makan saya mulai meningkat, saya jadi waswas. Saya tahu persis saya nggak hamil, jadi saya pikir bolak-balik kepingin ngemil ini pasti gegara stress. (Ya gimana nggak stress, saya mondar-mandir ngurusin kelas SEO di sana-sini.)
Persoalannya, kalau nafsu makan naik melulu, nggak cuman tagihan ojol makanan yang bengkak. Tapi sudah pasti timbangan bakalan geser ke kanan. Makanya sebelum perut menggendats, nafsu makan saya kudu dikontrol!
Cara Mengontrol Nafsu Makan
Sudah beberapa tahun terakhir, saya mengakali nafsu makan saya dengan makan buah dulu, baru nasi. Karena buah itu banyak seratnya, jadi bikin kenyang duluan sebelum nasi.
Tapi beberapa bulan terakhir, memang cara itu jadi nggak efektif. Soalnya saking sibuknya kegiatan saya, saya nggak sempat ngupas buah >,<.
Sampai kemudian, saya diingetin kawan tentang pengaruh warna terhadap nafsu makan. Katanya, ada warna-warna tertentu pada lampu ruangan yang memang ternyata bikin nafsu makan naik. Misalnya, warna kuning atau oranye.
Bukan, bukan makanan dengan piring warna kuning yang bikin jadi laper. Tapi karena..lampu ruangannya yang warna kuning itu.
Kamu pikir kenapa coba kafe-kafe sok romantis yang lampunya warna kuning-kemuning selalu membuat orang menoleh? Sebaliknya, kenapa depot jadul yang lampunya warna putih sendu jarang membuat kita mampir?
Warna Penyebab Nafsu Makan
Ternyata, ada saraf sensoris kita yang lebih bereaksi positif terhadap makanan kalau warna cahaya ruangannya itu kuning (lihat penelitiannya di sini -> CY Wang, 2020). Warna cahaya putih yang cenderung kekuningan juga bisa bikin laper.
Atau warna oranye, juga bisa. Merah pun termasuk yang bisa bikin laper. Sebabnya, warna-warna kuning, oranye, merah, putih kekuningan, ini termasuk warna hangat (dengan temperatur warna sekitar 3000 K atau kurang).
Warna hangat itu meningkatkan nafsu makan.
Sebaliknya, ada warna-warna yang malah mengurangi nafsu makan. Kalau mata kita melihat cahaya warna biru, misalnya, nafsu makan kita cenderung berkurang. Sebabnya, warna biru ini termasuk warna dingin (temperatur warna sekitar 5000 K atau lebih). Yaa masih mau makan sih, tapi nggak selapar kalau melihat warna hangat.
Pantesan saya nggak cenderung tertarik kalau lihat depot burung dara jadul deket rumah. Soalnya setelah saya perhatikan lagi, lampu depotnya memang pake warna putih, dan pendar putihnya cenderung abu kebiruan gitu lho. Ngerti kan, hahahaa..
Gara-gara baca urusan pengaruh warna terhadap nafsu makan ini, saya jadi ngide. Akhirnya saya mutusin, saya coba pakai lampu warna di ruang makan rumah saya.
Memanfaatkan Lampu LED Warna-Warni
Jadi ceritanya tuh, saya pasang lampu LED di ruang makan rumah saya. Lampunya sengaja saya pasang yang pendaran warnanya bisa warna-warni (selain putih, tentu saja).
Jangan dibayangin kalau kita pasang lampu ginian di rumah, terus muka kita jadi warna-warni kayak di diskotik, hahaha… Enggak lho ya.
Warna kulit kita ya tetep begini-begini aja. Namun yang berwarna itu pendaran lampunya, dan yang merasakan ambience dari warna lampunya itu adalah mata kita. Persepsi dari melihat warna pendaran lampu itu yang akan mengatur otak kita untuk berselera makan (atau tidak mau makan).
Kalau saya lagi makan ya, saya setel lampunya jadi warna biru. (Atau setel pakai warna putih juga, tapi temperaturnya 5000-an Kelvin lah). Dengan begini, otak bawah sadar saya jadi nggak mau nambah, sehingga merasa cepet kenyang.
Tapi beda cerita kalau saya lagi makan sama anak saya. Anak saya ini kan suka nggak mau makan ya, apalagi kalau menunya sayur.
Jadi saya setel lampunya warna oranye, supaya otaknya terangsang jadi ceria dan mau makan. Warna putih juga oke sih, tapi temperaturnya di bawah 3000 K. Sejauh ini sih, akal-akalan lampu ini berhasil kalau dikasih sayur, hahaha..
