Nusa Penida yang Bukan Beach Hopping

Denger orang berwisata ke Nusa Penida tuh sekilas kayak beach hopping. Soalnya foto-foto tentang Nusa Penida yang berseliweran mesti soal pantai, pantai, melulu.

Padahal setelah saya jalanin sendiri ngider keliling Nusa Penida, ternyata yang saya kerjain bukan beach hopping, melainkan cliff hopping!

Apa Saja yang Ada di Nusa Penida?

Awalnya saya kirain Nusa Penida itu isinya resorts berjejer yang dipenuhi turis-turis Ostrali. Karena begitulah yang saya lihat dari situs-situs wisata.

Tapi setelah saya jalan sendiri ke Nusa Penida beberapa minggu lalu, ternyata bukan begitu. Nusa Penida ini suatu pulau yang nggak cuman tempat wisata doang. Ada penduduk sipilnya, ada rumahsakitnya, ada sekolahnya, dan ada pasar yang dipenuhi ibu-ibu lokal jual-beli sayur.

Tempat wisatanya umumnya berupa pantai, tapi nggak semua pantainya perlu banget dikunjungin. Kayak contohnya nih ya, waktu saya ke Crystal Bay, saya beneran main ke pantainya. Maksudnya, ya main ombak, ngerendam kaki di laut, gitulah.

Wisata Nusa Penida 2022

Tapi beda waktu saya dateng ke Kelingking Beach maupun Diamond Beach. Ternyata saya bukan ke pantai beneran, melainkan ngeliatin pantainya aja dari puncak tebing. 

Pada dua pantai yang saya sebut terakhir itu, kalau saya sampai turun beneran ke pantainya buat bersentuhan dengan ombak, maka itu namanya cari gara-gara. Sebab berarti saya kudu turunin tebing yang terjal banget.

Untuk masing-masing pantai itu, nurunin tebingnya kira-kira butuh waktu 1 jam. Buat balik naik lagi butuh waktu lebih dari 1 jam. Kok gini amat ya mau berenang di pantai aja?

Makanya kalau kamu suka lihat foto-foto cantik pantai Nusa Penida di internet, kamu baiknya perlu kritis menilai. Apakah itu foto diambil secara drone view atau dari arah sejajar ombak?

Kalau foto yang sejajar ombak, yang motret itu kemungkinan besar telah belain turunin tebing terjal demi berenang. Terlalu berat perjuangannya demi moto doang. Tapi kalau foto pantainya arah drone view, bisa banget kita moto dari atas bukitnya aja.

Keistimewaan

Lha terus apa istimewanya motretin pantai-pantainya Nusa Penida, selain foto laut indah yang sebiru safir itu? Tak lain adalah, karena di sekeliling pantai ini, bertebaran pulau karang besar tinggi yang bentuknya cakep-cakep.

Yang paling beken aja, misalnya, namanya Kelingking Beach, ini bentuk pantainya berupa semenanjung besar yang kalau dilihat dari drone view jadi mirip kepala T-rex.

Deskripsi objek wisata Nusa Penida

Ada juga pantai lain, yaitu Diamond Beach. Disebut diamond karena di pantainya ada pulau karang besar tinggi, yang kalau dilihat dari samping itu bentuknya mirip berlian.

Wisata Nusa Penida barat

Broken Beach lain lagi. Ini bukan pulau, melainkan semenanjung kecil yang entah kenapa di bagian bawahnya itu ada bolongan supergede. Memberi kesan seolah tebing semenanjung itu telah dikeropos ombak sehingga seperti rusak alias broken, tapi masih ada sisi semenanjungnya yang menancap kuat di laut.

Wisata Nusa Penida terbaru

Kebanyakan turis, kayak saya, udah cukup aja menikmati pantai itu dari atas bukit. Soalnya yang dicari emang foto pulau karangnya doang.

Tapi ada segelintir turis lain yang belain turunin tebing dari bukit itu untuk berenang. Nggak pa-pa nurunin tebingnya sekitar 1 jam aja, toh mereka berenangnya sendiri sekitar 2 jam gitulah. Heh, kok lama? Yaa sebab mereka ini rerata bukan orang Indonesia, dan rerata di negara mereka emang nggak ada pantai model gini, yang hawanya hangat, banyak karangnya, dan bisa direnangin.. 