Oh, bicara soal sayur, jiika waktunya saya mengolah sayuran gitu, lampunya saya setel hijau. Karena pendaran warna hijau itu membuat penampilan dedaunan sayurnya tetep seger dan menarik.
Saya nggak pakai warna putih anget atau kuning, soalnya warna hangat itu bikin warna sayuran jadi cepet kusam lho. (Kamu pikir kenapa tempat sayur di kulkas selalu berada di paling bawah?)
Jadinya kayak ada upacara khusus gitu ya, mau makan aja kudu puter-puter saklar lampu? Eeh, enggak dong. Kan ada jenis lighting yang smart tanpa kudu puter-puter segala. Makanya ini gunanya smart lighting, untuk hidup lebih mudah dan nyaman.
Dan untuk keperluan smart lighting ini, saya pilihnya lampu khusus dari Philips, namanya Philips Smart LED Connected by Wiz.
Ini suatu lampu LED yang bisa memancarkan warna putih dan juga warna-warni, terus dikendalikannya pakai suatu aplikasi khusus bernama aplikasi WiZ.
Spesifikasi Lampu Philips Smart LED Connected by WiZ 12 Watt Smart WiFi Downlight Tunable White and Color
1000 lumen
Dimensi produk: width 170 mm, height 49.5 mm
Dimensi ukuran potong: diameter 150 mm
220-240V – 50/60Hz, 2200K-6500K
Wi-Fi kompatibel:
- Wi-Fi CertifiedTM 2.4GHz 802.11b/g/n
- WPA3TM – Personal
Untuk Apa Aplikasi Philips WiZ?
Lampunya Philips ini memancarkan sinyal yang bisa dilacak pakai WiFi, sehingga smartphone apapun yang terkontak sama Wifi bisa mengendalikan lampu ini. Dengan syarat, smartphone ini dipasangi aplikasi Wiz.
Saya download aplikasi WiZ ini dari Google Play Store. Waktu saya baru pertama kali pakai aplikasi ini, aplikasinya saya arahkan untuk melacak lampu Philips saya (istilahnya itu pairing).
Setelah aplikasinya bisa melacak lampu itu, maka saya pun bisa nyalain dan matiin lampunya dari smartphone. Termasuk ngatur-ngatur warna biru-kuning-ijo itu pun juga dari smartphone.
Praktis banget aplikasi WiZ ini. Jadinya saya nggak perlu bangun untuk setel-setel saklar hanya demi ngatur warna. Bisa dikontrol sambil rebahan, sambil setel otomatis, bahkan bisa disetel dari luar rumah juga. Pairing-nya gampang pula, selama sinyal wifi yang tertangkap smartphone kita itu kenceng.
Gak heran lah. Emang Philips WiZ ini ahlinya lampu pinter sih. Karena nggak cuman nggonta-ganti warna, tapi temperatur warna juga bisa disetel-setel.
Dan lagian, ada catetan akurat tentang energinya di aplikasi Wiz, yaitu di menu Energy Consumption. Jadi di situ ada hitungannya, tiap minggu keluar berapa watt, tiap bulan keluar berapa watt. Cocok buat kamu yang suka itung-itungan biaya listrik. Hayoo.. aplikasi lampumu ada catetan giniannya nggak?
Cara setting Philips Smart LED Connected by WiZ
Senengnya, semenjak saya pakai ini, nafsu makan saya jadi terkontrol. Lumayan lho, rasa lapernya nggak sesering yang dulu lagi.
Anak saya juga lebih semangat kalau makan, karena dia lihat ambience ruangannya juga jadi beda. Sekarang dia malah suka atur-atur warna lampunya sendiri, kadang oranye, kadang pink, kadang ungu, berasa kayak di taman ria, hahahaha!
Smartizen, yuk beralih ke lampu pintar/smart lighting. Kontrol nafsu makanmu kayak saya, dengan pencet link ini ->
Share yuk artikel ini ke keluargamu 🙂
Vicky Laurentina adalah food blogger, sekaligus dokter dan ibu dari seorang anak. Buka halaman ini, “Tentang Vicky Laurentina” untuk tahu latar belakang Vicky, atau follow Instagram dan Twitter untuk tahu keseharian Vicky.