Wisata Lain Selain Pantai

Kamu yang jarang lihat sawah mungkin akan sedikit menikmati Bukit Gamal di kawasan timur Nusa Penida. Bukit ini berupa savana luas dengan gundukan-gundukan raksasa. Pernah lihat bukit di film Teletubbies jaman kamu masih kecil? Nah, mirip!

bukit Teletubbies Nusa Penida

Biasanya orang dibawa singgah ke sini oleh guide Nusa Penida buat foto-fotoan. Umumnya sih buat singgah doang sebelum main ke Raja Lima yang ada Diamond Beach-nya itu.

Tapi menurut saya, kalau kamu nggak suka pantai, mending kamu mengalokasikan anggaran jalan-jalanmu ke Ubud aja..

Hotel

Untuk ukuran Nusa Penida yang sinyalnya masih nggak konsisten antar operator, hotelnya ternyata buanyaaak.

Saya sering banget nemuin resorts kecil milik penduduk. Resort ini berisi puluhan kamar yang dibangun dengan arsitektur ala Bali, tapi udah punya restoran dan kolam renang sendiri. Di tiap desa di Nusa Penida, pasti ada aja orang yang punya resort. Dan hampir semua resort punya staf yang bisa ngomong bahasa linggis.

Memang resort-nya jarang banget yang dimiliki hotel jaringan, jadi mending kamu simpen dulu deh kartu membership hotelmu. Tapi resorts-nya rerata udah ada di agen travel online, jadi ya bisa kamu pesen sebelum mendarat di Nusa Penida.

Innora

Resort tempat saya nginep, berada di pinggir hutan. Terdiri atas 5 kamar, dan punya restoran sendiri. Ada kolam renangnya, dan kolamnya model infinite yang menghadap jurang.

Restoran

Oh ya, di tiap desa juga selalu aja ada restoran yang tempat parkirnya luas. Makanan yang dijual rerata sih netral, semacem makanan China kayak mie goreng, atau makanan Jawa sederhana kayak soto ayam gitu.

Beberapa restoran juga jualan hidangan Barat kayak pancake, omelet, atau steak ayam. Tapi nggak terlalu banyak yang jualan babi.

Waktu saya berada di Nusa Penida, saya berhasil memadamkan kelaparan di suatu restoran deket Kelingking Beach. Restoran ini di pinggir jalan raya, dengan kapasitas sekitar 80 pengunjung, dan menghadap sawah.

Restoran ini ada mushollanya juga. Saya bisa ketemu restoran ini, mungkin karena keluarga saya milih paket wisata Nusa Penida yang bisa memahami turis muslim. Iya, kalau main ke Nusa Penida tuh memang enaknya pakai paket tour gitu deh.

Bisnis Paket Wisata Nusa Penida

Servis paket wisata di Nusa Penida memang menjamur banget. Penduduk pulau sini memang udah ngeh banget sama tempat mereka yang ciamik, jadi banyak dari mereka yang berbakti jualan paket jalan-jalan.

Biasanya, orang-orang Nusa Penida tuh bikin hotel berkonsep resort dulu di desa mereka. Lalu pemilik penginapan ini beli mobil-mobil, terus merekrut temannya untuk jadi supir buat nganterin para tamu.

paket tour Nusa Penida 2 hari 1 malam

Untuk mendatangkan tamu, para pemilik penginapan bekerja sama dengan perusahaan fast boat di Pulau Bali. Barengan, pemilik penginapan, supir, dan perusahaan fast boat membentuk layanan paket wisata keliling Nusa Penida.

Jumlah hotel di Nusa Penida sekarang sekitar 300 hotel. Supir mobil di Nusa Penida juga ada sekitar 500-an, dan mereka punya grup WhatsApp khusus driver Nusa Penida.

Pada dasarnya, ada tiga macem paket wisata Nusa Penida yang banyak dijual:

  1. Half day tour, ini keliling Pulau Nusa Penida seharian, tapi nggak pakai nginep.
  2. Full day tour 2 hari 1 malem, artinya keliling Pulau Nusa Penida seharian, pakai nginep.
  3. Tour 3 hari 2 malem, biasanya diisi keliling Pulau Nusa Penida, terus main ke Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Ceningan juga. Atau bisa juga tidak keliling pulau, tapi di-customized dengan berenang di salah satu pantai sampai gosong.

Keluarga saya sendiri ngambil paket yang 2 hari 1 malam. Soalnya kalau kami nggak nginep, kami harus kejar-kejaran dengan jadwal kapal yang akan membawa kami pulang dari Nusa Penida. Padahal saya kan pingin mempelajari pantai-pantainya Nusa Penida dengan santai..

Supir-supir yang ngurusin paket tour ini multifungsi banget. Mereka nyetirin mobil, sekaligus jadi guide, dan jadi kameramen juga. Yang ajib adalah mereka ini tau aja sudut-sudut mana yang cakep buat selfie. Kadangkala, mereka jadi pengarah gaya juga. 

Angel's Billabong Nusa Penida

Malah sebagian dari mereka nyambi jadi admin sosmed dari biro travel mereka sendiri. Soalnya sering tuh mereka sambil shooting-in kita, juga sekalian bikin video buat konten mereka sendiri.

Bisakah Ke Nusa Penida Tanpa Tour?

Oh banyak banget turis yang datengin Nusa Penida tanpa nyewa paket wisata, tapi umumnya ini bukan orang Indonesia.

Banyak turis dari luar negeri yang dateng ke Nusa Penida dengan numpang fast boat doang, lalu mandiri pesen hotel sendiri. Untuk beach hopping, mereka nyewa motor. Memang di pelabuhannya Nusa Penida itu, ada lapak yang nyewain sepeda motor.

Cuman setelah saya ngiderin Nusa Penida, saya nyadar bahwa naik motor bukanlah opsi yang aman jika kita bukan warga lokal.

Pasalnya, contour jalan di Nusa Penida itu berbukit-bukit, dan banyak bukitnya yang miring sekitar 50-60 derajat. Ruas jalannya sempit-sempit, cuman muat dua mobil doang (ya atuh, namanya juga jalan tingkat kecamatan). 

Di deket Kelingking Beach, saya sering banget ketemu sepasang bule terpaksa nuntun motor matic karena nggak kuat nanjak. Mana warung terdekat jauh pula, jadi serem juga kalau remnya blong atau bannya gembos.

Beberapa kali juga sinyal handphone saya merem-melek. Apalagi di kawasan Broken Beach tuh, aduh bubar deh sinyal HP dari segala operator. Mending jangan bawa motor sendirian deh kalo medannya kayak gini, apalagi kalau kamu bukan pemegang KTP Nusa Penida. 

Guide saya bahkan cerita bahwa pernah seorang turis asal India meninggal, gegara motor yang disetir si turis itu remnya blong dan jatuh ke jurang di kawasan barat Nusa Penida.

Dan nggak ada yang bawa mobil juga di pulau sini selain penduduknya sendiri. Turis-turis di Nusa Penida nggak diperbolehin nyewa mobil lepas kunci, soalnya penduduk lokal takut mobilnya nanti kenapa-kenapa di jalanan yang nggak bersinyal. 

Mobil di sini rerata tipe Avanza, Xenia, Terios, karena emang buat nganterin tamu rombongan. Jarang banget saya ketemu sedan. Dan nggak ada bis!

Tiket Masuk Nusa Penida

Pada dasarnya, masuk Pulau Nusa Penida ini gratis. Soalnya kan cuman masuk wilayah kecamatan doang.

Objek-objek wisata kayak pantai-pantai yang saya sebutin tadi juga gratis tiket masuk. (Atau mungkin ada tiketnya, saking aja saya nggak tau karena supir saya yang ngurusin paketnya itu udah nanganin semuanya).

Paluang Cliff Bali

Beberapa objek itu memang ada loketnya, tapi loketnya seringkali kosong-melompong alias nggak ada yang jaga. Lagian nggak ngefek juga, soalnya pantai-pantai itu buka sampai malem dan memang nggak ada yang jagain.

Hanya, memang ada beberapa objek tertentu yang kudu bayar. Contohnya nih, di Raja Lima ada spot yang sekarang lagi viral, berupa suatu rumah pohon. Untuk foto di rumah pohon ini kudu bayar sekitar Rp 75k.

Meskipun saya udah tiba di tebing buat nontonin Raja Lima, tapi saya ogah ke rumah pohon ini. Soalnya untuk ke spot satu ini, saya kudu turunin tebing yang agak jauh dan terjal.