Terjawab pertanyaanku selama ini, kenapa kalau terangnya lampu kebangetan ku jadi enggan singgah makan. Tapi kalau kafe yang lampunya sok romantis bikin ku langsung belok kanan masuk ruangan. Ternyata ada hubungan antara saraf sensoris yang bereaksi positif, kalau warna hangat bikin laper…
Kalau gitu aku mesti punya nih Lampu Philips Smart LED ini, biar nafsu makanku lebih terkontrol, pandemi bikin berat naik 10 kg dan belom bisa balik lagi huhuu
Hayuk, Mbak, turunin berat badan 10 kg pakai lampu Philips :))
Pantesan ada kedai makan di Malang arah ke Batu, kedainya pakai lampu warna kuning jadi cenderung remang2 gitu
Ya, diduga kedai yang pakai lampu warna kuning ini memang tujuannya memicu lapar dari konsumennya. Meskipun memang kalau dilihat dari luar jadi remang-remang..
Loh iyakah
Saya baru tau kalau warna bisa memberikan efek suka makan or makan nikmat
Tapi kenapa di beberapa Resto ada yang malah remang2 ya atau mungkin pencahayaan hanya di focus-kan pada hidangan
Hai, Mbak Maharani..
Di beberapa restoran, lampu dibikin remang-remang karena memang sengaja penataan lampunya berupa lampu berwarna kekuningan, dan lampu-lampu ini hanya pada titik-titik tertentu di ruangan.
Karena fungsinya menciptakan “ambience” hangat. Ambience hangat ini secara psikologis memang terbukti meningkatkan selera makan.
Jadi dengan lampu remang-remang ini, diharapkan konsumennya jadi lapar dan mungkin akan menambah pesanan. Asalkan titik remang-remangnya memang titik yang tepat.
Saya baru tahu kalau warna bisa memengaruhi nafsu makan. Kayaknya saya harus makan di kamar karena lampu yg bisa diubah warnanya ada di kamar tidur. Haha
Eni jangan kayak orang susah dong. Beli aja lampu warna lagi, terus dipasang di ruang makan, hahaha…
Wuiiiihhhh, baru tahu Mbaakk, kalau ternyata pencahayaan ngaruh ke nafsu makan, saya mau coba deh, kebetulan saya punya lampu yang bisa diatur warna cahayanya.
Pas banget nih sekarang saya lagi naik banget nafsu makannya, sedih jadinya liat lemak makin numpuk hehehee
Hihihi.. pasti Mbak Rey makannya di ruangan yang lampunya warna kuning melulu.. hahahaha…
Oh, jadi hp dipasang aplikasi Wiz aja, trus bisa deh pakai wifi untuk mengendalikan lampu Phillips ini. Canggih banget ya warnanya bisa disesuaikan dengan selera. Kalau kepengen makan agak dikit, set langsung ke warna biru hihihihi 😀 Pantesan ya kalau lihat warna2 hangat, selera makanku meningkat wkwkwkwk 😀 Enak bener lihat gaya mbak Vicky makan 😀
Nafsu makan dan lampu ada kaitannya ya ternyata.
Wah berarti kudu di cek nih semisal ponakan Ndak mau makan itu mungkin juga karena lampu
*tiba-tiba aku jadi ngakak* :))
Hai, Mbak Vicky.. Ternyata letak sayur selalu di bawah kalo dikulkas memang ada alasannya ya, haha..
Dan itu kalo lampu harus diputer-puter capek juga ya, wkwk.. Untungnya ada si canggih Philips Smart LED Connected by WiZ yah, jadi tinggal tutul-tutul smartphone ajah lampunya bakal berubah warna, dong.
Ku kudu punya lampu pinter ini keknya biar nafsu makan terkontrol, hihi..
Hayu hayu, Rizky, beli lampunya juga yuuk 🙂
ternyata warna lampu juga bisa mempengaruhi nafsu makan kita ya, mbak. bisa nih nanti dicoba ganti lampu di rumah pakai phillips ini biar bisa mengatur warnanya
Iya, Mbak Antung. Dicoba yuk di rumah 🙂
Unik banget lho caranya kak vicky manfaatin teori warna buat mengatasi nafsu makan,
Hihihi… Gak banyak ya orang mikirin ini…
Suka banget foto yang berdua ama Fidel, dia kelihatan menikmati banget makanannya.
Oiya, dia emang suka banget makan di bawah lampu kuning gini 🙂
Di rumah pakai lampu led yang warna putihnya error. Jd pakai lampu kuning
Pantes jd suka makan (hmm apa ini alasan aja)
Coba lampu kuningnya diganti dengan lampu yang bikin warna ungu, atau biru. Paling jadi nggak suka makan, hahaha…