Tapi guide-nya nunjukin kok, mana spot yang kalo mau foto itu kudu mbayar, dan mana spot yang harates.

Cara ke Nusa Penida

Nah, kalau mau mendatangi Nusa Penida sebagai turis ini, harus pakai fast boat.

Fast Boat

Dari Pulau Bali, boat-nya bisa berangkat dari Pelabuhan Padangbai (Karangasem), Pelabuhan Kusumba (Klungkung), atau Pelabuhan Benoa (Nusa Dua).

Sebagian boat bahkan nyebrang dari Nusa Tenggara Barat, yaitu dari Pelabuhan Lembar.

Tapi sumber pelabuhan fast boat paling banyak ya kayak boat saya, yaitu Pelabuhan Matahari Terbit (Sanur). Di pelabuhan ini, ada sekitar 100 operator kapal yang siap berangkatin penumpang menuju Nusa Penida.

Kamu nggak usah pusing milih mana operator kapal yang enak. Soalnya, kapalnya dipilihin sama paket wisata yang udah kamu booking sebelum berlayar ke arah Nusa Penida.

Tapi kalau kamu nggak pilih paket wisata, kamu boleh pilih operator kapal sendiri. Hanya saja mendingan pesen kapalnya duluan secara online, bukan pesen on site di pelabuhan.

Pelabuhan Sanur

Saya milih berangkat dari Pelabuhan Sanur. Karena dari sekian pelabuhan, pelabuhan ini yang paling deket sama Bandara Ngurah Rai. (Saya memang sengaja ke Bali ini karena fokusnya mau ke Nusa Penida doang).

Pertama kali saya ke pelabuhan ini, saya kaget karena pelabuhannya nggak ada gedung terminalnya, hahahaha..

Jadi yang namanya pelabuhan itu hanya berupa satu teras panjang dengan berderet-deret meja yang dihuni oleh operator fast boat. Makanya mendingan turis kalo mau pesen boat itu per online aja, jadi nanti pas dateng ke pelabuhan, dia tinggal cari meja milik operator boat yang mau dia naikin. Kalau langsung milih di tempat, dia bisa pusing!

Di depan teras itu banyak bangku-bangku panjang buat para calon penumpang yang duduk nungguin berangkat. Nanti menjelang berangkat, akan ada petugas teriak bawa bendera bertuliskan nama operatornya, lalu penumpang yang mau naik operator itu berbaris kayak anak TK untuk naik kapal.

Pelabuhannya penuh banget. Beberapa kapal, termasuk kapal saya, nggak kebagian parkir di depan pelabuhan, sehingga terpaksa parkir di belakang suatu museum. Akibatnya, ketika mau berangkat, saya terpaksa jalan dulu sepanjang 300 meter dari pelabuhan menuju kapal, bareng-bareng sekitar 70 penumpang lain yang juga satu kapal bareng saya.

Pelabuhannya juga nggak ada dermaganya. Untuk masuk kapal, penumpang perlu masukin kaki dulu ke air laut, baru manjat naik kapal. Jadi memang kudu nyeker.

Anak saya, Fidel, perlu digendong oleh salah satu crew supaya bisa masuk kapal, karena tingginya belum 125 cm. Beberapa crew lainnya sibuk nggendong koper yang dibawa penumpang-penumpang lain. Saya lega sekali lantaran saya dan suami cuman nggendong backpack berisi perlengkapan nginep 1 malem.

Pelabuhan Matahari Terbit

Nyeberang ke Nusa Penida Bawa Mobil

Catetan: Kalo kamu mau bawa mobil nyebrang ke Nusa Penida, nyebrangnya lewat Pelabuhan Padangbai aja. Nanti pelabuhan di Nusa Penida-nya juga beda sendiri dengan pelabuhan yang melayani turis doang.

Penyeberangan ke Nusa Penida

Kapal yang saya naikin itu isinya muat 100 orang di lantai bawah, dan beberapa puluh orang di lantai atas. Formasinya di sebelah kiri untuk 3-4 orang, sedangkan di sebelah kanan untuk 3 orang doang.

Kabin penumpang ini nggak ada AC-nya, tapi jendelanya bisa dibuka. Nggak gerah juga sih.

Saya dan suami seneng banget duduk paling depan, soalnya biar bisa lihat pemandangan depan kapal. (Sepanjang kapal berlayar, penumpang nggak boleh keluar dari kabin.)

Nyeberangnya sendiri butuh waktu 40-50 menit dari Pelabuhan Sanur. Nggak bosen biarpun nih kapal nggak ada musiknya, soalnya saya bisa makan bekel nasi jinggo selama perjalanan. 

Suami saya sih tidur-tidur ayam. Sementara Fidel nggak mau tidur, karena dia sibuk shooting-shooting laut. Kebetulan memang ini pertama kalinya Fidel belajar naik kapal.

Jadwal Penyeberangan

Pada dasarnya, kapal-kapal ini rerata berangkat dua kali, yaitu pagi (sekitar jam 8.00), dan sore (sekitar jam 16.00). Bisa aja ngaret sekitar 30 menit, kalau syahbandar melihat situasi ombak kurang bagus buat keselamatan kapalnya.

Sedangkan dari Nusa Penida sendiri, kapal berangkat jam 9.30 dan jam 16.30.

Perjalanan nyeberangnya sendiri makan waktu sekitar 40-50 menit.

Situasi pelabuhan Banjar Nyuh yang menjadi tempat berlabuhnya penumpang di Nusa Penida, nggak selalu bikin rencana jadi ideal. Saya di Nusa Penida sempat mengalami dwelling time sekitar 30-45 menit, lantaran mobil yang njemput saya ternyata parkirnya jauh banget. Dan dia nggak bisa njemput saya persis di depan pelabuhan karena jalan depan pelabuhan itu macet. 

Rupa-rupanya ini kendalanya pelabuhan tingkat kecamatan yang jadi tempat wisata: Kapasitas tempat parkir pelabuhan masih kalah dengan jumlah mobil yang menjemput para turis.

Dan ini sebabnya kenapa keluarga saya milih ambil paket wisata yang pakai nginep. Karena kalau maksa keliling Nusa Penida seharian sejak pagi, nggak akan dapet ngerti semua objek wisatanya, karena akan kejar-kejaran dengan jadwal kapal sore yang berangkat balik ke Pulau Bali. Mendingan dateng pagi di Nusa Penida, pulangnya besoknya aja (bukan pulang hari itu juga). Toh, hotel di Nusa Penida juga cukup enak.

Segini deh cerita penilaian saya soal Nusa Penida setelah ngider sana selama 2 hari 1 malam. Saya suka banget sih, tapi ya belum puas.

Pinginnya, balik ke Raja Lima lagi, tapi turun buat berenang di Diamond Beach. Meskipun saya tahu bahwa naik tebing balik dari Diamond Beach menuju bukit tempat parkir itu seperti ngajak berkelahi, tapi saya ngebet pingin juga. Atau ke air terjun Peguyangan deh, atau berenang di kolam alami di Pantai Tembeling gitu, saya juga mau.

Kalau kamu gimana? Apa yang paling kamu sukain waktu kamu wisata di Nusa Penida?

Kamu mau ke Nusa Penida juga sama keluargamu? Kasih tahu artikel ini ke pasanganmu ya 🙂

25 comments

  1. Beberapa temenku baru2 ini dari sana dan mereka semua karena tipe pejalan hemat , jadi sewa motor sendiri Vic. Aku sendiri stiap ke Bali Ama suami pasti sewa motor, tapiiii kami belum pernah ke Nusa penida. Dan setelah baca ini, aku putusin ya mending sewa tur sih di sana, jadi makin banyak yg bisa dilihat. Drpd ngeraba2, apalagi pake acara susah sinyal .

    Lah selama ini kalo sewa motor kami ngandelin gmaps banget. Kalo ga ada sinyal ya repot pasti.

    Liat2 foto tebing di broken beach atau kelingking beach, aku pun ga ada niat mau turun kebawa . Mau bawa anak atau ga, udahlaaah mending nikmatin aja dari atas. Gempor dan gosong pasti kulit . Apalagi aku kan bukan tipe yg bisa berenang .

    Kalo ntr ke Bali lagi, dan niat ke Nusa penida aku udh kebayang bakal ambil paket yg agak lamaan stay nya. Semakin ke sini, udah berasa banget aku lebih suka santai dalam menikmati perjalanan. Ga mau diburu2 waktu lagi. Jadi bisa stay beberapa hari, rasanya lebih cocok utk enjoy waktu bareng keluarga juga

  2. ainun says:

    waktu kebijakan pandemi belum selonggar sekarang, temen ngajakin trip ke Nusa Penida, karena sepi banget Nusa Penida waktu itu dan rate hotel turun jauh banget. Tapi aku nya malah milih nyebrang ke Nusa Lembongan.
    Wishlist ke Nusa penida, viewnya kalau liat di internet cakepp banget. Tapi perjuangan buat turun ke pantainya untuk beberapa spot nyiksa banget. Aku cukup menikmati aja dari atas

  3. Agak ngilu ngilu takjub gitu liat pemandangannya dari atas!

    Iya aku setuju Nusa Penida banyak di tiktok atau reels dan seindah itu pemandangannya – tapi pas ada yang share HOW TO GO THERE -nya langsung nyerah! Ini kayak para pengambil sarang burung walet yang berjuang sampe titik darah pengabisan hehehhee

  4. Wah, cantik cantik fotonya mbak
    Beneran bisa mengabadikan keindahan pantai Nusa Penida
    Nusa Penida nggak hanya tentang pantai ya mbak
    Nusa Penida ini sudah masuk wish list ku
    Pengennya bisa kesini tahun depan

  5. Kalo baca dari cerita mbak Vicky udab bener si ambil paket tour. Aku juga biasanya kalo tempatnya banyak yg bisa sinelajahi dan masih meraba2 mana yg oke mending ambil paket. Kita jelas diarahkan ke tempat yg recommended tinggal duduk manis foto2 juva pasti dpt yg oke. Beberapa x ke Bali belum sempet menjelajah nusa penida sih jd aku bakal catet nih info dr mbak vixky

  6. Andri says:

    Wahh destinasi yang indah banget, rasanya pengen juga mengabadikan foto di salah satu pantai yang ada di nusa penida ini seperti Kelingking Beach. Tapi aku baru tau banget nih kalau destinasi pantai yang ada di nusa penida itu gratis yah, kirain bayar. Apalagi kalau lokasinya ini udah terkenal sampe keluar negeri dan banyak turis yang dateng. Top deh!

      1. andri says:

        Oalah gitu ya, berarti gak ada batasan waktu untuk bisa berada disana.. Tapi dengan keterbukaan itu apakah bener-bener gak ada yang jaga atau merawat lokasi disitu?

  7. Belum pernah ke Bali lagi setelah kelas inspirasi tahun 2017an kalau ga salah
    Kangen liburan ke Bali lagi deh, padahal deket sebenarnya
    Tapi kalau kesana pakai tour guide entah tujuan ke Nusa Penida atau wisata lain sepertinya bakalan seru sih
    Seperti yang Mbak Vicky katakan itu, tour guide nya bisa jadi fotografer juga nih pasti, karena mungkin udah pengalaman ya
    Trus kalo pake kendaraan pribadi tanpa tour guide knpa bisa jadi kecelakaan, mungkin karena ga paham sama medan jalanan ya mbak. Kecuali mereka warga asli sana, jadi bisa lebih hapal
    Ahh, mupeng deh ini perjalanan liburan bareng keluarganya Mbak Vicky

    1. Vicky Laurentina ( User Karma: 0 ) says:

      Hihihi.. hayu, jalan-jalan ke Bali lagi. Kalau ke Pulau Bali thok sih, nggak usah pakai tour guide pun gakpapa. Tapi kalau ke Nusa Penida, ya mesti banget itu pakai tour guide demi keselamatan diri sendiri.

      1. Bunsal says:

        Baca cerita super duper lengkap begini, saya malah auto teringat spot-spot pantai Lombok yang kombinasi dari beach dan cliff hopping.
        Manalagi foto-foto mbak Vicky sekeluarga, foto tsakep yang mancing banget buat segera ikut bikin foto tsakep yg sama.

  8. Umi laela says:

    Ya ampun, keren banget,,dalam knal, saya baru baca sekali ini, takjub mba dokter tp lihai soal dunia digital yg akrab dg gen milenial , belajar blog etc dimana mba , bagaimana?

Tinggalkan komentar